seorang wanita yang berumur 35 tahun
setelah di tinggal suami nya ia menjadi tulang punggung keluarga untuk menghidupkan kedua anaknya
Chintya Amora adalah janda yang memiliki 2 anak ya itu Rendy Azalia Amora dan Cantika Azalia Amora
setelah 3 tahun kepergian sang suami Chintya tetap memilih untuk sendiri padahal banyak lelaki dan duda mapan siap menjadikan nya istri
mau tau lanjutnnya silahkan baca ya , semoga terhibur dan semoga betah ya bacanya 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Masitah Putri Asni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 32
Chintya makan dengan sangat lahap , seolah-olah ia tak makan beberapa hari
Hal itu lantas membuat Arlan menatapnya bingung
" sayang apa kamu membuat lebih ?" tanya Chintya
" masih kurang ?" tanya balik Arlan
" Hem , aku masih lapar " kata Chintya sambil mengusap perutnya
" tunggulah disini aku akan mengambil kan nya lagi " Arlan bergegas keluar menuju dapur
Arlan kembali membawa satu mangkok penuh bubur , Chintya yang melihat itu melihat dengan mata berbinar
setelah selesai makan Arlan memanggil nisa untuk membereskan meja makan
Nisa masuk dan keluar setelanya
" sayang apa aku boleh minta sesuatu ?" tanya Chintya
" apa sayang ?" tanya Arlan
" aku ingin sekali makan bersama mama dan papa di sebuah saung di tengah sawah " kata Chitnya
" aku akan menghubungi mereka dan menanyakan apakah mereka punya waktu " kata Arlan mengusap kepala Chintya
Chintya yang mendapat perlakuan seperti itu tertidur dengan lelap
" kamu sangat manis sayang dengan berbagai tingkah yang kamu buat hari ini " kata Arlan sambil membaringkan Chitnya di kasur
Keesokan paginya Chinty bangun lebih awal ia turun dengan sangat hati-hati agar tidak membangunkan Arlan
Namun di saat keluar kamar Chintya kaget karna kamarnya di jaga banyak orang yaitu anak buah Arlan , Meraka yang melihat Chitnya kaget
" nyonya anda mau kemana ?" tanya salah satu anak buah Arlan
"ahh, aku mau ke taman " kata Chintya
mendengar jawaban Chintya merek semua hanya mengangguk
" silahkan nyonya kami akan menemani nyonya ke taman " kata Meraka serempak
" tidak perlu aku akan pergi sendiri " kata Chintya berlalu pergi , namun belum sempat melangkah ia sudah di hadang okelah anak buah Arlan
" maaf nyonya anda tidak boleh pergi sendiri " kata salah satu mereka
mendengar itu Chintya mendadak menangis , ia menangis sangat keras hingga membuat Arlan terbangun dan berlari menuju ke arahnya
melihat tuannya keluar anak buah Arlan pucat Karna takut tuannya murka
Arlan yang keluar dengan terburu-buru Karna khawatir mendekati Chintya
" kamu kenapa sayang ?" tanya Arlan
" sayang hiks hiks mereka melarang ku pergi ketaman sendirian " kata Chitnya dengan sesegukan
Arlan memijit pelipisnya nya melihat sang istri menangis tanpa sebab , tentu saja ia tidak mengizinkan Chitnya pergi sendiri Karna takut Chintya kabur lagi itulah mengapa ia menempatkan anak buahnya untuk berjaga di depan pintu kamarnya ,.
" sayang aku yang menyuruh mereka melakukan itu " Jelas Arlan
" kenapa, apa kamu ga percaya sama aku hiks hiks " kata Chitnya
" bukan begitu sayang " kata Arlan menenangkan Chitnya
Bukannya luluh Chintya malah berlalu masuk ke kamar Karna kesal dengan Arlan , bagaimana Arlan bisa berbuat seperti itu, ia di kurung bagai burung dan dijaga bagai narapidana, sungguh malang sekali nasibnya pikir Chintya
Arlan menyusul mengikuti Chintya ke kamar dan melihat Chintya berbaring membelakangi nya , Chitnya menggulung tubuhnya dengan selimut seperti kepompong
" kamu marah padaku ?" tanya Arlan sambil mengusap bahu Chitnya
Chitnya tidak menjawab ia hanya diam Karna sangat kesal dengan perlakuan Arlan
" aku melakukan itu Karna aku sangat mengkhawatirkan mu sayang " kata arlan lagi
Chintya tetap diam enggan menjawab penjelasan Arlan Karna bagi Chintya apapun alasannya tetap saja itu keterlaluan
Karna tidak juga mendapat respon dari Chintya arlan memilih keluar dan menuju ke ruangannya
Mendengar pintu tertutup Chintya keluar dari selimut ,
" ah ,, panas sekali di dalam selimut itu" kata Chintya
Arlan yang berada di ruang kerjanya tiba-tiba saja merasa perutnya seolah di aduk sangat kuat hingga isi perutnya keluar , Arlan berlari menuju ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya , Riko yang melihat tuannya muntah seperti itu segera menyusul
" taun anda tidak apa-apa?" kata Riko
" tidak, aku baik-baik saja " kata Arlan keluar kamar mandi
" muka anda pucat sekali tuan " kata Riko sambil memberikan air kepada Arlan