Niat hati ingin memberikan kejutan di hari pernikahan. Hatinya hancur berkeping-keping di saat sang suami lebih memilih meninggalkannya di bandingkan bertahan di dalam pernikahan.
Pertemuannya Alex dengan wanita bernama Eliza menggoyahkan hati pria itu, padahal pria itu sudah beristri yang tak lain pelakor dalam hubungan Eliza.
Jerat pun mulai Eliza lakukan demi membalas rasa sakit yang dulu pernah Mauren lakukan.
Bagaimana kisah mereka bertiga? akankah hubungan Eliza dan suami orang diresmikan atau justru karma Eliza tuai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arion Alfattah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 - Saya Mencintaimu, Mauren.
Eliza sontak mendongak penuh keterkejutan, padahal dalam hati begitu senang bisa membuat Alex menyetujui hal ini. Jika dia berhasil masuk kehidupan Alex dan berhasil merebut perhatian dia dari Mauren, itu artinya peluang Eliza buat menyingkirkan Mauren semakin berpeluang besar.
"Ka-kamu bilang apa?" Eliza terbata dan penuh keterkejutan yang luar biasa. Alex menoleh menundukkan wajahnya memandang Eliza.
"Saya bilang akan menikahimu, kamu dengar? Jadi kamu tidak perlu takut saat benih yang ditanam tumbuh di rahimmu. Tapi saya pastikan jika itu tidak akan terjadi karena saya tidak ingin kamu mengandung pewaris saya. Kamu bukanlah wanita yang kuinginkan," balas Alex membuang wajah tidak ingin memandang mata Eliza.
"Kamu memang tidak ingin memiliki keturunan dariku karena kamu hanya menyukai istrimu. Ya, saya akui dia cantik, sexi, dan tentunya kamu juga menyukainya. Sedangkan saya hanyalah seorang jalang yang tidak kamu inginkan." Eliza berdiri dari duduknya seraya menghapus air mata.
Eliza pun berjalan menuju pintu.
"Kamu mau kemana?" ada rasa tidak biasa yang Alex rasakan pada wanita itu. Dia tidak menyukai cara Eliza menilai istrinya dan cara Eliza bilang jika dia hanya seorang jalang. Padahal, dalam hati kecil Alex tidak bilang begitu karena dia sadar jika dirinya lah yang menginginkan Eliza melayaninya.
"Mempersiapkan segala keperluan mu untuk meeting lagi. Dan oh ya, kamu tidak perlu lagi mempertanggungjawabkan segala perbuatan mu karena saya sadar jika saya tidaklah pantas untuk orang seperti mu. Jika nanti ada janin tumbuh di rahimku, saya tidak akan meminta pertanggungjawaban darimu dan saya akan mencari calon ayah untuk anakku nanti."
Jlebb ....
Berasa terus tusuk tepat dibagian dada, itu yang Alex rasakan saat ini. Dia terhenyak dan semakin tidak terima jika nanti Eliza hamil tetapi malah meminta pria lain yang menikahinya. Alex langsung berdiri mendekati Eliza menarik lengannya hingga wanita itu berbalik menatap dia. Tangannya langsung melingkari pinggangnya Eliza.
"Apa kamu bilang? Kamu mau mencari calon ayah untuk anak ini nanti? Tidak bisa! Saya yang sudah menanamnya dan orang lain yang memetiknya tidak akan kubiarkan itu terjadi. Sampai kapan pun anak yang kamu kandung nanti adalah anakku dan tidak ada yang boleh mengakuinya!" Alex menekan setiap kata seakan menunjukkan jika Eliza dan janin yang belum diketahui akan tumbuh atau belum miliknya. Dan Alex tidak akan membiarkan lelaki mendekati Eliza.
"Kenapa? Bukannya tadi kamu bilang tidak ingin aku yang mengandung anakmu dan kamu hanya menginginkan istrimu saja bukan? Lalu untuk apa kamu melarangku? Saya bukan siapa-siapa kamu dan saya hanyalah seorang sekertaris pribadi saja," balas Eliza menatap sendu mata Alex.
"Ya, tapi kamu sudah ku tiduri." Entahlah, Alex tiba-tiba merasa serba salah dan tidak mengerti perasaan. Baru saja dua hari mengenal Eliza, tapi Wanita itu sudah mampu porak-porandakan hatinya.
"Lantas apa yang akan kamu lakukan?" Eliza ingin kembali memastikan keputusan yang akan Alex ambil. Menikahinya atau membiarkan begitu saja. Mata mereka berdua saling beradu pandang. Eliza meminta sebuah jawaban lewat sorot mata.
Dan tanpa diduga Alex menarik tangan Eliza membawanya keluar hotel tantangan kanan merogoh saku celananya menelpon Kenan.
"Siapkan penghulu hari ini juga dan saat ini juga! Secepatnya!"
Tut ....
"Penghulu?! Ka-kamu mau apa?"
"Menikahimu," jawab Alex begitu tegas.
"Berhasil." Eliza menyeringai penuh misteri.
*****
Kota lain
"Sialan, jadi kalian tidak tahu kemana Alex pergi? Kalian ini bekerja dibayar, masa kalian tidak tahu apa-apa ke mana Bos kalian pergi?" Mauren marah-marah tidak jelas di kantor Alex. Dia sampai menyusul suaminya mencari kesana kemari guna mempertanyakan perihal semalam ke mana tidak kunjung pulang.
Tapi, apa yang ia dapatkan? Sebuah informasi suaminya itu sedang bepergian ke luar kota karena adanya pertemuan dengan beberapa pelanggan.
"Maaf Nyonya, kami semua tidak tahu kemana Pak Alex pergi karena mereka tidak bilang apapun kepada kami. Sebab, semua jadwal kegiatan Pak Alex hanya Pak Kenan dan sekretarisnya yang tahu," ujar salah satu pegawai yang ada di kantor.
"Halah, kalian saja yang tidak bisa mendapatkan informasi mengenai bos kalian." Dada Mauren kembang kempis menahan kekesalan dari kemarin Alex tidak bisa dihubungi dan tidak bisa ia temukan.
"Pria itu sulit kujumpai dan sulit kutaklukan, kalau begini caranya kehamilanku semakin membesar. Aku harus cari cara lain agar bisa membuat Alex meniduriku." Mauren gelisah memikirkan d dirinya sendiri.
"Kalian semua bodoh!" Mauren mengumpat kesal dan pergi dari sana Dengan hati penuh kekesalan.
*****
Bruk ...
Mauren menggebrak meja sampai pria itu terlonjak kaget.
"Wow, rupanya kamu yang datang sayang. Pastinya kamu sangat merindukanku, ya?" Rico melepaskan kacamata nya dan berdiri mendekati Mauren.
"Merindukanmu seenak udelmu, saya datang kesini karena saya tidak terima kamu menanam benih di rahimku dan apa yang kamu lakukan sungguh membuatku kacau berantakan."
"Benarkah itu anak kandungku? Sedangkan kamu sering tidur dengan banyak pria bukan saya saja," ujar Rico menyindir Mauren yang seringkali menjadi wanita simpanan om-om dan meminta bayaran.
Mauren terdiam kesal dan menyenderkan bokongnya ke ranjang.
"Kenapa sayang, kamu juga menikmatinya dan itu memang anak tak berdosa. Lalu apa salahnya? Saya mau bertanggung jawab pun kamu tidak mau malah menginginkan pria kaya raya itu. Padahal saya yakin jika kamu hamil tak di ketahui siapa ayahnya." Rico berkata tenang dan terus mengingatkan Mauren yang seringkali bergonta-ganti pasangan di ranjang.
"Jelaslah karena Alex masa depannya jauh lebih cerah dan masih sendiri. Tidak seperti kamu yang hanya jadi karyawan biasa," ujar Mauren dengan sinis mempermasalahkan pekerjaan Rico.
Pria itu tersenyum saat menanggapinya. Entah kenapa dia malah tidak marah. "Saya memang hanya karyawan biasa, tapi saya punya cinta yang tulus untukmu, Mauren."
Rico menarik tengkuk Mauren dan mencium bibir merah itu secara nafsu. Dia yang memang menyukai cara main Mauren selalu ketagihan ingin terus merasakannya.
Tangannya langsung saja meremas pelan buah dada Mauren dari balik baju yang dikenakan Mauren. Mauren yang memang menyukai nya tak pernah menolak sentuhan itu.
Rico mendorong tubuh Mauren hingga terlentang.
"Saya tidak mau berlama-lama pemanasan karena saya sudah tidak tahan untuk menuntaskan hasrat ini."
Mauren tersenyum menyeringai.
"Saya mencintaimu, Mauren."
Deg.
"Apa?"