Nadia, memergoki sang suami sedang bercinta dengan sekretarisnya sendiri, di ruangan khusus kantor pria itu.
Nadia, yang ingin memberi kabar kehamilannya kepada Dygta, justru di kejutkan dengan kenyataan yang menghancurkan hatinya berkeping-keping.
Nadia berlari tanpa memperdulikan klakson kendaraan, hingga sebuah sedan menabraknya.
Nadia terbangun di rumah sakit dan kehilangan janinnya.
Buruknya lagi, Dygta langsung menceraikannya saat itu juga.
Merasa tak ada pegangan dan kalut, Nadia mencoba bunuh diri dengan melompat dari jembatan layang.
Beruntung, seorang pria pemilik perusahaan yang juga seorang ketua mafia menyelamatkannya.
"Hargai hidupmu. Hiduplah untuk membalas mereka yang telah menyakitimu!" ucap Leonardo De Xarberg.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab#10. KIYD.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Red yang sejak tadi melihat dari kejauhan. Ia sengaja melakukan hal itu karena tidak ingin ikut campur akan masalah yang berasal dari orang-orang di masa lalu Nadia.
"Aku baik, Red," jawab Nadia. Sembari memilih sepatu high hells yang berjejer cantik di dalam etalase. "Sebaiknya aku ambil sepatu yang ini saja," ucap Nadia.
Red mengangguk dan mengarahkan kameranya secara diam-diam.
Red, sedang mengambil beberapa gambar yang akan ia laporkan pada tuannya, Leonardo De Xarberg.
Karena pria itu yang telah memberi perintah padanya untuk melaporkan semua yang Nadia lakukan.
"Kenapa bos memerintahkan aku untuk mendokumentasikan setiap kegiatan wanita itu? Apa bos terobsesi pada wanita yang pernah ingin bunuh diri ini?" batin Red, yang mana pikirannya mulai dihantui kecurigaan.
"Boleh saya tau siapa orang-orang tadi? Dan kenapa kamu sangat marah?" tanya Red mulai mengulik.
"Pria itu, mantan suami saya dan wanita yang ada di sebelahnya adalah pelakor busuk!" tukas Nadia geram. Rasanya belum puas meskipun ia telah memberi tamparan keras pada Clara.
Sebab, wanita itu telah merenggut kebahagiaannya. Seharusnya, dia juga membenci Dygta dengan kadar yang sama. Karena kesalahan itu tak sepenuh berasal dari Clara, jika aja Dygta tidak sengaja memanfaatkan sekretarisnya yang cantik kala itu.
"Kemajuanmu sangat pesat. Tak percuma aku mengajarimu beberapa teknik dasar beladiri. Teruslah berlatih, agar kau semakin kuat dan tidak ada lagi alasan mereka untuk memandang dirimu lemah," ucap Red dengan senyum tipis sekilas di wajahnya.
"Terimakasih Red. Ajarkan aku cara menggunakan senjata api. Siapa tau aku membutuhkan keahlian itu," pinta Nadia yang mana langsung membuat Red membulatkan kedua matanya.
Akan tetapi, wanita itu mampu mengubah ekspresinya secepat mungkin hingga Nadia tidak menyadari perubahannya tadi.
"Semua ada waktunya, tidak perlu terburu-buru," jawab Red.
Nadia mengangguk sekilas pikirannya menerawang jauh. "Liat saja besok, Dygta. Aku akan membuatmu tercengang setengah mati," batin Nadia.
Leo yang tengah memperhatikan beberapa tangkapan gambar yang tengah di laporkan oleh, Red. Nampak menyunggingkan senyumnya hingga naik ke atas menyentuh sebelah telinganya.
"Kau benar-benar akan hancur kali ini, Dygta. Kau akan merasakan apa yang dulu ku rasakan," gumam Leo.
Entah kenapa, laki-laki payah seperti dia justru berhasil memikat wanita-wanita secantik mereka. Apa mungkin, karena baginya mereka wanita tidak berotak?" monolog Leo lagi seorang diri.
Beberapa hari kemudian.
Dygta dan John telah sampai di gedung LEON CARGO. Asisten Leo yang bernama Black dan Blue menyambut lobi. Mereka pun saling menyapa dan memberi hormat.
Black mengarahkan Dygta untuk segera menuju ruangan rapat presdir, di mana di sana Leo telah siap dengan aksi penyambutan spektakulernya.
"Selamat pagi, Tuan Leonardo De Xarberg yang terhormat. Tak saya sangka ternyata anda begitu perhatian," Dygta menyapa dengan ramah dan mulut manisnya.
Dygta gegas menjabat tangan pria gagah sang pemilik perusahaan. Pria dingin yang terkenal irit bicara yang terpaksa di pilihnya sebagai dewa penyelamat perusahaannya.
"Selamat pagi, silakan duduk." Leo menerima uluran tangan Dygta dan kembali duduk tanpa membalas basa-basi pria itu.
Leo memberi kode pada Black agar menyiapkan berkas-berkas perjanjian kedua perusahaan.
Sedangkan Blue alias Gerry, asisten Leo dengan rambut klimis dan kumis tipis itu bertugas untuk memanggil Nadia.
"Tuan Dygta, pemimpin kami tidak ingin membuang waktunya yang berharga. Karena tim kami telah mempelajari proposal yang di kirim melalui email, maka LEON CARGO memutuskan akan menanamkan investasi sebesar 40%." Black langsung menyerahkan surat perjanjian pada asisten John.
"Baiklah, Tuan Leo. Waktu sangatlah berarti dan begitu mahal bagi pengusaha hebat seperti anda. Saya cukup tau diri untuk tidak berlama-lama dengan pertemuan ini," ucap Dygta mulai mengeluarkan jurus menjilat sang dewa penolong.
Leo yang telah mengetahui bagaimana sifat asli serta bagaimana sepak terjang seorang Dygta, sebagai salah satu pengusaha ambisius dan licik. Hanya, mampu mendengus kecil sebab merasa begitu muak.
" Sebagai perwakilan dari perusahaan LEON CARGO, maka kami mengutus Nona Nadia yang akan menjabat sebagai salah satu pemegang saham terbesar di perusahaan anda." Setelah menjelaskan secara singkat, Black kemudian mengarahkan proyektor pada layar putih yang tepat berada dibelakang Leo.
"Nadia? Huh, sudah pasti dia sosok Nadia yang berbeda. Ah, aku terlalu terobsesi pada wanita itu hingga selalu mengkaitkannya pada siapapun," batin Dygta.
"Inilah dia profil Nona Nadia yang di tunjuk sebagai perwakilan dari LEON CARGO. Dimana wanita ini tidak lain dan tidak bukan adalah calon istri dari Tuan Leonardo De Xarberg. Pemimpin kita," jelas Black seraya terus memutar film sehingga layar menampilkan gambar demi gambar seorang wanita cantik yang anggun dan elegan.
Di mana di sana Nadia tengah melakukan presentasi ketika masih bekerja sebagai sekretaris Leo di perusahaan ini. Bagaimana ketika Nadia memimpin rapat di divisi yang berisikan anggota dewan yang rata-rata adalah lelaki.
Juga kebersamaannya akhir-akhir ini dengan sang pemimpin perusahaan.
Gambar yang terakhir tentu saja baru diambil beberapa waktu lalu. Sungguh settingan dan editing yang luar biasa, untuk urusan ini Black dan Blue memang pakarnya.
Keduanya adalah ahli IT juga yang cukup diandalkan oleh Leo. Akan tetapi, pria itu sengaja membuat kamuflase dengan menjadikan mereka hanya kaki tangannya saja.
"Lumayan juga, beberapa gambar yang sengaja di setting ini," batin Black.
Meskipun, pria itu belum paham persis apa yang sedang di rencanakan oleh sang bos sebenarnya.
Sebagian kecil, Black paham bagaimana dendam Leo terhadap Dygta.
Beberapa orang di ruangan itu saling berbisik, mereka kagum akan kecerdasan serta kecantikan wanita di dalam layar itu.
Sedangkan sepasang mata di ujung meja sana, hampir saja meloncat keluar dari cangkangnya.
Siapa lagi kalau bukan Dygta Rajasa.
Mantan suami Nadia Elvina.
Wanita yang akan menjadi pemilik saham perusahannya sebesar empat puluh persen.
"Apa-apaan ini! Apakah semua ini lelucon? D–dia tidak mungkin ...." Dygta sontak merasakan dingin pada tengkuknya, tubuhnya mendadak panas dingin. Pria itu seperti baru saja melihat hantu.
Tiba-tiba.
Tuk. Tuk. Tuk.
Langkah anggun dari sepasang kaki jenjang memasuki ruangan yang di dominasi oleh beberapa pria.
"Selamat pagi semuanya!" Nadia menyapa serta memberi senyum kepada seluruh orang yang hadir termasuk pada Dygta, namun ia hanya melihat sekilas dan tampak biasa saja.
Pada saat ini, Dygta seakan tersedot kedalam lubang bumi yang dalam. Sendinya pun lemas tak bertenaga seketika.
"Takdir apakah ini, apa dunia tengah mempermainkan ku!" jerit Dygta tentu hanya bisa di dalam hatinya saja.
Karena dirinya telah menandatangani berkas perjanjian itu sebelum rapat ini. Sehingga, pertemuan ini hanyalah sebatas legalitas saja.
Kini kertas-kertas itu telah berpindah ke tangan ramping berjari lentik, siapa lagi pemiliknya kalau bukan Nadia Elvina si mantan istri dari presdir Rajasa Corporindo.
Karena dirinya dulu tidak pernah di perkenalkan di publik oleh Dygta, sehingga dunia luar tidak ada yang tau siapa dirinya pada saat itu.
Nadia yang kini duduk di sebelah Leo pun mulai memainkan perannya. Nadia pada akhirnya sepakat untuk menerima tawaran dari Leo.
Mereka bukan hanya akan merekayasa pernikahan tersebut tetapi, keduanya pun akan berakting menebar kemesraan mereka di hadapan dewan direksi terutama Dygta Rajasa.
"Maaf, By, jika aku sedikit terlambat," ucap Nadia seraya menatap hangat sambil mengecup pipi pria itu singkat. Sementara itu Leo langsung mengelus punggung tangan Nadia lembut dengan senyum yang hampir membuat jantung Nadia copot.
"Kenapa senyumnya terlihat natural dan, membuatnya ... tampan," batin Nadia.
Pemandangan itu tentunya tak lepas dari perhatian Dygta.
Sontak pria itu pun merasa dadanya panas seperti terbakar entah oleh api apa.
"SIAL!! Ini adalah nasib tergila! Bagaimana bisa dia yang memiliki saham di--"
"Argh ...! Apa yang harus ku katakan pada ibu?" batin Dygta risau.
Tenggorokannya bahkan tercekat, sehingga membuatnya tak mampu berbicara.
Bersambung.
wc umum.
pas lah pasangan SM penjahat kelamin