NovelToon NovelToon
Villain'S Mother Change

Villain'S Mother Change

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Tamat / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:871.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: eka zeya257

Zella, gadis bar-bar yang baru berumur 19 tahun, sekaligus pemilik sabuk hitam karate. dia terkenal di kalangan anak seusianya karena memiliki sifat ceria dan blak-blakan serta tak kenal takut.

Hingga suatu hari saat dia hendak berangkat ke tempat latihannya, dia tersandung batu dan membuat tubuhnya nyungsep ke dalam selokan dan meninggal di tempat.

Zella kira dia akan masuk ke dalam alam baka, namun takdir masih berbaik hati membiarkan dia hidup meski di tubuh orang lain.

Zella bertransmigrasi ke dalam novel yang sudah lama dia baca, dan menjadi tokoh antagonis yang selalu menyiksa anaknya.

Akankah Zella mampu mengubah sebutan 'Penjahat' pada dirinya? dan meluluhkan hati anaknya yang sudah di penuhi dendam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eka zeya257, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 32

...Aku tidak perduli berapa lama perjalanan, kalau aku sudah menginginkannya maka aku akan mendapatkannya....

...>Zella <...

...☠️☠️☠️...

Hari telah berganti menjadi malam, kini Zella berniat pergi keluar rumah. Dia sudah membuat janji dengan Ziven tadi siang, Zella merapikan pakaian yang dia kenakan saat ini. Hoodie over size berwarna putih, dia padukan dengan celana panjang berwarna hitam. Tak lupa dia memakai topi berwarna senada, setelah merasa penampilannya cukup Zella meraih ranselnya dan bergegas keluar kamar.

Ceklek.

Saat dia membuka pintu, dia langsung di sambut oleh Zion yang terlihat baru saja kembali dari Kanada. Zella mengernyit heran ketika melihat pakaian suaminya sangat berantakan, dasinya yang sudah melorot, bekas lipstik di kerah baju dan bekas kemerahan di setiap sisi leher Zion.

Melihat hal itu, Zella bergidik ngeri membayangkan betapa brutalnya permainan Silla dan Zion saat di atas ranjang.

'Dia pasti bangga nunjukin bekas cu*** dari kekasih gelapnya,' batin Zella merasa lucu.

"Kamu mau kemana jam segini, Zel?" tanya Zion memecah khayalan Zella, dia seraya mendekat ke arah sang istri.

"Bukan urusan lo,"

Zella berniat langsung pergi, tapi Zion menahan pundaknya. Zella berhenti tanpa berbalik dia berucap, nada suaranya terdengar dingin dan menusuk.

"El, kalau lo nggak bisa jadi suami yang tegas. Setidaknya lo nggak usah ganggu urusan gue, karena selama ini itu yang lo lakuin!" Zella menoleh sekilas dan kembali melanjutkan perkataannya.

"Percuma kalo lo mulai memperhatikan gue sekarang, karena Zella yang ngejar-ngejar lo sampai mirip orang gila itu udah lama mati!"

Degh.

Zion merasa batinnya berdenyut nyeri, terlebih saat Zella melepas kasar tangannya dari pundak perempuan itu. Hampa, Zion merasakan kehampaan dan juga kosong begitu melihat tubuh istrinya berlalu tanpa menoleh sedikit pun padanya.

Sudut hati Zion merasakan kehilangan yang baru pertama kali dia rasakan, entah sejak kapan Zion mulai menginginkan kembali senyum manis yang selalu di tunjukan Zella padanya dulu.

"Kenapa kamu berubah, Zel? Apa kamu sudah bosan denganku?" gumam Zion menatap sendu ke arah punggung istrinya yang kian menjauh.

...***...

Zella mengendari mobilnya menuju kediaman Ziven, sesekali perempuan itu mengumpat di sela-sela menyetir. Tanpa terasa setengah jam kemudian, dia sampai di kediaman Ziven. Dari dalam mobil dia bisa melihat Ziven sudah menyambutnya di teras, Zella keluar dari mobil dan berlari kecil menghampiri pemuda itu.

"Sory gue lama yah?" tanya Zella begitu sampai di hadapan pemuda itu.

Ziven menggeleng, "Nggak kok, ngomong-ngomong gue harus bantuin apa?"

Ziven langsung menanyakan ke intinya, karena tadi siang Zella meminta bantuannya. Dia penasaran karena sepertinya permintaan Zella bukan main-main, selang beberapa menit dugaan Ziven benar. Zella mengeluarkan amplop berwarna putih dari ranselnya, dia menyodorkan amplop tersebut.

"Tolong urus ini, gue harus ngurus yang lain. Besok gue kabarin lagi setelah semua persiapan gue selesai." Ujar Zella gamblang.

Ziven membuka amplop tersebut, begitu dia melihat isinya Ziven menunjukan raut terkejut. Dia menunjuk isi amplop itu sembari menatap Zella.

"L-lo yakin, Zel?" tanya pemuda itu tak percaya.

Zella mengangguk tegas, "Gue mau ngasih kejutan kecil-kecilan, lo bisa bantu, kan?"

"Bisa, lo terima beres aja!" sahut Ziven tersenyum hangat.

Senyum itu pun menular pada Zella, seakan pikiran mereka berdua sudah terhubung. Tanpa banyak bertanya, Ziven pun sudah paham apa tugasnya besok. Setelah mereka berbincang sebentar, Zella berpamitan pergi dari kediaman Ziven.

Mobil Zella mulai keluar dari pekarangan kediaman pemuda itu, suasana malam hari yang tenang begitu membuat pikiran perempuan tersebut menjadi lebih baik. Dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, hingga tak berselang lama dia mulai memasuki halaman kediaman Naraga.

Dia memarkirkan mobilnya di garasi, suasana mansion tampak sudah sepi. Zella mulai berjalan menuju pintu, dia memasukan kunci cadangan ke dalam lubang pintu dan mulai memutarnya. Begitu terbuka, Zella mendorong pintu itu ke dalam. Baru saja dia melangkah, tiba-tiba rasa pening menghantam kepalanya.

"Ssttt," Zella mendesis lirih.

Dia pegangan pada pintu saat rasa sakit kian menjadi, "Ck sakit banget sih," dumel Zella.

Dia memukul kasar kepalanya yang semakin terasa nyeri, alih-alih mereda rasa sakit itu justru semakin bertambah. Zella merasakan pandangannya mulai buram, sekeliling rumah itu seperti berputar-putar. Selang beberapa detik tubuh Zella jatuh terkulai di lantai yang dingin.

...***...

Alam bawah sadar Zella.

Zella membuka kedua kelopak matanya, seketika dia terperangah melihat kondisi rumah yang acak-acakan. Itu bukan rumahnya, entah siapa pemilik rumah itu namun di lihat dari besarnya rumah tersebut menggambarkan bahwa pemilik rumah itu merupakan orang kaya.

'Gue di rumah siapa nih? Kok tiba-tiba bisa di sini?' batin Zella kebingungan.

Tak berselang lama dia melihat siluet seseorang sedang berlari tergopoh-gopoh menuruni tangga, Zella memperhatikan orang tersebut terlihat beberapa luka robek di bagian lengan dan wajah orang itu.

Zella terus mengikuti arah perginya orang tersebut, tak berselang lama muncul seorang pria sambil menenteng kep*la seseorang di tangan kirinya. Sontak Zella membekap mulutnya sendiri, dia memperhatikan orang tersebut dari jauh pakaian berwarna putih yang melekat di tubuhnya sudah berganti warna menjadi warna merah.

"Astaga, ini pembantaian," gumam Zella setelah menyadari situasinya.

Di tengah keterkejutannya, tiba-tiba suasana rumah berganti menjadi hutan lebat dengan tumbuhan yang menjulang tinggi di sekeliling hutan itu. Zella celingukan mencari jalan keluar dari hutan tersebut, hingga tanpa sengaja dia melihat orang yang tadi berlari menuruni tangga juga ada di sana. Orang itu terlihat sedang melepas jaket lalu melilitkan di tubuh anak kecil yang ada di dalam gendongannya.

Zella terus memperhatikan orang itu yang nampaknya ayah dari anak kecil tersebut, Zella melihat raut wajah pria itu tersenyum hangat, dia mengecup lembut kening anak kecil itu. Zella bisa merasakan besarnya rasa sayang yang di berikan pria itu pada putrinya.

Beberapa saat kemudian, pria itu kembali menggendong putrinya menyusuri hutan. Namun pelariannya terhenti ketika seseorang yang di lihat di rumah besar tadi muncul di sana, reflek Zella berlari ke arah mereka.

"Lari, Om! Cepat!" teriak Zella.

Namun suaranya tak keluar, Zella merasa percuma berteriak dia pun berusaha meraih pergelangan tangan pria tersebut. Akan tetapi tubuhnya ternyata transparan, Zella kembali menggeleng keras.

"Ini nggak mungkin! kenapa tubuh gue transparan?"

Belum habis rasa shock yang dia rasakan, tiba-tiba dia melihat anak kecil dan ayahnya jatuh terjerembab di tanah. Zella menoleh, dia melotot saat menyadari pria itu hendak menembakan peluru pada ayah dan anak yang masih terduduk di tanah.

"Jangan," Zella menggelengkan kepalanya cepat, kedua matanya mulai mengeluarkan bulir kristal tanpa bisa dia bendung.

Zella ingin berlari dan menghentikan pria yang memegang senjata, akan tetapi tubuhnya tidak bisa di gerakan. Dia terus mencoba namun hasilnya tetap sama, Zella semakin histeris dadanya terasa sakit saat dia menyaksikan pria itu mulai menarik pelatuk pistolnya.

"Jangan, JANGAN BUNUH MEREKA!"

1
Zahra Abadi
eh g*la
Ryan Jacob
semangat Thor
hancur
Luar biasa
Cahaya Pasaribu
mau sedih tapi jadi ngakak gara gara mati di selokan 🙂‍↔️
Jessica _ ica Ica
Luar biasa
Mary Randaging
aku tidak suka dengan akhir ceritanya.knpa zela mati di tangan silla yg tidak punya kekuatan?
Zee✨: hehe mf ya, pas bikin ini lg gak mood makanya endingnya kurang memuaskan hehe
total 1 replies
kalea rizuky
males ma endingnya tau
kalea rizuky
langsung dor selesai arvie tolol/Curse//Curse/
kalea rizuky
males klo ceritanya muter
kalea rizuky
wah jalang di rebutin dih najia
kalea rizuky
halah lu aja doyan kan
kalea rizuky
wih jd suami nya selingkuh bentar kok baru kuliah umurnya brp
kalea rizuky
arzen cwek kah
Zahra Abadi: cowok kayaknya
total 1 replies
kalea rizuky
visual arsen mana
Annisa Feby
Luar biasa
Nana Nana
sungguh membagongkan mati diselokan 🫣🫣🤣🤣
Tri Haryanto
Luar biasa
Nana Niez
kl season 1 aja sdh sad ending,, mau lanjut season 2 terasa berat
Nana Niez
baru ini pemeran cewek nya kuat tapi berakhir mati,, pengaruh banget lhow Thor sm mood yg bc,, bs jdi sad seharian
Nana Niez
apa zella mati,, jdi ikut parno sblm bab akhir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!