"Kamu tidak perlu menikah dengan ku hanya karena rasa kasihan. Aku tidak butuh!"
Aiden seorang playboy yang mempermainkan perasaan berbagai wanita, saat dia benar-benar jatuh cinta pada Yuniar yang polos, dirinya ditolak berulang kali.
Hingga sebuah kecelakaan yang disebabkan oleh Yuniar membuat kedua kaki Aiden lumpuh.
Gadis yang baik hati ini akhirnya menyetujui lamaran Aiden, namun Aiden yang sangat terpukul karena kelumpuhannya pun menolak dengan keras.
Apakah Aiden dan Yuniar berhasil menikah ?
Bagaimana Aiden yang lumpuh akan melanjutkan cintanya kepada Yuniar ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Asumsi
Setelah pulang ke rumah, Yuniar langsung masuk ke dalam kamarnya mempelajari materi kuliah, mengerjakan tugas kuliahnya dan salah satu misi yang paling penting bagi Yuniar adalah memperindah bentuk tubuhnya.
"Huff.. Lelah sekali. Aku harus lebih giat berolahraga agar bentuk tubuh ku semakin seksi. Sekarang sebaiknya aku segera membersihkan diri. Aku harus wangi dan terlihat cantik di depan Tuan Aiden. Mungkin sebentar lagi Tuan Aiden akan pulang,"gumam Yuniar, kemudian bergegas ke kamar mandi.
Sesuai dugaan Yuniar, tidak lama setelah Yuniar membersihkan diri hingga gadis itu terlihat cantik dan segar, mobil Aiden pun memasuki pekarangan rumah itu.
Dengan penuh semangat, Yuniar berlari kecil menuju pintu utama. Ingin menyambut kedatangan Tuan suami yang seharian bekerja mencari sebongkah berlian. Eh, bukan bang Toyib, ya?
Saminten yang melihat mobil Aiden memasuki pekarangan rumah pun bergegas memperbaiki penampilannya. Setelah merasa penampilannya sudah oke, gadis itu pun bergegas menuju pintu utama. Namun sayang seribu kali sayang, saat tinggal beberapa langkah lagi menuju pintu utama, wajah gadis itu terlihat kecewa. Saminten harus menerima kenyataan, bahwa dirinya sudah keduluan Yuniar.
"Sialan! Aku keduluan wanita jalangg itu. Dari tadi pagi perempuan jalangg itu sengaja menggoda Tuan Aiden. Aku harus memikirkan cara lain untuk menyingkirkan gadis ini. Jika terus begini keadaannya, aku tidak akan memiliki kesempatan sama sekali untuk mendekati Tuan Aiden,"gerutu Saminten sambil tetap melangkah menuju pintu utama.
Yuniar tersenyum manis menghampiri mobil Aiden. Sesaat Aiden merasa terhipnotis menatap istrinya yang sedang menghampiri mobilnya dengan senyuman manis yang terukir di bibirnya.
"Dia sangat cantik jika tersenyum seperti itu. Baru kali ini aku melihat dia tersenyum semanis itu. Walaupun tadi pagi dia selalu tersenyum di depan ku, tapi aku merasa senyumannya kali ini lebih manis dari sebelumnya. Apa gerangan yang membuatnya terlihat sangat bahagia, hingga dia bisa tersenyum seperti itu?"gumam Aiden di dalam hati.
Pria itu masih di dalam mobil dengan pintu dan kaca mobil yang masih tertutup. Tatapan matanya tidak beralih sama sekali dari istrinya.
Roni yang mengambil kursi roda Aiden pun mengernyitkan keningnya menatap nyonya nya.
"Kenapa aku merasa sore ini nyonya terlihat sangat bahagia? Apa kira-kira yang sudah membuat nyonya begitu bahagia?"gumam Roni dalam hati
Roni membantu Aiden naik di kursi rodanya. Yuniar pun langsung berdiri di belakang kursi roda Aiden.
Yuniar membungkuk, kemudian berbisik pada Aiden,"Selamat datang Tuan suami!"ucap Yuniar di telinga Aiden.
Aiden membuang napas kasar menghadapi sikap istrinya yang masih muda dan semakin berani menggoda itu. Hembusan napas gadis itu menerpa lehernya dan membuat tubuhnya terasa meremang. Belum lagi aroma segar yang keluar dari tubuh Yuniar yang baru beberapa menit lalu baru saja selesai membersihkan diri.
Hembusan napas Yuniar di lehernya dan aroma segar dari tubuh gadis itu membuat ular kobra Aiden kembali menunjukkan reaksi.
"Gadis ini! Dia benar-benar semakin berani menggoda aku. Tunggu saja jika aku benar-benar sembuh nanti! Kamu akan aku terkam dan aku cabik-cabik hingga tidak bersisa. Sekarang, sebelum aku sembuh, kamu bisa menggoda aku sepuas hatimu. Nanti kamu akan menyesal karena telah berani menggoda aku,"gumam Aiden dalam hati yang merasa sangat gemas pada Yuniar yang semakin berani menggoda dirinya. Namun pria itu tetap menunjukkan wajah datarnya.
"Wanita jalangg ini benar-benar terang-terangan menggoda Tuan Aiden. Aku benar-benar sudah meremehkan dia,"gumam Saminten dalam hati.
Saminten mengepalkan kedua tangannya dengan ekspresi wajah yang terlihat suram saat melihat Yuniar bergegas menghampiri mobil Aiden. Saminten semakin geram saat melihat Yuniar tersenyum manis dan sengaja membungkukkan badannya kemudian terlihat berbisik di telinga Aiden penuh senyuman.
Yuniar mendorong kursi roda Aiden masuk ke dalam rumah. Sedangkan Saminten masih berdiri di depan pintu utama.
"Tuan, apa anda ingin saya buatkan sesuatu?"tanya Saminten berusaha tersenyum semanis mungkin. Mencari celah sekecil apapun untuk mencari muka, mencari perhatian pada Aiden.
Yuniar dan Roni sama-sama membuang napas kasar melihat Saminten yang jelas-jelas mencari muka dan perhatian pada Aiden.
"Terimakasih. Yuniar bisa membuatkan minuman untuk ku,"sahut Aiden dengan suara dan wajah datar, sama sekali tidak melirik, apalagi menoleh dan melihat ke arah Saminten yang sudah berdandan secantik mungkin dengan wajah full make-up.
Yuniar mengulum senyum melewati Saminten dan mendorong kursi roda Aiden menuju kamar Aiden. Begitu pula dengan Roni yang juga mengulum senyum melirik Saminten sekilas.
Menyenangkan sekali bagi Yuniar melihat wajah kecewa Saminten karena di cuekin Aiden.
"Rasain! Makanya jadi orang jangan suka mencari muka dan perhatian,"gumam Yuniar dalam hati, tidak bercermin bahwa dirinya malah lebih parah dari Saminten karena berani menggoda Aiden. Tapi, sah-sah saja bukan, jika seorang istri menggoda suami sendiri, bukan suami orang?
"Sepertinya Tuan Aiden benar-benar menjaga hati nyonya Yuniar,"gumam Roni dalam hati merasa senang karena Aiden tidak terlalu menanggapi Saminten.
"Sial! Apa sebenarnya yang dilakukan dan diberikan wanita jalangg itu pada Tuan Aiden, sehingga Tuan Aiden sangat menurut pada dia?"gumam Saminten dalam hati, menatap punggung Yuniar yang semakin menjauh penuh kebencian.
Bik Sari tersenyum tipis seraya menggelengkan kepalanya pelan menatap semua yang terjadi.
"Sepertinya dua gadis itu bersaing mencari perhatian Tuan Aiden. Tapi aku lebih mendukung Nona Yuniar dari pada Saminten. Nona Yuniar lebih cantik dari Saminten dan tidak sombong. Walaupun di rumah ini di berikan hak khusus oleh Tuan Aiden, nona Yuniar tetap ramah dan tidak sombong pada para pelayan di rumah ini. Nona Yuniar juga tidak bertingkah seperti nyonya rumah. Walaupun menurut mata tuaku ini, nona Yuniar sedari pagi terlihat sengaja menggoda Tuan Aiden. Dasar anak muda,"gumam Bik Sari dalam hati mengulum senyum.
Aiden mengernyitkan keningnya saat Yuniar berhenti mendorong kursi rodanya di depan pintu kamarnya. Karena Yuniar membuka pintu kamar yang ternyata di kunci itu.
"Kenapa kamu mengunci kamar ku?"tanya Aiden seraya memicingkan sebelah matanya menatap Yuniar.
"Saya takut ada ulat bulu yang masuk ke dalam kamar Tuan. Saya sangat tidak suka dan alergi dengan ulat bulu,"sahut Yuniar tersenyum manis, dengan suara agak keras, sengaja agar di dengar Saminten yang berada tidak jauh dari tempat itu.
"Apa yang dimaksud ulat bulu oleh Yuniar adalah Saminten? Apa aku boleh beranggapan bahwa dia sedang cemburu? Tapi, dia menikah dengan aku karena rasa tanggung jawab, rasa kasihan dan karena balas budi. Tidak mungkin dia cemburu karena ada gadis lain yang ingin mendekati aku. Mungkin dia sedang punya masalah dengan Saminten. Karena sepertinya Yuniar tidak suka dengan Saminten. Atau jangan-jangan, Yuniar sengaja menggoda aku hanya karena ingin membuat Saminten kesal?"gumam Aiden dalam hati.
Aiden hanya bisa menghela napas panjang, karena merasa di manfaatkan Yuniar untuk membuat kesal Saminten. Terlihat jelas jika Yuniar dan Saminten nampak berlomba-lomba mencari perhatian dari dirinya.
Yuniar menikah dengan dirinya bukan berdasarkan rasa cinta, dan tiba-tiba pagi ini sikap Yuniar berubah drastis, tentu saja hal itu membuat Aiden bertanya-tanya. Tapi setelah memikirkan kembali interaksi antara Yuniar dan Saminten, akhirnya Aiden berasumsi bahwa sikap Yuniar berubah drastis pada dirinya hanya karena ingin membuat Saminten merasa kesal.
Entah apa yang membuat kedua gadis itu bersaing mencari muka dan juga perhatian dari dirinya. Tapi, yang pasti, dirinya hanya di manfaatkan oleh Yuniar. Itulah yang ada di dalam pikiran Aiden. Dan asumsi Aiden itu tentu saja membuat perasaan Aiden yang sempat berbunga karena sikap manis Yuniar kembali layu.
Saminten yang masih bisa mendengar perkataan Yuniar pun semakin geram pada Yuniar, karena merasa tersindir.
"Dia benar-benar membuat aku geram. Aku ingin sekali memukulinya dengan penyapu seperti saat itu. Seharusnya waktu itu aku memukulinya sampai babak belur. Lalu menyeret dia keluar dari rumah ini, hingga dia tidak berani lagi kembali ke rumah ini. Sekarang dia berada di dalam perlindungan Tuan Aiden. Sulit sekali bagiku untuk menyentuh dia. Bagaimana caranya agar aku bisa membuat wanita ****** itu keluar dari rumah ini?"gumam Saminten dalam hati, masih terus berpikir keras untuk menyingkirkan Yuniar.
...🌟"Sedalam dalamnya samudra, masih lebih dalam hati manusia. Menduga-duga tanpa bertanya, akan membuat hati tersesat pada akhirnya."🌟...
..."Nana 17 Oktober"...
...🌸❤️🌸...
.
To be continued