Danica Teressa, seorang gadis belia yang cantik, manis, bertalenta, harus mengalami hal buruk di masa remajanya karena hamil di luar nikah, diusianya yang masih delapan belas tahun.
Keneth Budiman adalah crush Danis disekolah dan juga laki-laki yang menghamili Danis. Tapi Keneth dan kedua orangtuanya menolak untuk bertanggungjawab.
Danis terpuruk dan hilang harapan.
Tiga tahun kemudian, Danis secara tidak sengaja bertemu dengan seorang pria bernama Anzel Wijaya di kota Montreux, Swiss. Akankah benih-benih cinta tumbuh diantara mereka berdua?
Dan apakah Keneth akan datang kembali untuk mengakui perbuatannya kepada Danis? Dan mengakui bahwa ia adalah ayah dari anak yang dilahirkan Danis?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pricilia Gabbie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Brenda
Ansel sudah tiba di restaurant yang dimaksud Brenda, kakaknya. Rupanya kakak beradik ini sudah lama tidak bertemu dikarenakan kesibukan mereka masing-masing.
Brenda memeluk Ansel adik kesayangannya dengan erat ketika mereka berdua bertemu sebagai tanda melepas kerinduan.
Kemudian mereka mulai memesan makanan dan minuman.
“Bagaimana kabarmu Ansel?”, tanya sang Kakak.
“Baik. Kalau Kakak dan kak Glenn?”, tanya Ansel balik.
“Baik Nsel, kabar kami semua sangat baik”.
Setelah menikah Brenda memutuskan untuk tinggal di Singapura mengikuti suaminya yang adalah seorang pengusaha sukses disana. Brenda adalah seorang dokter spesialis Onkologi dan bekerja di salah satu rumah sakit swasta di Singapura. Walaupun sudah hampir dua tahun menikah tapi sayangnya Brenda belum dikaruniai anak.
“Apakah kak Glenn memperlakukanmu dengan baik?”. Tanya Ansel khawatir. Dia tahu setiap pasangan yang sudah menikah pasti sangat mendambakan kehadiran anak di tengah-tengah kehidupan mereka. Ansel khawatir jika kakaknya itu mendapat perlakuan buruk dari suaminya atau keluarga suaminya.
“Iya Nsel. Glenn masih sama seperti dulu. Selalu memperlakukanku dengan baik, selalu mengutamakan aku”. Jawab Brenda. “Berapa lama kamu disini Nsel?”. Brenda lanjut bertanya.
“Lima hari kak”.
“Oyah… bisnis kamu sudah semakin berkembang yah? Kakak salut sama kamu Nsel. Kamu benar-benar pria pekerja keras”.
“Ahh, ini juga berkat doa kamu dan mama papa”.
Mereka mulai bertukar cerita soal bisnis yang tengah dikerjakan Ansel. Begitu juga Ansel, dia banyak bertanya soal profesi kakaknya.
Kakaknya itu memang sudah bercita-cita menjadi dokter sejak kecil. Dan beruntungnya orangtua mereka tidak memaksakan mereka untuk harus mengikuti jejak orangtua mereka unutk menekuni dunia bisnis.
Kecuali Ansel yang memang sangat tertarik untuk terjun berbisnis.
Ansel bangga dengan kakaknya yang sangat suka membantu pengobatan orang yang tidak mampu, dengan memberikan pelayanan kesehatan gratis.
Bahkan Brenda seringkali terlibat sebagai tenaga medis sukarela ke negara-negara miskin yang membutuhkan bantuan medis ataupun ketika ada bencana.
Apalagi ketika dunia dilanda dengan pandemi covid-19, Brenda mempertaruhkan nyawanya untuk membantu banyak orang.
Dalam obrolan mereka yang terlihat menyenangkan itu, Brenda juga mengajak Ansel untuk mengadakan liburan keluarga.
“Ansel, gimana kalau kita liburan bersama? Ajak mama dan papa juga. Udah lama juga kan kita gak pergi berlibur bersama kan?”.
“Bisa… atur aja kak waktu dan tempatnya”.
“Baiklah…”. “Kayaknya bakalan lebih seru kalau kamu udah ada pasangannya”. Celetuk Brenda sambil tersenyum.
Ansel hanya tersenyum mendengar perkataan kakaknya itu.
“Masih sendirian aja nih? Apa gak bosan? Masa sih gak ada wanita yang mau sama adikku yang ganteng ini?”.
Ansel hanya diam dan tetap tersenyum. Tapi, justru sikap Ansel ini membuat kakaknya penasaran. Karena biasanya ketika ditanya soal pacar, Ansel akan diam dan tidak berekspresi apapun.
“Udah punya ya? Siapa wanita itu? Kenalin dong sama kakak”. Tanya Brenda semakin penasaran.
“Nanti aja kak. Aku pasti akan kenalin dia langsung sama kamu”. Ucap Ansel.
“Aaa… seneng banget dengernya… penasaran kakak siapa wanita yang berhasil menaklukkan pria kulkas ini?”.
“Dia wanita yang baik kak dan juga mandiri. Tapi dia sudah memiliki seorang anak”. Ansel memilih untuk jujur mengungkapkan status Danis kepada kakaknya.
“Oyah? Maksudnya pacar kamu seorang janda? atau istri orang?”. Brenda tampak bingung mendengar yang dikatakan Ansel.
“Hmmm… bukan kak”.
Ansel akhirnya menceritakan tentang kehidupan Danis dan segala yang terjadi padanya dimasa lalu, dengan tidak mempermalukan Danis dihadapan kakaknya.
Ansel juga menjelaskan kepada kakaknya bahwa Liam anak Danislah yang justru membuat Ansel jatuh cinta kepadanya.
Brenda senang mendengar semua cerita Ansel. Karena dia bisa merasakan bahwa Ansel benar-benar mencintai kekasihnya itu dan tulus kepadanya. Dan Brenda juga yakin kalau Danis adalah wanita yang baik dan wanita yang tepat untuk mendampingi Ansel.
“Aku sungguh mencintai Danis kak, aku tidak ingin kehilangan dia”. Ucap Ansel.