Dia adalah seorang pria yang sangat tampan dan kaya raya, hidupnya merasa lebih sempurna setelah kehadiran seorang istri yang sangat cantik.
Tapi dengan teganya sang istri berselingkuh dengan kakak tirinya, kemudian mereka membunuh Bryan secara sadis demi mendapatkan seluruh kekayaan yang Bryan miliki.
Bryan diberikan kesempatan untuk hidup kembali oleh sistem, tapi dia harus menyelesaikan misi dari sistem, yaitu dia harus bisa membuat banyak wanita takluk kepadanya, dengan syarat dia harus menyembunyikan identitas aslinya dan menyamar menjadi seorang ojek online.
Apakah Bryan sanggup menaklukkan hati para wanita target sistem dalam waktu satu bulan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Hari ini Bryan tidak pergi kemana-mana, dia merasakan badannya meriang, sehingga dia harus menggigil di balik selimut tebal. Mungkin yang pertama, karena faktor cuaca, cuaca yang sangat dingin di desa sana, apalagi kalau malam hari, dan faktor yang kedua dia mungkin belum beristirahat penuh setelah melawan para musuh, apalagi harus menggunakan kekuatan sistem yang ada ditubuhnya.
Selain itu dia juga harus mengantarkan uang ke setiap teras rumah para pedagang sampai larut malam, walaupun menggunakan kecepatan berlarinya, tapi tetap saja rasanya sangat melelahkan.
[Sistem mendeteksi Tuan sedang sakit demam, Tuan harus mengkonsumsi makanan yang memiliki protein tinggi, seperti susu, yogurt, daging, ikan atau tempe.]
Bryan tersenyum, ternyata sistem perhatian juga padanya. Dia merasa seakan ada seseorang yang sedang memperhatikannya. Walaupun terkadang sistem membuatnya kesal, tapi sistem telah banyak membantunya.
"Tapi aku lagi malas memasak sekarang ini." ucap Bryan sambil menggigil, tapi kalau bahas soal susu, Bryan lebih suka susu dari sumbernya, apalagi yang kenyal dan besar.
Bryan menggelengkan kepala, dia segera menghalau pikiran m3sumnya.
Padahal seharusnya dia melancarkan aksinya untuk melakukan pendekatan pada Lilis, tapi sayangnya tubuhnya Bryan harus mengalami demam.
Saat ini Bryan menyewa di sebuah rumah sederhana, yang letaknya sedikit berjauhan dengan pemukiman, lebih tepatnya di dekat kuburan. Sehingga dulu orang-orang disana pada takut menempati rumah tersebut, termasuk pemiliknya, maka dari itu pemilik rumah tersebut lebih memilih tinggal di rumahnya yang satu lagi.
Tapi setelah Bryan menempati rumah tersebut, suasana malah menjadi ramai, banyak wanita yang datang kesana mengantarkan makanan untuknya. Dia seperti seorang pangeran yang begitu diidolakan oleh para wanita di kampung tersebut, andai saja Lilis seperti itu, dia pasti akan mudah untuk mendapatkan sang kembang desa tersebut.
Bryan sama sekali tidak takut menempati rumah tersebut, walaupun mungkin bisa dibilang sedikit mencengkam, toh sebenarnya dirinya juga sudah mati, dia bisa hidup seperti manusia biasa karena ada sistem di dalam tubuhnya, jika sistem keluar dari tubuhnya, mungkin dia akan berada di alam lain.
Malah baginya sistem lebih horor setiap kali memotong uang miliknya. Karena sistem selalu memasang tarif yang cukup tinggi, walaupun jasa dan kekuatannya itu sebanding dengan tarifnya.
Tok...
Tok...
Tok...
Terdengar suara ketukan pintu.
Inilah salah satu manfaat punya sistem, tinggal langsung bertanya pada sistem tanpa perlu mengintip di balik jendela. Saat ini Bryan masih rebahan di bawah selimut tebal.
"Siapa yang datang malam-malam begini?" tanya Bryan, dia merasa sangat terganggu sekali.
[Sistem sedang memproses data.]
[Ada tiga wanita yang datang ke rumah Tuan.
Nama: Kokom
Usia: 25 tahun
Pekerjaan: Petani
Tinggi Badan: 165
Berat Badan: 48
Kecantikan: 73
Ukuran dada: 32B
Status: Single
Nama: Ningsih
Usia: 27 tahun
Pekerjaan: Pegawai laundry
Tinggi Badan: 169
Berat Badan: 45
Kecantikan: 75
Ukuran dada: 36B
Status: Single
Nama: Popong
Usia: 28 tahun
Pekerjaan: Pengangguran
Tinggi Badan: 160
Berat Badan: 42
Kecantikan: 65
Ukuran dada: 34B
Status: Janda.]
Bryan malah tambah puyeng mendengar data secara detail tentang mereka. "Seharusnya bilang namanya saja, tidak perlu sampai ke ukuran dada segala." katanya sambil menggaruk kepalanya yang gak gatal.
[Sudah menjadi ketentuan sistem, Tuan. Sistem akan menyampaikan informasi secara detail, akurat, tajam, dan terpercaya.]
Sebenarnya Bryan merasa malas harus digandrungi oleh ketiga wanita itu, belum lagi wanita lainnya yang tadi pagi berdatangan ke rumahnya. Bukannya dia sombong, tapi saat sakit seperti ini dia butuh waktu untuk istirahat.
Bagaimana bisa melancarkan aksinya untuk dekat dengan Lilis kalau mereka masih saja ngintilin Bryan?
Tok...
Tok...
Tok...
"Akang!"
"Akang Juan!"
"Akang Juan, buka dong pintunya!"
Bryan sangat terganggu sekali oleh suara mereka yang berisik. Mereka tidak akan pergi selama Bryan tak membuka pintunya.
"Akang! Akang Juan, ini Popong nih yang datang, si cantik jelita itu lho." ucap Popong.
Kini giliran Kokom yang berbicara, "Ini juga ada Kokom, wanita tercantik dan manis tea."
Ningsih pun tak mau kalah, dia ikut berbicara di luar pintu sana, "Ini ada Ningsih juga, si bahenol tea yang pintar, hemat, rajin menabung, dan tidak sombong."
Bryan semakin pusing mendengar perkataan mereka bertiga di luar rumah sana, apalagi mereka terus saja mengetuk pintu rumah tersebut.
Tok...
Tok...
Tok...
"Akang Juan!"
"Akang, cepat buka pintunya dong!"
Bryan menggaruk kepalanya yang gak gatal. "Sistem, apa kamu tahu caranya agar mereka tidak datang ke rumahku lagi? Bagaimana bisa aku dekat dengan Lilis kalau mereka berada terus di dekat aku?" Bryan meminta bantuan kepada sistem.
[Sistem akan membantu Tuan dengan senang hati, tapi harganya 100.000.000, Tuan.]
Kepala Bryan malah tambah mumet mendengar harganya, tapi lebih baik kehilangan seratus juta, dari pada harus memperhambat pendekatannya dengan target.
"Hm, ya sudah potong saja!" katanya dengan nada kesal.
[Baik, dengan senang hati, Tuan.]
[Dana 100.000.000 telah terpotong secara otomatis untuk jasa sistem dalam mengusir tiga wanita.]
[Dana tersisa 12.947 500.000.]
[Loading...]
[Loading...]
[Loading...]
Tak lama kemudian terdengar suara jeritan seorang wanita diluar sana.
"Aaaaa.... ada ku-ku-ku...!" jerit Popong ketika melihat ada sosok perempuan berdaster warna putih di sekitar kuburan, dia mendadak gagap.
"Ada apaan, Pong? Ku apa sih yang jelas? Kuda?" tebak Ningsih.
"Bukan, itu ada kkku-ku-ku..." Berat sekali Popong untuk mengatakan nama makhluk astral itu.
"Kutang?" tebak Kokom.
Popong tidak membenarkan juga tebakan dari Kokom. "Bukan ih, itu lho wanita berambut panjang, memakai daster putih."
"Oh Ceu Cicih?" Tebak Ningsih, karena tadi mereka berpapasan dengan Ceu Cicih yang memakai daster putih.
Popong sudah lemas kakinya, karena kedua temannya belum mengerti juga. "Bukan, itu ada ku-ku-ku..."
Ningsih dan Kokom menjadi penasaran, dia segera melihat ke arah yang ditunjukkan oleh Popong.
Dan akhirnya Ningsih dan Kokom pun menjerit secara bersamaan. "Aaaa.... "
"Ku-ku-ku... kutil...eh kunci...eh kunti!" Kokom malah ikutan menjadi gagap.
"Iya nyai kunti itu, ayo kita kabur!" Ningsih mengajak kedua temannya untuk kabur dari sana.
Dan akhirnya mereka pun berlarian pergi dari sana sambil menjerit, dan wanita berdaster putih pun segera menghilang karena itu hanya ulah sistem.
[Masalah ketiga wanita itu sudah teratasi, mereka tidak akan berani lagi datang ke rumah ini, Tuan.]
Sistem melaporkan pekerjaannya.
"Dengan cara apa?" Tanya Bryan, dia penasaran sampai sistem merasa yakin kalau mereka tidak akan datang lagi ke rumah yang Bryan kontrak itu.
[Menakuti mereka dengan kuntilanak buatan.]
Bryan tercengang mendengar jawaban dari sistem, sampai dia ingin menahan tawa, kemudian Bryan mendengar suara seseorang mengetuk pintunya lagi.
Tok...
Tok...
Tok...
"Siapa yang datang?" tanya Bryan lagi kepada sistem, padahal dia ingin tidur malam ini.
[Target ketiga, Lilis. Apa Tuan ingin sistem mengusirnya juga?]
Sepertinya sistem sedang ingin mengajak Bryan bercanda. Mana mungkin Bryan ingin mengusir wanita cantik itu, terlebih Lilis adalah target ketiganya.