Alana terpaksa menikah dengan seorang CEO dingin bernama Adam Pratama atas permintaan saudara kembarnya, yang kabur satu hari sebelum pesta pernikahan.
Seiring berjalannya waktu, Adam menunjukkan rasa pedulinya pada Alana dan mulai melupakan mantan kekasihnya.
Akankah muncul benih-benih cinta diantara mereka berdua? Apalagi mengingat kalau ini adalah pernikahan yang terpaksa semata?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 32
"Dasar brengsek!" Alana memukul dada Adam berulang kali saat pria itu sudah merebahkan tubuhnya dan memasukan senjatanya ke dalam sana.
Adam sontak menghentikan gerakannya. Dan mendongak menatap Alana dengan bingung. "Ada apa lagi, sayang? Nanggung, bentar lagi."
"Keluarkan benda itu, Kak. Kamu bilang mau mengobatinya, kan? Kenapa malah... Ahh! Adam!" pekik Alana saat Adam menghentakkan miliknya.
"Maaf, tubuhmu benar-benar membuatku candu sayang." Adam tak lagi bisa membendung has rat nya dan kembali mengungkung Alana.
"Astaga, rasanya aku mau pingsan," lirih Alana mencengkram pundak Adam dan mencakar nya dengan jari kukunya yang tajam.
"Apa?" khawatir dengan keadaan Alana, cepat-cepat Adam menyelesaikan kegiatannya lalu ambruk di atas tubuh Alana. "Kamu baik-baik saja, hum?" tanya Adam dengan nafas ngos-ngosan.
"Menyingkir lah dari atas tubuhku, kamu berat tahu," ucap Alana bangkit dari tempat tidur saat Adam berguling ke ranjang.
Namun, saat akan melangkah masuk ke kamar mandi ponselnya yang ada di atas meja bergetar.
Alana meraihnya dan membaca isi pesan yang dikirim oleh seseorang.
..."Aku menunggumu di luar. Cepat keluar tanpa memberitahu Adam."...
Itulah isi pesan dari seseorang yang tak lain adalah Sherly—saudara kembarnya.
Alana menggenggam erat ponselnya. Dadanya naik turun menahan emosi yang mulai menggerogoti dirinya.
Ia tahu, kalau Sherly bukanlah wanita yang mudah menyerah. Apalagi ini mengenai pria seperti Adam, pria yang Sherly cintai.
"Pesan dari siapa?" tanya Adam khawatir melihat raut wajah Alana yang berubah pucat.
"Clara," jawab Alana dengan berbohong lalu memakai jubah mandinya. "Aku turun dulu, haus. Kamu mandi duluan saja, Kak."
Tanpa rasa curiga sama sekali, Adam mengangguk dan masuk ke kamar mandi. Sedangkan Alana, ia bergegas keluar untuk menemui Sherly.
*****
"Kamu di sini? Sejak kapan?" tanya Alana menghampiri Sherly yang sedang berdiri membelakangi dirinya.
Sherly menoleh, menatap Alana dari atas ke bawah dan tersenyum kecut. "Jadi, Adam sudah melakukannya? Kalian sudah bertindak cukup jauh rupanya."
"Tidak, itu tidak benar!"
"Bohong!" teriak Sherly. "Kamu tidak bisa membohongiku Alana. Kenapa kamu begitu naif, hah! Sejak awal aku sudah mengatakannya padamu, bukan? Kalau kamu hanyalah pengantin pengganti dan kamu malah melampaui batasan mu!" wanita itu menunjuk dada Alana. Meluapkan semua emosinya, karena saudara kembarnya itu berkhianat padanya.
"Maaf... tapi aku mencintainya dan—" belum selesai Alana bicara, Sherly sudah lebih dulu melayangkan pukulan ke wajahnya.
"Dasar tidak tahu diri, apa kamu sadar dengan ucapan mu barusan, Alana?! Kamu tidak boleh jatuh cinta pada Adam. Hanya aku, hanya aku yang boleh mencintainya, bukan kamu!" teriak Sherly.
"Sejak kecil, kita selalu bersama. Aku selalu memberikan apapun yang kamu inginkan. Bahkan kasih sayang orang tua kita. Lalu, inikah balasan mu?" Sherly benar-benar kecewa dengan Alana.
"Maaf..." hanya kalimat itu yang terus Alana ucapkan. Ia merasa bersalah mendengar semua cacian Sherly.
Memang benar, kedua orangtuanya dulu lebih menyayangi Alana ketimbang Sherly. Tapi, Sherly tidak memikirkan hal itu.
Ia bertekad untuk sukses dan membahagiakan dirinya sendiri dan jadilah dia wanita yang arogan juga keras kepala seperti sekarang.
"Kamu tidak tahu siapa Adam. Tidak hanya denganmu, tapi denganku. Akulah wanita pertama yang di tiduri olehnya." pengakuan Sherly membuat hati Alana hancur.
Alana tak bisa lagi menahan sakit hatinya dan meremas dadanya sendiri.
"Dia sama sekali tidak mencintaimu. Dia hanya menginginkan tubuhmu Alana. Apa kamu tidak mengerti itu?!" Sherly memegang erat pundak Alana. "Lihat aku, Alana. Aku saudaramu, aku menyayangimu. Ada alasan kuat kenapa aku harus mengorbankan pernikahanku dengan Adam. Tapi bukan berarti aku akan membiarkan kamu terjerat dengan hubungan palsu ini."
Sherly tertawa puas dalam hati karena sudah berhasil menghasut Alana.
"Pikirkan sekali lagi. Aku akan membiayai kuliahmu di luar negeri tapi tinggalkan Adam karena dia adalah milikku. Bahkan semua yang ada di dalam tubuhnya aku tahu," ucap Sherly menghapus air mata Alana.
Wanita itu sudah tidak sabar melihat kepergian Alana dari rumah Adam. Sebentar lagi dia lah yang akan menjadi nyonya Pratama mengantikan Alana.
"Aku masuk dulu," lirih Alana.
"Ya, masuklah. Di luar sangat dingin. Dan jangan lupa pikirkan semua ucapan ku tadi sebelum kamu menyesal." seringai licik terukir dari bibir wanita itu apalagi saat melihat wajah pucat Alana. "Dasar bodoh!" gumamnya berlari menuju mobil.