"Andai aku mempunyai kesempatan kedua, aku ingin menjadi orang baik. Aku ingin meminta maaf, dan aku ingin melindungi Vittoria," batin Paolo sebelum jantungnya berhenti berdetak.
Paolo Sorgia adalah ketua mafia yang paling ditakuti di Italia. Diakhir hidupnya dia memohon pengampunan kepada Tuhan agar diberikan kesempatan hidup lagi untuk memperbaiki semua kesalahannya. Siapa sangka permohonannya terkabul, namun dia bertransmigrasi ke tubuh pemuda gendut.
"Kenapa tubuhku penuh lemak? Dimana perut sixpack-ku?" Paolo meraba perutnya yang dipenuhi lemak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. CUP!
"Ada apa?"
Suara Vitt menyadarkan Paolo yang sedang sibuk dengan segala pemikirannya. Vitt menggoyangkan telapak tangannya di depan wajah pria tersebut.
Paolo menggelengkan kepala beberapa kali, sambil mengalihkan pandangan, "Ah, maaf." Paolo berkata dengan nada terbata-bata.
"Kau baik-baik saja?" tanya Vitt.
"Emh ... yeah ... hanya saja kepalaku mendadak pusing," bohong Paolo.
"Apa kau sakit?" Vitt menyentuh kening pria tersebut dengan punggung tangannya. "Tapi tidak panas," ucap Vitt.
Paolo meraih tangan Vitt yang masih menyentuh keningnya, kemudian menggenggamnya erat, sambil berkata, "Aku menyukaimu dari sejak awal kita bertemu."
"Kenapa terlalu kekanakan sekali kata-kataku ini!" Paolo merutuki dirinya sendiri di dalam hati. "Harusnya aku mengungkapkan perasaanku dengan kata-kata romantis agar dia terkesan kepadaku."
Vitt terdiam sembari menatap tangannya yang masih di genggam Daniel. Jantungnya berdetak sangat cepat ketika mendengar ungkapan rasa suka dari Paolo.
"Vitt, jangan diam saja, katakan sesuatu kepadaku," ucap Paolo mulai cemas karena melihat Vitt diam saja, tanpa merespons ucapannya.
"Emh, aku tidak tahu harus menjawab apa. Bukankah ini terlalu cepat? Apalagi kita masih kecil, lebih baik kita fokus belajar dulu, Dan." Vitt menjawab dengan nada tenang, seraya melepaskan tangannya dari genggaman Daniel.
"Iya, kau benar ... ini artinya kau menolakku ya?" cicit Paolo dengan perasaan kecewa.
"Mungkin kau bisa mengungkapkan perasaanmu lagi kepadaku saat usiaku genap 20 tahun. Aku mengatakan hal ini bukan karena menolakmu, tapi karena kita masih terlalu kecil untuk mengenal cinta," jelas Vitt dengan nada lembut sambil tersenyum menatap Daniel.
"Kau adalah pria baik, semua orang menyukaimu termasuk aku," lanjut Vitt.
"Iya, aku paham. Maaf." Paolo menunduk malu. "Tapi, setidaknya kau sudah tahu tentang perasaanku," jelas Paolo.
"Terima kasih karena sudah menyukaiku, Dan. Terus terang aku juga suka padamu, hanya saja aku tidak bisa menjalin hubungan pacaran di usia kita yang masih kecil karena aku ingin fokus belajar." Vitt kembali menjelaskan agar Daniel tidak tersinggung atas penolakannya.
Paolo mengangguk sebagai jawaban, "Aku akan menunggumu," ucap Paolo.
"Hei, kau bercanda? 5 tahun itu lama, Dan!"
"Aku serius, Vitt. Aku akan selalu menunggumu dan mengikutimu ke mana pun kau pergi," jawab Paolo dengan segala kesungguhannya.
Vitt tertawa, sambil mencubit gemas pipi Daniel, "aku takut kau tidak bisa menepati janjimu, karena seiring berjalannya waktu perasaan seseorang bisa berubah tanpa bisa di cegah."
"Itu orang lain, bukan aku!" jawab Paolo meyakinkan Vitt.
"Ah, baiklah, terserah kau saja, tapi katakan kepadaku jika perasaanmu berubah," ucap Vitt tidak menganggap serius ucapan Daniel yang akan menunggunya selama 5 tahun ke depan.
Paolo tersenyum lalu mengangguk sebagai jawaban, "kau akan terkesan kepadaku karena aku tidak akan berpindah ke lain hati," bisik Paolo seraya mendekatkan wajah pada Vitt.
Vitt mengerjabkan kedua matanya seraya memundurkan setengah badannya, "Dan, jangan membuatku takut," ucap Vitt seraya menekan dada bidang pria tersebut yang semakin mendekati wajahnya.
CUP!
Paolo mengecup pipi Vitt dengan mesra. Dan kecupan singkat itu menimbulkan geleyar aneh di tubuh keduanya dan membuat jantung keduanya berdetak semakin cepat.
Paolo tersenyum seraya mengusap pipi Vitt yang merona merah seperti buah strawberry yang siap di petik, "kau semakin cantik kalau kedua pipimu merona seperti ini," bisik Paolo.
"Dan!" Vitt langsung menangkup wajahnya karena tidak kuasa menahan rasa malu yang semakin menjalar ke relung hatinya.
***
Vote-nya dong bestie keluarkan semuanya😘
SMG GAK KETAHUAN BISA NGAMUK PAPA ARION
KASIH MAKANAN ATAU HADIAH APA KESUKAANNYA TANYA VITT