Namanya adalah Ryan Clifford. Dia adalah seorang Pangeran yang akan mewarisi tahta kerajaan Utara. Wajahnya tampan, polos dan sangat sederhana. namun, siapa sangka dibalik kepolosannya itu, tersembunyi kekuatan yang maha dahsyat. dia terlahir membawa takdirnya sendiri. ayahnya yang seorang Raja telah menorehkan sejarahnya sendiri. oleh karena itu, dia juga ingin mencatat sejarahnya sendiri.
walaupun seorang pangeran, tidak sekalipun dia memamerkan identitasnya. dan perjalanannya yang seru di mulai disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edane Sintink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
...Bab 20...
Ryan tetap berdiri tanpa bergerak walaupun saat ini ruangan tersebut telah dimasuki oleh beberapa orang pengawal. Akan tetapi tentu berbeda dengan Violet. Segalak apapun dirinya tadi, dia tetaplah seorang wanita yang tidak pernah menghadapi moment seperti ini dimana dia dan Ryan dikepung oleh sepuluh orang lelaki berbadan tegap dan sangat mengintimidasi.
Tubuh Violet langsung mengecil dan bersembunyi di bawah ketiak Ryan. Sekujur tubuhnya menggigil ketakutan.
"Ha, apakah singa betina yang pemarah mendadak ompong?" Ejek Ryan sambil mengangkat tangannya untuk membiarkan Violet bersembunyi di bawah ketiaknya. Untung ketiak itu aromanya tidak sangit. Jika sangit, kemungkinan Violet akan pingsan bukan karena ketakutan, tapi pingsan karena bau ketiak. Kalau itu terjadi, tentunya tidak lucu.
"Ryan. Bagaimana ini?" Tanya Violet. Tubuhnya masih terus menggigil.
"Tuan Welber. Saya rasa ini sudah cukup. Anda telah membuat pacar bohongan ku menjadi ketakutan. Apa kau sanggup menerima konsekuensinya?" Tanya Ryan masih dengan sikap acuh. Dia sama sekali tidak melirik ke arah sepuluh orang berbadan tegap itu.
"Kurang ajar. Sudah seperti ini, kau masih berlagak seperti jagoan," bentak Tuan Welber.
Ryan menggelengkan kepalanya lalu berkata. "Ini kesempatan terakhir mu. Jika tidak, akan terlambat untuk menyesal,"
"Nak. Kau terlalu banyak bicara," kata Tuan Welber yang sudah hilang kesabaran. Kemudian dia melambaikan tangannya memberi perintah kepada bawahannya untuk segera meringkus Ryan.
"Ryan, aku takut," Violet semakin ketakutan. Dia dapat membayangkan bahwa nasibnya pasti akan buruk. Terutama Ryan, dia menyesal karena telah menyeret pemuda ini ke dalam masalahnya.
"Tidak apa-apa," ujar Ryan. Dia malah semakin mempererat pelukannya membuat Violet semakin terjepit di bawah ketiaknya. Postur ini sungguh aneh. Siapa yang menyangka bahwa bunga kampus yang dingin ternyata benar-benar kedinginan dan mencari kehangatan dibawah ketika orang lain.
Sementara itu, salah satu pengawal berbadan besar segera maju. Dalam hati dia berpikir bahwa tuan Welber terlalu berlebihan. Dia terlalu memandang tinggi terhadap anak ingusan yang ada di hadapannya itu. Karena, untuk anak bau kencur ini, sebelah tangan pun dia sanggup melumpuhkannya. Namun yang tidak pernah terlintas dalam benaknya adalah, ketika dia melangkah maju, dia sudah dikirim terbang oleh Ryan sampai membentur dinding membuat beberapa bingkai foto yang tergantung di dinding menjadi pecah dan menimpa kepalanya.
"Eh, kuat juga kau?!" Kata pengawal yang lain ketika melihat rekannya dikirim terbang oleh Ryan.
"Hemat waktuku. Maju lah kalian sekaligus!" Kata Ryan, dia menggamit dengan jari kelingking membuat sembilan orang yang tersisa merasa terhina.
"Nak. Mati kau," kata mereka lalu segera menyerbu dengan tongkat listrik di tangan mereka.
Plak plak plak...
"Aduh,"
"Wadau...,"
"Uhuk...,"
Tiga tamparan, tiga keluhan disusul tiga sosok tumbang terhempas dengan wajah bengkak. Dan waktunya tidak sampai sepuluh detik. Kecepatan sialan seperti apa itu?
"Aku sudah bilang. Jangan membuang waktu ku,"
Selesai berucap, Ryan melepaskan tubuh Violet lalu mendudukkannya di atas kursi. Setelah itu, seperti bayangan, tubuhnya melesat menyapu semua orang yang masih berdiri bengong. dan ketika mereka menyadari, mereka sudah dibikin setengah pingsan oleh Ryan.
Setelah selesai menghajar ke sepuluh orang itu dan memperlakukan mereka bagaikan samsak, Ryan pun menoleh ke arah Tuan Welber yang tampak ketakutan dan bersembunyi di balik meja. Hilang sudah sikap sombongnya tadi.
"Kau, kemari!" Ryan menunjuk ke arah Tuan Welber. Akan tetapi, ketika melihat Tuan Welber masih tidak bergerak, Ryan segera membentak dan mengirim gelombang suara yang khusus ditujukan kepada Tuan Welber.
"Kemariii!"
Bentakan itu terlalu dahsyat untuk ditanggung oleh orang biasa seperti Tuan Welber. Karena, ketika itu lobang telinganya tampak mengucurkan darah.
Tuan Welber menghampiri Ryan dengan cara merangkak.
"Tuan muda. Ampuni saya. Saya akan membayar. Akan melunasi hutang," katanya sambil berlutut.
"Apakah sekarang bisa sesederhana itu?"
"A., apa.., apa maksud anda?" Tanya Tuan Welber semakin ketakutan.
"Copot sepatuku sekarang!" Pinta Ryan. Kemudian dia duduk di kursi dan mengulurkan sebelah kakinya. Sejak tadi dia sudah berjanji dalam hatinya untuk membiarkan badak tua ini merasakan betapa kerasnya telapak sepatunya.
Tidak punya pilihan, dan Tuan Welber juga tidak mengetahui apa maksud anak muda ini menyuruhnya untuk mencopot sebelah sepatunya. Tapi dia tidak punya pilihan selain menurut.
"Sudah!" Katanya sembari menyerahkan sebelah sepatu bagian kaki kanan itu.
Ryan mengambil sepatunya lalu...,
Plak..!
"Ingin tidur dengan pacar bohongan ku?"
Plak..!
"Menyuruh para pengawal mu untuk mencelakai kami,"
Plak..!
"Tidak punya niat untuk membayar hutang?!"
Plak..!
"Kulit badak mu terlalu tebal. Sudah tua tapi tak punya rasa malu,"
Plak plak plak plak...!
Satu persatu suara renyah bergema di dalam ruangan kerja milik Tuan Welber. Dan itu adalah suara telapak sepatu Ryan yang dipukulkan ke kepala dan wajah Tuan Welber.
Sekali lagi, rasa hormat baginya adalah kepada orang yang berhak untuk dihormati. Badak tua seperti Tuan Welber ini sama sekali tidak berhak atas rasa hormat darinya.
Sesaat wajah Tuan Welber berubah seperti habis dikeroyok tawon satu sarang. Bahkan Violet yang tadi ketakutan sekarang malah sekuat tenaga menahan agar tawanya tidak meledak. Pemuda dihadapannya itu ternyata sangat mampu. Malah kini Violet ingin menjadi pacar sungguhan oleh pemuda ini. Wanita cantik akan menyukai peria yang kuat. Apa lagi peria kuat itu sangat tampan. Bagaikan pangeran yang turun dari kuda tunggangan. Sangat keren.
"Tolong berhenti. Saya akan menyetujui apapun persyaratan dari anda," kata Tuan Welber sambil menangis. Dia takut dipukuli lagi dengan sepatu. Jika Ryan sampai memukuli kepalanya lagi, dia khawatir akan mengalami geger otak.
"Yang pertama, bayar hutang mu secara penuh. Masalah bunganya, itu urusan mu!"
"Akan saya lakukan!" Katanya. Kemudian dia mengeluarkan cek lalu menulis jumlah tiga puluh juta Dollar diatasnya. Menandatangani lalu menyerahkannya kepada Violet.
Tentu saja Violet merasa senang ketika menerima pembayaran yang disertai dengan riba tersebut (tidak berlaku bagi penganut agama yang mengharamkan riba) dengan tangan gemetar, dia menerima cek itu lalu memasukkannya ke dalam tas nya.
"Syarat kedua, kau harus mengganti rugi kerusakan mental pada pacar bohongan ku. Kompensasinya adalah seratus juta,"
"Ini..," paru-paru Tuan Welber nyaris meledak. Seratus juta bukan apa-apa. Tapi tanpa makan dan minum, tiba-tiba seratus juta Dollar hilang, tentunya siapapun tidak akan merasa nyaman dengan keadaan seperti itu.
"Kenapa? Kalau begitu, kita tukar saja seratus juta itu dengan seratus kali tamparan dengan sepatu ku?"
"Tidak tidak tidak. Saya bayar. Saya bayar!" Katanya. Kemudian dia kembali menuliskan sederet angka pada kertas cek kemudian dengan hormat menyerahkan kepada Ryan.
"Syarat ketiga adalah, kau harus memasok kebutuhan farmasi mu dari Salazar Family senilai seratus juta. Barang akan segera dikirim dan kau harus membayar penuh uang nya di muka!"
"Saya juga menyetujuinya," kata Tuan Welber kemudian meminta kepada sekretarisnya untuk mempersiapkan kontrak.
"Ha? Semudah itu. Apakah terlalu sedikit? Kalau begitu, naikkan saja menjadi tiga ratus juta!"
Mendengar ini, Violet nyaris tersedak. Bagaimanapun, mendapatkan pembayaran saja dia sudah sangat bersyukur. Apa lagi dia mendapatkan kontrak pembelian senilai seratus juta. Ini sama saja seperti mimpi baginya. Malah pembayaran di depan lagi. Tapi Ryan malah ingin menaikkan menjadi tiga ratus juta. Itu yang membuatnya mendadak ingin tersedak. Apakah Ryan tidak mengerti nilai uang tiga ratus juta? Bukankah itu sangat banyak.
Sebaliknya Tuan Welber langsung muntah darah mendengar nilai yang diinginkan oleh Ryan.
"Tuan muda. Saat ini perusahaan hanya memiliki dua ratus juta, sebagai dana kas. Jika anda mengizinkan perusahaan untuk menunggak sebanyak seratus juta, maka saya akan menyetujuinya,"
"Bagaimana kalau kau lari. Tidak apa-apa dua ratus juta. Kau tinggal memberikan jenis obat yang ingin kau beli. Dan staf penjualan kami akan mengirimkan barang tersebut sebelum pukul sepuluh besok,"
Tuan Welber memikirkan bahwa kesepakatan ini sebenarnya tidak rugi. Dia jelas mengetahui bahwa kualitas obat yang diproduksi oleh perusahaan Salazar juga bermutu tinggi. Hanya karena niatnya yang buruk untuk tidak membayar hutang makanya kerjasama mereka terhenti. Jika tidak, mungkin dia hanya akan mengambil pesanan jangka panjang ke perusahaan Salazar Family.
"Baik," katanya. Kemudian dia segera menandatangani kontrak dan menyerahkannya kepada Violet untuk juga membubuhkan tanda tangannya juga.
"Selesai!" Ujar Ryan sambil tersenyum manis. Kemudian dia meletakkan telapak tangannya di atas kepala Tuan Welber.
Awalnya tuan Welber ketakutan. Akan tetapi ketika dia merasakan hawa dingin merayap di seluruh bekas luka pada kepalanya dan merasakan sensasi nyaman, dia membiarkan saja.
Setelah dua menit, keajaiban pun terjadi. Semua yang benjol pada wajahnya menghilang seketika dan wajahnya kini persis seperti biasanya, seperti tidak pernah mengalami pemukulan seperti sebelumnya.
"Lain kali, lihat siapa yang ingin kau tindas. Jika terjadi lagi, aku akan mewakili malaikat maut untuk mencabut nyawamu!"
Ryan mengambil dua lembar cek di atas meja. Kemudian dengan cuek dia menyerahkannya kepada Violet sambil berkata. "ini untuk kompensasi atas kerugian mu. Uang ini milik mu pribadi. Yang ini adalah pembayaran untuk produk Salazar. Dengan ini, kedudukan mu di bagian departemen penjualan akan kokoh," katanya.
Tiga ratus juta dianggap sampah oleh Ryan, yang benar saja. Ini membuat Violet menatapnya dengan tatapan berbeda. Jika seratus juta pada cek tersebut dia ambil sendiri untuknya, Violet juga tidak akan keberatan. Tapi Ryan menanggapi cek seratus juta Dollar itu dengan sangat sepele. Ini membuat Violet harus merubah penilaiannya. Apakah dia telah mendapatkan rejeki nomplok?
"Malah bengong. Pulang!" Ajak Ryan sambil menjentikkan jarinya ke jidat Violet.
"Eh.., iya!" Violet tergagap kemudian menggenggam tangan Ryan lalu seperti anak kecil, dia mengikuti Ryan dari belakang.
Begitu Ryan meninggalkan ruangannya, Tuan Welber segera melihat wajahnya pada cermin. Lalu dia terkejut melihat wajahnya sudah sembuh. Dia kemudian berlutut sambil berjanji bahwa dirinya tidak akan pernah lagi memprovokasi nenek moyang itu dengan cara apapun.
padahal ceritanya Sangat Bagus
kereen banget .
lope lope utk mu Thor..
suka banget dgn sifat Ryan..