Sebuah pernikahan yang tidak pernah di bayangkan sebelumnya oleh seorang gadis bernama Kayra.
Karna ayah Kayra terlilit hutang pada seorang rentenir, karna tidak terbayar Kayra pun menjadi taruhannya. Kayra merasa itu adalah akhir dari hidupnya.
Ternyata bukan rentenir itu yang menikahi Kaya melainkan seorang abdi negara. Kayra berpikir bahwa pernikahan itu tu tidak berarti bagi seorang abdi negara itu, ternyata abdi negara itu sangat menganggap serius perihal pernikahan nya.
Kayra mendapatkan perlakuan baik dari Abdi negara itu, tapi tidak dengan keluarga mertuanya. Kayra di buat sesakit hati mungkin dalam pernikahanmya.
"Aku akan tetap mempertahankan pernikahan ini Bu. "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32.
"Ayo ikut dengan ku ! " Ajak Raka menarik tangan Kayra.
Kayra tertarik dan mengikuti langkah Raka, " Eh .. Eh .. Eh ... Tuan, saya mau bekerja ! Lepas, " Kayra tidak mau ikut bersama Raka. Karna dia ada foto shoot hari itu.
"Kerja ... Kerja .. Kerja apa sepagi ini ! Ayo ikut dengan saya, " Ucap tegas Raka memasukan Kayra ke dalam mobilnya. " Mana kunci motor kamu. "
Raka merebut kunci itu tanpa di berikan oleh Kayra, " Ada-ada saja tingkah arogannya. Bagaimana ini ! Foto shoot memang akan di lakukan 4 jam lagi, tapi kalau aku ikut dengan Tuan Raka bagaimana aku bisa duduk santai terlebih dahulu nantinya. Pasti aku akan merasa di kejar-kejar waktu. "
"Aman, motor kamu sudah saya titipkan di pos depan kompleks. " Jelas Raka yang tidak mendapatkan respon dari Kayra.
Kayra hanya bersidekap kesal tanpa mau duduk menghadap ke arah depan. Kayra memiringkan tubuhnya menghadap ke depan pintu mobil.
"Tuan bagaimana sih, saya kan harus kerja ! Main seenaknya tarik-tarik anak orang, Untuk tidak di sangka sedang ada penculikan. " Gumam kesal Kayra masih bersidekap kesal.
"Mana mungkin menculik seseorang yang sedang menjalin hubungan. " Ujar Raka.
"Hubungan apa sih Tuan, hubungan seperti apa ! " Rengek Kayra merasa putus asa.
"Sudah Diam, hari ini saya akan apel pagi terlebih dahulu setelah itu saya akan mengantarkan kamu kerja ! " Jelas Raka.
"Hmmmm .... " Jawab Kayra.
"Ko Hmmm saja sih Sayang, romantis sedikit kan bisa. " Ujar Raka menggoda Kayra.
"Sayang ... Sayang ... Sejak kapan saya berganti nama, nama saya itu Kayra bukan Sayang. " Dengus Kayra.
"Nama kamu itu memang tidak ganti, tetap si bocah cerewet Kayra. Tapi berhubung kita mempunyai ikatan hubungan jadi saya panggil kamu Sayang, " Ujar Raka sangat suka membuat Kayra kesal. Sama halnya saat Kayra selalu suka menggoda Raka agar terlihat kesal oleh tingkahnya.
"Hubungan seperti apa ini Ya Alloh, " Rengek Kayra.
Mobil hitam milik Rak pun sudah terparkir di parkiran khusus di dalam batalyon itu, Mata Kayra seketika membulat sempurna saat melihat pemandangan yang mengagumkan berlalu lalang di depan mobil Raka.
Raka memperhatikan Kayra, " Jaga matanya, kita kan sudah memiliki hubungan ! "
"Terserah anda saja Tuan, Itu anak buah anda semua ? " Tanya Kayra merasa kagum dengan paras tampan para Taruna berseragam kan TNI-AD meskipun kulit mereka rata-rata sepekat madu namun personanya mengalahkan apapun.
Saat Raka hendak keluar, Katapun ingin ikut keluar. " Kamu mau kemana ? " Tanya Raka.
"Loh, kan anda mau keluar dari mobil. Saya juga mau ikut keluar ! " Jawab Kayra semangat.
"Ya sudah Ayo, " Ajak Raka pada Kayra.
Saat Kyra keluar bersamaan dengan Raka, Mata semua Taruna tertuju pada Kayra.
"Jangan sok anggun, ayoh cepat ! " Pekik Raka.
Kayra sesekali melirik tubuh kekar Raka, " Namanya Rezeki tidak boleh di tolak Tuan, ini tuh namanya Anugerah Tuhan yang tidak boleh di dustakan. "
"Kamu melihat saya biasa saja ! " Sambung Raka.
Kayra menahan tawanya, "Tidak ada menarik-menariknya " Ucap kecil Kayra yang dapat di dengar oleh Mayor Raka.
Mayor Raka seketika menjewer telinga Kayra, agar cepat masuk kedalam ruangannya. "Dasa bocah, kamu tidak sadar siapa saya Hah ? pake bilang saya tidak ada menarik-menariknya, kamu lupa para wanita itu selalu meneriaki nama siapa, Hah ? "
"I-iya Maaf Tuan eh Mas, saya hanya bercanda ! Lepas Mas sakit ... " Rengek Kayra yang langsung di duduk kan di sebuah kursi yang berhadapan dengan meja kerja Mayor Raka.
Ruangan kerja itu hanya di isi oleh Raka pada saat tugasnya lengang sebagai seorang Ajudan orang penting, dan hanya pada hari Senin pagi dan Jum'at sore ia selalu menyempatkan diri duduk di kursi kerjanya walaupun hanya sesaat.
"Diam di sini, saya tidak mau kamu bertingkah konyol di luar. Saya akan memimpin Apel pagi ini, tunggu saya kembali PAHAM ? " Jelas Raka.
"Hmmmm ... " Jawab singkat Kayra.
"PAHAM tidak ? " Tanya kembali Raka.
"Iyaaaaaa paham Tuan eh Masssss .... " Jawab Kayra dengan nada seperti ingin menangis.
"Bagus, Mas tugas dulu ya Sayang ! " Tiba-tiba jiwa arogan Raka berubah drastis menjadi seorang yang lembut apalagi saat mengucapkan kata sayang di iringi dengan gerakan mencium kening Kayra.
Seketika Tubuh Kayra terasa panas dingin mendapatkan prilaku lembut dari seseorang yang selalu iya anggap sebagai seseorang yang sangat menyebalkan.
Suara gemuruh dari para Taruna terdengar senada tanpa apel pagi itu di mulai, Suara keras menggema dari Mayor Raka dapat terdengar jelas oleh Kayra.
Kayra berjalan ke arah pintu keluar melihat Apel pagi yang sedang berlangsung. Tubuh Tegal dari Mayor Raka begitu membuat Kayra terpana namun iya kembali mengingat mulut pedah Ibunya yang membuat iya merasa kesal kembali.
Mayor Raka memberikan Visi dan Misi pada semua Taruna sebelum Acara apel pagi itu selesai, penghormatan kepada Komandan Batalyon nya pun di lakukan oleh Mayor Raka.
Sampai akhirnya barisan pasukan TNI-Ad itupun bubar jalan dengan teratur, Sementara Kayra yang masih terpesona dengan gagahnya para Taruna kini segera berjalan kembali dan duduk di kursi yang semula iya duduki.
Langkah sepatu Delta yang Raka kenakan terdengar dari telinga Kayra, Kayra pura-pura tidak menyadari kedatangan Mayor Raka.
"Begitu dong nurut, duduk manis ! " Ucap berat Raka, duduk seraya mengistirahatkan tubuhnya.
Raka melihat Kayra yang duduk di hadapannya, " Kamu yakin ingin bekerja dengan kondisi wajah seperti itu ? "
"Hmmmm ... Bagaimana lagi, paling nanti bisa di tutupi pake Make Up. " Jawab Kayra ringan.
"Make Up ? Dandan seperti itu lagi ? " Tanya Raka mengingat waktu Kayra pulang malam dengan riasan begitu tabal di wajahnya terkesan sangat glamor.
"Mungkin, tergantung konsepnya seperti apa ! " Jawab Kayra membuat Raka penasaran dengan pekerjaan Kayra yang sama sekali belum iya ketahui.
"Untu apa sih bekerja sebegitu kerasnya, kam sudah bekerja sebagai fotografer. " Ucap Raka merasa simpatik pada Kayra yang bekerja begitu gigihnya.
"Saya bukan anda Tuan eh Mas maksudnya, saya butuh dana untuk membayar uang semesteran terakhir saya, belum lagi Skripsi. Dan sayapun masih ada keluarga di kampung, ya masih ada untungnya lah beban saya berkurang saat tinggal di rumah anda. Jadi saya tidak perlu membayar Kost. " Jawab Kayra namun pandangannya masih fokus pada layar Ponselnya.
"Memang layar ponsel kamu itu lebih menariknya di banding melihat wajah saya ? " Pekik Raka.
"Hmmm ... Hehe, Maaf ! Anda, eh Mas sudah selesai kah ? Saya harus bersiap untuk bekerja, " Kayra berusaha melembutkan suaranya dan bersikap manis pada Raka
"Jangan Sok Manis ! Ayo .. Saya antarkan kamu kerja, " Jawab Raka.
Kayra menarik tangan Raka, " Tapi Mas, saya bisa pergi sendiri Kok. Mas kan harus bertugas setelah ini, "
Raka melihat tangan Kayra menyentuh tangannya dengan lembut, Lalu Raka tersenyum.
"Eh jangan Geer, tidak ada maksud apa-apa Kok. " Jelas Kayra melepaskan pegangan tangannya.
"Ada maksud juga tidak apa-apa Kok, kita kan sudah memiliki hubungan. " Jawab Raka.
Kayra menggaruk kepalanya yang tidak Gatal itu, "Hubungan lagi .. Hubungan lagi. "