Jodoh Abdi Negara
"Saya mau menikahi kamu. "
Ucapan itu terlontar dari mulut seorang abdi negara bernama Raka, Raka berusia 35 tahun saat ini.
Di usianya yang sekarang Raka sudah memiliki pangkat Mayor Infanteri yang betugas sebagai seorang Ajudan orang penting di Ibu kota.
Pengkhianatan sudah berhasil membuat diri kesatria Raka mundur dari pertarungan percintaannya.
Maka dari itu Mayor Raka memilih untuk fokus pada karir kemiliterannya.
Raka memiliki usaha sebuah bengkel di kota bandung yang di kelola oleh kerabat dekatnya, sehingga ia selalu menyempatkan waktu untuk berkunjung ke kota kembang itu saat hari weekend nya.
Tepat di belakang bangunan yang di tempati Raka untuk usaha bengkelnya, terlihat ada sebuah rumah kecil yang teramat sederhana.
Rumah itu milik dari seorang Kakek tua bernama Kakek Rusman.
"Biar kakek saja neng, kamu pulang saja. " perintah seorang Kakek tua yang sudah mulai renta kepada cucu perempuannya bernama Kayra.
"Biar Kayra saja Kek, Kakek diam saja. " Satu karung rumput pun berhasil ia taruh di punggungnya di bantu kain panjang untuk ia tali kan ke bagian tubuh depannya.
Seorang Wanita muda berusia 24 tahun tanpa rasa malu membantu Kakeknya mencari rumput untuk makanan kambing yang di pelihara oleh Kakeknya.
Gadis bernama Kayra itu kini sedang berkuliah di salah satu universitas di kota bandung.
Walaupun dia seorang Mahasiswi ia selalu mengabdikan separuh tenaganya untuk membantu sang Kakek.
Seorang Kakek bernama Rusman menggelengkan kepalanya, ia pun kembali mengait rumput dengan parangnya lalu ia masukan kembali ke karung yang masih kosong.
Kegiatan Kayra setiap harinya sangat padat, Kayra berkuliah lalu mengambil kesempatan bekerja di sebuah cafe yang cukup ternama di kota kembang itu.
Sepulangnya kuliah dia langsung bekerja di cafe itu, walaupun hanya sebagai waitress.
Beruntunglah Kayra di biaya oleh program beasiswa selama berkuliah, sehingga hasil dari kerjanya itu biasa ia pakai untuk keperluannya sehari-hari dan juga keperluannya yang lain.
Hari itu Kayra off dari tugasnya sebagai seorang waitress, sehingga sepulangnya dari kampus ia bisa membantu kakeknya mencari rumput untuk kambing keke nya itu.
Walaupun berada di kota bandung namun kediaman rumah kakeknya berada di sebuah desa yang jauh dari pusat kota.
Kayra melihat keringat sang Kakek mengucur deras saat tiba di sebuah kandang kambing yang tidak besar itu.
Kayra dan Kakek nya duduk di sebuh kursi rotan yang ada di sekitaran kandang itu.
"Kek sudah lah, kita suruh orang lain saja untuk mencari rumput. "usul Kayra karna tak tega melihat Kakeknya harus terus mencari rumput.
Dengan senyuman keriput di wajahnya Kakek Rusman menepuk kecil pundak cucu nya.
"Kakek masih kuat ko Neng, jangan pikirkan Kakek pikirkan saja kuliah mu. Sebentar lagi kan kamu ada tugas akhir semester Neng. " Jawab Kekek Rusman.
"Kakek itu sudah tua, sebaiknya Kakek beristirahat tidak usah cari rumput untuk kambing lagi, lagian berikan saja kambing-kambing ini pada pemiliknya. kakek jangan lagi urus kambing, soal makan sehari-hari biar Kayra yang urus. " Tutur Kayra merasa sungguh-sungguh dalam berbicara.
Gelak tawa dari mulut Kakek Rusman terdengar, giginya yang sudah tinggal berapa itu sampai terlihat oleh Kayra.
"Loh ... Kok kakek tertawa sih ? Aku serius Kek. "
Kakek rusman menggelengkan kembali kepalanya. " Neng kamu itu memang sudah dewasa sekarang, bukan lagi cucu Kakek yang dulu sering nangis hanya karna ingin membeli satu buah eskrim. Kamu sekarang sudah bisa menghasilkan uang sendiri. Tapi Kakek tidak mau merepotkan kamu neng, selama kakek bisa kakek akan terus berusaha. Jangan khawatir Kakek akan baik-baik saja. " Jelas Kakek Rusman.
Kayra berdecak kesal, " selalu saja seperti itu. Ya sudah ayo kita pulang. Hari sudah mulai sore Kek. "
"Ya ... Ayo kita pulang. "
Kakek Rusman pun mengunci kandang kambing itu, jarak kandang kambing dan rumahnya itu tidak begitu jauh hanya beberapa meter saja. Sehingga dari depan rumah saja kandang itu bisa terlihat.
Seorang Kakek dan cucu kini sedang berjalan beriringan. Sapaan " Neng " adalah sapaan kesayangan Kakek Rusman untuk Kayra.
"Neng kamu gak malu, pake baju kaya gitu terus sepatu boots kaya petani saja kamu itu. " Goda Kakek Rusman.
"Kenapa harus malu Kek, kan Kayra datang ke kebun untuk mencari rumput. " Jawab ringan Kayra.
Sesampainya di persimpangan jalan, Kayra dan Kakek Rusman harus lebih dulu melewati sebuah bangunan luas yang di pakai untuk bengkel menuju rumahnya.
Rumah Kakek Rusman tepat berada di belakang bangunan bengkel itu.
Semua mata pekerja bengkel itu tertuju pada Kakek Rusman terlebih pada sosok gadis yang ada di samping Kakek Rusman.
Kakek Rusman dengan sopan menyapa para pekerja bengkel itu, bengkel itu sangat ramai oleh pengunjung.
"Cantik ya anak Kakek Rusman itu. Jarang loh wanita jaman sekarang masih mau turun tangan ke kebun apalagi ini untuk mencari rumput. " Ucap salah satu pegawai bengkel yang melihat Kayra.
Seorang laki-laki tampan berpostur tubuh tegap berisi yang baru saja sampai di bengkel itu menoleh kepada sosok yang di bicarakan oleh pekerjanya, namun sosok itu sudah tidak terlihat lagi.
"Wah ... wah ... Pak, selamat datang Pak. " Sapa pekerja yang melihat Sosok tampan dan gagah datang.
Raka menyalami semua para pekerja sebelum ia memasuki kantor dimana semua audit bengkel itu di kerjakan di sana.
"Bang .... " Sapa hangat Rian, Anak dari kakak Raka yang di percayakan memegang kendali bengkel itu.
Pelukan hangat pun tercurah saat itu.
"Semakin ramai Yan, " ucap Raka menepuk bangga pundak Rian yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri.
"Alhamdulillah Bang, berkat Ibu dan abang juga. " Jawab Rian.
Raka duduk di sofa kantor itu, melihat semua laporan yang sudah di siapkan oleh Rian.
"Abang sendiri ? " Tanya Rian.
Raka hanya menganggukkan kepalanya. " Memang biasanya Abang datang dengan siapa ? "
"Ya kali sama calon Abang, " celetuk Rian memang selalu menggoda Raka.
Raka pun menjitak kecil kepala Rian, mereka pun tertawa bersama.
"Kopi Bang ? " Rian menawarkannya pada Raka.
"Teh hangat saja Yan, kayanya cocok dingin-dingin seperti ini. "
"Baiklah. " Jawab Rian.
Raka pun menyimpan laporan itu, ia berdiri dan berjalan menuju balkon kantor itu.
Jika berada di balkon itu pemandangan sekitar sangat terlihat jelas. Hamparan sawah dan kebun yang masih asri terlihat di sana.
Mata Raka seketika terkunci dengan sosok wanita yang masih mengenakan pakaian bertaninya yang kini sedang asyik membereskan pekarangan rumahnya.
Raka tidak merasa terganggu dengan keberadaan rumah itu, karna memang tanah yang ia pakai untuk bangunan ini ia beli dari Kakek Rusman.
"Rajin sekali Ibu itu. " Tutur Raka beranggapan bahwa wanita itu seorang Ibu-ibu.
"Ini Bang teh nya. " Suara Rian tiba-tiba datang dan langsung membuyarkan lamunan Raka.
"Cantik ya Bang ? " Ucap Rian yakin bahwa Raka sedang memperhatikan cucuk Kakek Rusman.
"Dasar bocah, " umpat Raka beranggapan bahwa Adiknya itu selalu saja seenaknya kalau berbicara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Rini Lestari
jd inget mayor Tedy..ajudan Bapak
2024-06-01
0
Rini Lestari
jd inget mayor tedy..ajudan Bapak
2024-06-01
0
aca
jd inget mayor teddy ajudan pak wowo/Facepalm/
2024-05-21
0