Anindiya Dianka Putri
Gadis cantik yang harus rela menelan pil pahit di hari pernikahan nya. Sang calon suami membatalkan pernikahan mereka tepat di hari pernikahan mereka karena dia harus menikahi gadis lain setelah empat tahun mereka menjalin asmara namun semua nya hancur dalam sekejap
Sekuat apakah hati Anin menghadapi semua ini, akan kah kebahagian datang menghampiri serta bisa mengobati luka hati yang sedang dia derita dan apakan Anin mau membuka hati nya kembali setelah pengkhianatan itu.
Hingga datang seseorang di hidupnya, mengacaukan kinerja otak nya, mengenalkan diri dengan status yang berbeda dengan diri Anin.
Bagaimana kelanjutan nya apa mereka bisa menerima status satu sama lain
Cerita hasil karya sendiri....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saat kenangan sudah menjadi sampah
Dengan langkah angkuh wanita itu memasuki rumah mewah milik keluarga Mahendra. Ya dia Utari Damawan yang kini menjadi Utari Mahendra mengikuti marga suaminya Tirta Mahendra mantan calon suami dari Anindiya.
Dengan lima bag belanjaan yang berisikan pakaian, tas ,sepatu sampai make up dia melangkah angkuh melewati para pelayan yang tengah mengerjakan tugas nya masing masing.
"Mbooookkkk...!
Suara lengkingan panggilan nya pada salah satu pembantu di rumah itu pun menggema hingga terdengar sampai lantai atas di mana Tirta berada.
"I-iya nyonya muda." Tubuh ringkih itu terpogoh pogoh menghampiri si nyonya muda Mahendra yang menurut para pelayan rumah itu sangat sombong dan angkuh. Mereka menyayangkan kalau Tuan muda mereka lebih memilih ular kadut berkedok wanita cantik itu.
Dengan tidak sopan dia melempar bag belanjaan nya ke arah mbok Nem. Pelayan setia keluarga Mahendra, bahkan pelayan itu dulu amat sangat dekat dengan Anin waktu Anin masih menjabat sebagai tunangan dari Tirta.
Utari mendudukan tubuh nya di sofa empuk serta mahal itu sembari menaikan kaki nya ke meja dengan tidak sopan, membuat mbok Nem hanya bisa menggelengkan kepalanya heran, kenapa tuan muda nya menjadi bodoh seperti ini dalam mencari istri. Percuma saja lulusan luar negeri kalau salah pilih istri, tukang sapu yang lulusan sd juga bisa kalau cuma dapetin istri modelan Urari mah.
Pelayan tua itu sangat menyangkan kenapa bukan Anin saja yang menjadi nyonya muda di rumah besar ini. Dia tidak habis pikir dengan Tirta, sudah punya tunangan cantik, baik hati, ramah, tidak sombong, mandiri masih saja terjerat dengan wanita yang bahkan standar attitude nya jauh di bawah tunangan nya dulu.
"Mbok bikinin saya minuman dingin, cepetan gak pake lama."
Dengan santai Utari membaca majalah fashion yang ada di atas meja, sembari sesekali memakan camilan yang sudah di persiapkan di atas meja.
"Dari mana aja kamu, Jam segini baru pulang."
Utari menurunkan kaki nya dari meja saat mendengar suara laki laki yang dia cintai Uang nya juga sih. Dengan senyuman semanis madu Utari mendekat ke arah Tirta yang baru saja menginjakan kaki nya di tangga terakhir.
"Aku habis belanja mas, aku bosen di rumah terus. Capek tau harus ngurusin Tiara muluk, aku juga butuh refresing sebentar."
Tirta terlihat menghela nafas nya melihat kelakuan wanita yang sudah dia pilih menjadi istrinya itu. Sekejap dia teringat pada Anin, apa kalau Anin yang menjadi istrinya akan berbeda dengan Utari. Tidak hambur dengan uang, nurut pada nya, mengurus anak anak mereka dengan baik tidak seperti Utari yang menyerahkan Tiara ke baby sisternya.
"Mas, kamu kok ngelamun sih. Pasti lagi ngelamunin cewek lain ya." Dengan kesal wanita itu menghentakan kaki nya menaiki tangga sembari menggerutu tidak jelas. Ini adalah salah satu sifat Utari yang Damar tidak sukai, menyimpulkan sesuatu sendiri tanpa mencari tahu yang sebenarnya. Entah kenapa ada rasa sesal menyelimuti dadanya saat ini ketika dia mengingat kembali sosok Anin.
Wanita yang dia lukai teramat dalam, kalau saja waktu dapat di putar kembali Tirta tidak akan melakukan hal bodoh dengan menghabiskan malam di club dan mabuk. Lalu saat bangun dia sudah berada dikamar apartemen bersama seorang wanita di samping nya dalam keadaan tanpa busana sama seperti dirinya, setahun sebelum rencana pernikahan Dia dan Anin terlaksana.
Dan saat itu bukan nya menghindar Tirta malah menjalin hubungan diam diam bersama Utari padahal Utari tahu kalau Tirta sudah punya calon istri, bagi Tirta,dia hanya ingin bermain saja tidak serius tapi ternyata lain ceritanya dengan wanita itu. Dan puncak nya di hari dimana Tirta mau menikahi Anin, Utari datang ke kediaman keluarga Mahendra meminta pertanggung jawaban dari Tirta atas kehamilan nya.
Karena rasa tanggung jawab, Tirta dengan tega membatalkan pernikahan nya dengan Anin tepat di hari pernikahan mereka. Bahkan sampai sekarang kedua orang tua nya tidak mau serumah dengan Utari istri dari anak sematawayang mereka itu. Kedua orang tua Tirta memilih tinggal di luar kota, bahkan mereka tidak mau melihat atau bahkan bertanya tentang cucu mereka yang Utari kandung waktu itu.
Mereka hanya menginginkan Anindiya sebagai menantu keluarga Mahendra bukan wanita yang mengaku ngaku hamil anak putranya, walaupun Tirta mengakui nya sendiri pernah tidur dengan Utari saat dia sedang mabuk.
Tirta mengusap wajahnya kasar, rumah tangga nya dengan Utari tidak sebahagia yang orang dan media kira selama ini. Hanya karena tidak mau merusak nama baik keluarganya di mata orang, Tirta selalu berusaha terlihat bahagia dengan Utari dan juga putri kecil mereka Tiara, Tirta sebenarnya sangat tertekan dengan sikap Utari yang angkuh dan semena mena pada orang lain, boros serta tidak peka terhadap orang di sekitar bahkan putrinya sendiri. Tiara putri mereka lebih banyak di pegang oleh pengasuh mya ketimbang ibunya sendiri. Bahkan Utari tidak mau menyusui Tiara secara langsung, dia memilih susu formula atau perasan ASI nya yang di masukan kedalam botol dengan alasan takut kendor.
Keluarga Mahendra sangat menjunjung tinggi kehormatan, jadi keluarga inti harus bisa menjaga kehormatan keluarga itu. Bahkan mereka melarang adanya perceraian di dalam keluarga itu, cinta tidak cinta mau tidak mau mereka harus jalani karena kalau sampai berita itu tercium keluar bisa bisa nama baik keluarga mereka terancam.
Maka dari itu menyesal atau tidak Tirta harus mempertahankan Utari, dia tidak bisa menikahi gadis lain dengan cara bercerai. Kecuali hanya dengan kematian Utari, Tirta akan di perbolehkan mencari wanita lain yang akan di jadikan istrinya.
Di tempat berbeda,terlihat Anin tengah berada di dalam kamarnya bernuansa abu abu itu, sama seperti hatinya saat ini yang tengah berwarna kelabu.
Dia menatap album yang berisikan foto foto pertungan serta foto priwedding nya dengan Tirta dulu.
Anin mengambil satu persatu foto itu dari album dan memasukan nya kedalam kardus tanpa tersisa. Bahkan barang barang yang pernah Tirta berikan dia masukan semua kedalam kardus yang sudah di persiapkan nya. Padahal kemarin kemarin Anin malah menyimpan semua barang barang itu di lemarinya, kini malah dia ingin membuang semuanya tanpa ada jejak Tirta di kamar bahkan rumah itu.
Anin akan membuang serta membakar kenangan mereka bersama api yang melahap rakus barang barang kenangan itu. Termasuk satu buah gaun pengantin putih yang telah Anin rancang sendiri, khusus untuk hari bahagianya itu. Tapi ternyata apa, sebelum dia memakainya laki laki yang begitu dia cintai malah mengkhianatinya secara terang terangan. Bukan hanya dia yang merasa terkhianati oleh Tirta saat itu. Namun juga Ayah serta Bunda nya yang menganggap kalau Tirta adalah laki laki terbaik untuk putri mereka.
Namun semua nya itu pupus seketika di saat laki laki yang mereka banggakan malah mencampakan putri nya seperti sampah. Tanpa alasan serta penjelasan dari Tirta mau pun keluarganya.
Anin menyeret kardus besar itu menuju keluar, u
karena barang barang itu dia simpan di lantai atas kamar nya jadi Anin perlu tenaga extra untuk membawanya turun kebawah.
"Mau kemana kak, kok bawa kardus? mana besar banget lagi. Mau di apain sih."
Bunda mengikuti langkah Anin menuju halaman belakang rumah mereka. Dengan susah payah Anin menyeret kardus besar itu sendirian.
"Mau ngapain kak kok bawa korek segala."
Anin melewati Bunda yang masih bertanya pada nya sedari tadi.Bunda hanya memperhatikan Anin dari teras halaman belakang rumah mereka.
"Mau Anin bakar semua Bun!
HUUUAAA NGAPA GAK DI KASIHIN NENG OTHOR AJA, KAN LUMAYAN BUAT DI SEWAIN KALO BANYAK YANG KAWIN**.
METT PAGI SEMUAAAAAA.....YUK AWALI PAGI KALIAN DENGAN MEMBACA NOVEL NENG YAK
JANGAN LUPA JEMPOLNYA DI GOYANG DIKIT BUAT KLIK LIKE,VOTE DAN KOMENNYA...
OKEYYY SEE YOU DOUBEL PART
BABAYYYY.....MUAAACCCHHHH**....