NovelToon NovelToon
I'M The Male Antagonist'S Wife

I'M The Male Antagonist'S Wife

Status: tamat
Genre:Tamat / Mengubah Takdir / Keluarga / Roman-Angst Mafia / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyesalan Suami / Transmigrasi
Popularitas:1M
Nilai: 4.8
Nama Author: eka zeya257

Raeesha gadis dingin ,pendiam badgirl ,urakan dan juga ahli beladiri .

Anak pertama yang di asingkan bahkan di anggap sampah oleh keluarganya , gadis penuh luka yang mencoba menutup lukanya sendiri.

Sayangnya dia harus meregang nyawa di tangan ayah kandungnya sendiri hanya karena adik tirinya yang tidak suka akan keberadaannya di rumah mereka , Raeesha yang mengira akan masuk ke akhirat ternyata memasuki tubuh seorang wanita yang menjalani kehidupan pahit dalam bilik rumah tangga , wanita yang terobsesi dengan suaminya sendiri tanpa perduli dengan kebencian dari suaminya.

akan kah Raeesha mampu mempertahankan kehidupan keduanya ? dan menemukan kebahagiaannya ?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eka zeya257, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

...Musuh tersulit adalah mengalahkan diri sendiri....

...~Ruby~...

.......

.......

...✨✨✨...

Zaen masih diam menunggu kelanjutan ucapan Ruby, sejujurnya dia sangat penasaran dan ingin secepatnya mengetahui apa yang akan di ucapkan oleh Ruby namun dia tidak mungkin memaksanya.

Suasana ruangan yang hening membuat mereka berdua semakin larut dalam pikiran masing-masing, Ruby menghela nafas berat dia sudah mengambil keputusan untuk memberitahu Zaen tentang identitasnya yang asli.

"Zaen, apa kamu percaya transmigrasi?" ujar Ruby membuka kembali pembicaraan di antara mereka berdua.

"Entahlah gue belum pernah tau ada orang bertransmigrasi ke tubuh orang lain, btw lo tau dari mana nama gue?" sahut Zaen di selingi pertanyaan.

Jawaban tersebut semakin membuat Ruby takut untuk berkata jujur padanya, namun ucapan Zaen selanjutnya berhasil menghilangkan semua ketakutan yang Ruby alami tadi.

"Tapi kalo emang ada kejadian kaya gitu, gue pengen sahabat dan tunangan gue kumpul lagi. Yah meski itu hanya harapan tanpa adanya bukti," ucap Zaen terkekeh miris.

Ruby menatap kedua netra Zaen, dapat dia lihat pancaran luka yang selama ini dia rasakan.

"Zaen, kalo aku bilang aku adalah Raeesha yang jiwanya masuk ke dalam tubuh ini, apa kamu percaya? dan itu juga alasan kenapa aku bisa tau nama kamu."

Ruby menunggu respon Zaen dengan cemas, namun yang dia dapatkan adalah tatapan curiga darinya.

"Jangan bercanda deh, jelas-jelas tubuh Raeesha udah di kubur dan gue lihat sendiri pemakamannya, sepertinya lo kebanyakan baca novel fantasi jadi pikiran lo ngawur," sinis Zaen tidak percaya dengan perkataan Ruby.

Ruby sudah menduga jika reaksi Zaen akan seperti ini, namun dia sudah terlanjur bilang jadi dia akan jujur entah Zaen nantinya akan percaya atau tidak intinya dia sudah memberitahu sahabatnya itu.

"Aku serius, Zaen, awalnya aku juga nggak percaya kalau aku hidup kembali di tubuh ini tapi mau aku nolak berkali-kali pun semua ini nyata, apa perlu aku beberin semua kenangan kita di sekolah agar kamu bisa menilai sendiri ucapanku?" ujar Ruby tegas.

"Kalo emang lo, Raeesha, coba lo sebutin semua tentang dia dan siapa aja sahabatnya." tantang Zaen.

Dia tersenyum simpul, dalam hatinya dia sudah yakin kalau Ruby hanya mengada-ngada dengan ucapannya.

Mendapat tantangan seperti itu, Ruby menarik salah satu sudut bibirnya ke atas dia mulai membeberkan semua kenangan mereka bertiga termasuk saat Zaen menyatakan perasaan padanya.

"Dulu kamu pernah nembak Raeesha yang berujung di tolak, dan pada akhirnya kamu memilih bersama Naomi."

"Satu lagi sebelum aku meninggal aku pernah bilang sama kamu kalau kamu harus menjaga Naomi, dan beberapa hari yang lalu aku ke bandung untuk memastikan sendiri tapi ternyata itu bukan mimpi Naomi pergi setelah dia memperjuangkan keadilan buat aku, kalian berdua sahabat yang selalu ada buat aku dan kalian adalah orang yang tau bagaimana sikap papah aku dulu," curhat Ruby panjang lebar.

Zaen tertegun mendengar semua cerita yang Ruby katakan, semua itu sama persis seperti yang mereka lalui bersama-sama.

"Jadi l-lo Raeesha?" Zaen mengusap wajahnya dengan kasar.

"Nggak, itu nggak mungkin, pasti gue yang gila."

Zaen berdiri dari kursinya, dia terlihat seperti orang yang sedang frustasi.

Ruby hanya menatap datar sosok Zaen yang sedang mengusak rambutnya dengan brutal.

"Kalo nggak mau percaya nggak usah, lagian aku nggak menyuruhmu untuk langsung percaya."

"Jadi maksud lo, kalo pun gue nggak mau mengakui kalo lo Raeesha lo nggak masalah?" ujar Zaen menatap tak percaya pada gadis di hadapannya.

Tanpa ragu Ruby mengangguk, "Zaen, aku cerita seperti ini bukan untuk memintamu percaya, aku cuma ..... Cuma ingin ada satu orang yang tau bahwa aku bukan Ruby yang asli."

Tatapan Ruby berubah sendu dan itu tak luput dari pandangan Zaen, tatapan itu mengingatkan dia pada sosok Raeesha yang sedang menimbun beban seorang diri.

Zaen menghela nafas pelan, dia kembali duduk di kursi samping Ruby.

"Sory kalo tadi ucapan gue kelewatan, tapi gue beneran nggak nyangka kalo lo itu Raeesha terlebih kosa kata lo juga berubah, bukan cuma wajah tapi semua yang ada sama diri lo udah berubah," ujar Zaen sembari menatap kedua netra Ruby.

"Nggak apa-apa, awalnya aku juga sama seperti kamu, Zaen. Tapi aku bersyukur masih di beri kehidupan lagi jadi aku bisa menuntut balas atas kematianku," sahut Ruby di selingi senyum tipis.

Zaen tertegun mendengar ucapan Ruby yang terakhir, dia sama sekali tidak menyangka jika Ruby menyimpan dendam pada papahnya padahal dulu dia gadis yang jarang sekali menunjukan emosi dan kebenciannya.

Tanpa sadar Zaen, mengangkat tangannya dan mengusap pucuk kepala Ruby pelan.

"Sekarang gue percaya kalo lo, Raeesha, dan gue pasti bantuin lo kalau lo mau balas dendam, jangan sungkan buat minta tolong sama gue, Ra. kita masih sahabatan, kan?"

Ruby tersenyum tulus dia menganggukan kepalanya pelan, "Makasih, Zaen. btw jangan panggil gue Raeesha tapi Ruby di sini Raeesha udah mati sekarang yang ada hanya Ruby."

Zaen menuruti permintaan Ruby, perasaannya sangat campur aduk antara senang dan sedih, dia seperti mimpi mendengar jika sahabatnya masih hidup meski di tubuh orang lain.

..._______________...

Berbeda dengan mereka berdua di luar ruangan kamar rawat Ruby, Ardelio terpaku melihat Ruby bersama pemuda lain.

Ardelio adalah pemilik rumah sakit yang Ruby tempati, tadi saat dia mendapat telfon dari dokternya dia langsung bergegas menuju rumah sakit padahal saat itu dia baru tiba di mansionnya.

Mereka terlihat sangat akrab dan hal itu membuat perasaan Ardelio kesal, terlebih interaksi yang mereka berdua lakukan sangat membuat perasaan Ardelio mengganjal.

"Sial, siapa pemuda itu? Kenapa dia berani sekali menyentuh rambut Ruby," geram Ardelio.

Tak bisa melihat adegan seperti itu, Ardelio langsung membuka pintu dengan kasar hingga membuat Ruby serta Zaen terkejut.

BRAAAK.

Pintu terbuka menampilkan sosok Ardelio, dia langsung menatap tajam kedua orang di hadapannya.

Tap. Tap. Tap.

"Minggir," usir Ardelio pada Zaen.

"Lo siapa pake nyuruh-nyuruh gue heh," sinis Zaen tak terima.

"Aku calon suaminya, apa ada masalah dengan anda?" sahut Ardelio tajam.

Kedua netra Zaen membulat sempurna, dia menatap Ardelio sebentar lalu kembali menatap Ruby meminta penjelasan.

"By, apa benar yang orang ini katakan?" ujar Zaen tak bisa mengendalikan rasa penasarannya.

Ruby menghela nafas lelah, rasa sakit bekas jahitan di pundak dan perutnya baru terasa sekarang.

"Hm, dia calon suami aku, Zaen. namanya Ardelio kami akan menikah minggu depan."

Penjelasan Ruby mampu membuat Zaen shock, dia baru bertemu dengan Ruby dan kini di harus mendengar jika sahabatnya akan menikah? Sungguh kejutan yang sangat mencengangkan.

"Lo serius? Lo mau nikah sama laki-laki kaya gini?" Ucap Zaen sambil menunjuk Ardelio.

Ruby mengangguk pelan, "Ada alasan lain kenapa aku menikah dengannya, namun aku tidak bisa memberitahu mu alasannya sekarang, Zaen."

Mendengar hal tersebut Zaen mengusap wajahnya dengan kasar, jika Ruby sudah mengambil keputusan dia tidak bisa mengubahnya, dia masih ingat seberapa kerasa kepalanya seorang Raeesha yang berada di tubuh Ruby.

"Haah~ acaranya dimana? Lo jangan lupa ngundang gue, By," pinta Zaen yang langsung di angguki oleh Ruby.

Beberapa saat kemudian Zaen memilih pamit pulang, karena waktu sudah semakin malam dan dia berjanji akan kembali esok harinya.

Ruby menyetujui hal itu, namun tidak dengan Ardelio yang terus-terusan menatap tajam ke arah Zaen, bahkan sampai pemuda tersebut pergi meninggalkan ruangan Ruby.

Ruby menarik pelan pergelangan tangan Ardelio agar mendekat padanya.

"Kok bisa kamu tau aku ada di sini, Ar?"

Ardelio mendudukan tubuhnya di sisi ranjang Ruby, salah satu tangannya terangkat membelai pucuk kepala Ruby dengan sayang.

"Aku dapat kabar dari dokter katanya kamu di rawat di sini, maafin aku yah aku lalai jagain kamu harusnya aku lebih perhatiin kamu By," ujar Ardelio lirih.

Ruby dapat melihat raut penyesalan dari tatapan Ardelio, namun dia masih ragu untuk menaruh kepercayaan padanya.

"Nggak apa-apa, toh aku masih selamat," sahut Ruby apa adanya.

"Tapi kamu terluka, By," cicit Ardelio sendu.

Ruby menyingkirkan tangan Ardelio yang sejak tadi ada di kepalanya.

"Ar, aku nggak mau bergantung sama siapa pun termasuk kamu, meski nantinya kamu menjadi suami aku tapi aku juga harus bisa jaga diri aku sendiri."

"Kamu nggak mungkin bisa 24 jam selalu di samping aku, dan sekarang banyak orang yang menginginkan kematianku, kalau aku cuma mengandalkan bantuan dari kamu apa bedanya aku sama beban?"

Ardelio tertegun mendengar jawaban panjang lebar dari Ruby, semua yang di katakan Ruby ada benarnya dan dia tidak bisa mengelak ucapan tersebut.

"Kenapa kamu sampai berpikir seperti itu, By?" ujar Ardelio penasaran.

Ruby menatap lurus pada kedua netra Ardelio, "Aku...hanya-"

Ruby tak melanjutkan ucapannya, dia hanya diam sembari menatap Ardelio.

'Aku takut di kecewakan lagi, Ar. sejak awal semesta tidak pernah berpihak sama aku dan mungkin kali ini pun sama,' batin Ruby sendu.

Mereka berdua sama-sama diam dengan pikiran masing-masing, Ardelio tidak mempertanyakan kelanjutan ucapan Ruby dia tidak ingin memaksa Ruby untuk bercerita kalau dia tidak menginginkannya sendiri.

1
Erniaty Noni
Luar biasa
risa nisa
ardelio gak guna
Clara Akashya
aku mampir thor
Rika Baril
kok aku jadi curiga ya sama papa mertua ruby
Yuli Yanti
kasian ruby setiap d'serang ga da yg nolong
Yuli Yanti
mantap thor cerita nya,tegang bca nya
Ulfil Foadah
suka banget visualnya
bebek terbang
,
Anonymous
m
Tiger Cc
ceritane mbundet mbundet ae
Tiger Cc
saya cuma mau baca loh bukan mau main teka teki,bukannya bikin penasaran tapi malah bikin pusing hadeuh
Tiger Cc
bagus ceritanya sampai gw pusing bacanya bngst emg,sangat sulit dipahami dalam alur ceritanya
Kagome01
kata katanya sedikit merujuk ke psikopat bukan mavia
Kagome01
sorry to say. mimin membuat seolah olah karakter prianya ga guna
sedikit belibet.
maher Abidzar
masa iy hansen org tua ruby
maher Abidzar
jujur sj sekian banyak q baca novel mafia, baru x ini q baca mafia ny kurang peka dn bodoh,
maher Abidzar
aku rasa Ella hanya memper alat lucas demi tujuan
maher Abidzar
maksd ny gmn ya, ruby bilang raisa akan tinggal bersama ortu kandungnya, sedang kan rubi ortu a dh ninggal, dn raisha ibu a jg ninggal, hy punya ibu tiri doang sm Bpk yg kejm
Bilbina Shofie
ko cantikan sk gracrlla toor
Shur Syahril099
plot twist banget yahh/Whimper/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!