NovelToon NovelToon
Hello! Miss Call...

Hello! Miss Call...

Status: tamat
Genre:Tamat / Ketos / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:132k
Nilai: 4.9
Nama Author: age nairie

“Jadi kapan internet saya aktif kembali? Saya tidak akan menutup teleponnya jika internet saya belum aktif!” hardik Peter.
“Mohon maaf Pak, belum ada kepastian jaringan normal kembali. Namun, sedang diusahakan secepatnya,” tutur Disra.
“Saya tidak mau tahu, harus sekarang aktifnya!” ucap Peter masih dengan nada tinggi.
Disra berniat menekan tombol AUX karena ingin memaki Peter. Namun, jarinya tidak sepenuhnya menekan tombol tersebut. “Terserah loe! Sampe bulu hidung loe memanjang, gue ladenin!” tantang Disra.
“Apa kamu bilang? Bisa-bisanya memaki pelanggan! Siapa nama kamu?” tanya Peter emosi.
Disra panik, wajahnya langsung pucat, dia melihat ke PABX-nya, benar saja tombol AUX tidak tertanam kebawah. Sehingga, pelanggan bisa mendengar umpatannya.

Gawat, pelanggan denger makian gue!

***
Novel pengembangan dari cerpen Call Center Cinta 🥰
Ikuti kisah seru Disra, yang terlibat dengan beberapa pria 😁
Happy Reading All 😍
IG : Age_Nairie

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon age nairie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32 Jam Tangan

Melvin hanya bisa menundukan kepalanya dan memakan kembali makanan di piringnya. Dia tahu, Disra sedang meledak. Tak ingin membuat gadis itu bertambah marah yang akan mengakibatkan kebencian padanya.

Disra menatap tajam pada Melvin yang seolah tak bersalah. Dia sudah tak berniat memakan kembali makanannya.

Melvin mendongak, menatap Disra yang hanya terdiam. “Kenapa tidak dilanjutkan kembali makannya?”

“Sudah kenyang,” ujar Disra ketus.

“Baiklah, kita kembali ke hotel saja,” usul Melvin.

“Tapi ini masih banyak,” ujar Disra menunjuk makanan di atas meja.

“Biarkan saja,” ucap Melvin.

“Kalau dibiarkan pasti akan dibuang oleh petugas restoran,” ujar Disra. Ada beberapa makanan yang memang belum tersentuh.

“Lalu mau bagaimana lagi?”

“Dibungkus saja,” ucap Disra.

“Kau mau makan lagi pas sampai hotel?”

“Tidak, aku sudah kenyang. Lagi pula, besok pagi pun dapat fasilitas sarapan.”

“Lalu, ini mau kasih siapa?”

“Kasih orang saja. Kita bungkus yang masih tak tersentuh. Bagaimana?”

“Boleh.”

Melvin memanggil pelayan restoran untuk membungkus sisa makanan yang memang belum disentuh. Mereka keluar dari restoran dan memberikan pada pedagang kecil di pinggir jalan.

Melvin begitu fasih dalam berbicara bahasa Thai. “Kau bisa berapa bahasa?” tanya Disra penasaran.

Melvin seolah berpikir. “Sepertinya 6 atau 7 bahasa.”

“Apa kau dulu mengambil kelas bahasa?”

“Tidak, aku belajar sendiri di rumah. Hanya mengandalkan internet.”

“Apa? Hanya mengandalkan internet?” tanya Disra tak habis pikir dengan kecerdasan Melvin.

“Iya, mengamati orang berbicara dan membuka tutorial, itu saja."

Disra menatap takjub pada Melvin. Mereka terus berjalan menuju hotel. Kaki Disra mulai lelah, terlebih lagi dia menggunakan sepatu pantofel berhak. Ya, meskipun hanya 5 cm. Namun, sukses membuatnya lelah.

"Kau lelah?" tanya Melvin. Dia melihat langkah Disra melambat.

"Ya, sedikit. Apa masih lama?"

"Tinggal 500 meter lagi," ujar Melvin.

“Oh.”

Melvin langsung berjalan mendahului Disra dan berjongkok di depannya. “Naiklah, biar aku gendong.”

“Tidak, memangnya aku anak kecil!” dengus Disra.

“Ayo naik atau aku akan menggendongmu paksa!” ancam Melvin. Dia tak tega jika Disra kelelahan.

Disra memicingkan matanya. “Kau mau menjadi pria pemaksa? Apa kau pikir dengan meraih tanganku lalu menggendong paksa, aku akan luluh padamu? Itu hanya dalam drama! Sudah tahu dipaksa, malah jatuh cinta. Bahkan, ada film tak masuk akal. Seorang gadis diculik dan dijadikan budak n*fsu sang mafia, tapi ujung-ujung saling mencintai! Dengan alasan hatiku menolak tapi tubuhku berkata lain. Benar-benar menjengkelkan! Bagaimana mungkin jika tak ada perasaan tapi tubuh menginginkan sentuhan! Bukankah itu film yang sangat bodoh? Seolah korban pel*cehan s*ksual harus menerima pelaku pem*rkosaan untuk menjadi suaminya. Bukankah seharusnya menjebloskan pria tersebut ke penjara? Memangnya tak ada trauma apa jika dilakukan dengan paksaan seperti itu?” tutur Disra panjang lebar.

Ya, Disra tak pernah suka film-film dengan genre pria yang memaksakan kehendaknya pada sang wanita. Film-film yang seolah tindakan paksa dalam s*ksual menjadi sesuatu hal lumrah untuk menunjukan rasa cinta, dengan alibi tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata namun dengan perbuatan. Apakah kekerasan dan pemaksaan dalam tindak s*ksual merupakan hal wajar?

Kini, Melvin yang merasa jengah pada Disra. Dia hanya tak ingin gadis itu lelah. Namun, dirinya malah mendapat ceramah panjang. “Sepertinya, kau terlalu banyak nonton drama, hingga pikiranmu terlalu panjang! Aku hanya ingin menawarkan bantuan.” Dia menatap Disra dari atas hingga bawah. “Sepertinya, kau sanggup berjalan hingga 10 km lagi,” dengus Melvin.

Setiap manusia memiliki kesabarannya. Meskipun, dia sangat mencintai Disra tapi bukan berarti dirinya rela diinjak-injak perempuan. Dia akan memuliakan istrinya, memperlakukan istrinya dengan baik. Namun, bukan berarti membiarkan wanitanya besar kepala. Melvin berjalan mendahului Disra.

“Memang siapa yang ingin digendong olehmu!” teriak Disra.

Gadis itu mengikuti langkah Melvin yang berjalan kurang dari 1 meter di depannya. Sedangkan Melvin berjalan lurus ke depan. Namun, pandangannya mengedar ke sekeliling.

Melvin setengah berlari pergi menjauh dari Disra. Disra hanya memicingkan matanya melihat pria itu berjalan terlalu cepat. Melvin menghampiri seorang gadis. Disra hanya mendecak melihat Melvin berbicara bahasa Thai dengan gadis itu. Tak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan. Namun, tampak sang wanita menampakan wajah yang terharu.

“Dasar laki-laki! Dia bilang mencintaiku tapi mendekati wanita lain. Untung aku tak jatuh dalam pesona ketampanannya!” lirih Disra, tentu tak akan terdengar oleh Melvin.

Disra masih terus berjalan tanpa mepedulikan pria itu. Posisi Melvin berada jauh di depannya. Dia melihat Melvin melepas arlojinya. Disra mengerutkan dahinya. Tak lama, Melvin memberikan jam tangan mewah itu pada sang gadis.

“Benar-benar royal!” gumam Disra. Dia tahu jam tangan yang digunakan Melvin memiliki harga yang tak murah.

Disra memicingkan matanya saat Melvin berjalan dengan membawa sandal di tangannya. Sandal yang digunakan gadis yang berbincang dengan Melvin.

Wajah Disra pias saat Melvin sudah berada di depannya dan meletakan sepasang sandal di depannya.

“Pakailah, pasti sangat lelah menggunakan sepatu pantofel tinggi itu,” ujar Melvin.

Disra tergugu akan perlakuan Melvin. Namun, itu hanya sebentar. “Kau menukar jam tanganmu untuk sepasang sandal ini?” tanya Disra.

“Iya,” jawab Melvin santai.

Disra melebarkan matanya. “Apa kau gila menukar jam tangan mahal hanya untuk sepasang sandal?”

Melvin menghembuskan napasnya. “Sudah pakai saja! Apa kau tidak lihat, di sini tidak ada yang jual sandal? Untuk apa menahan sakit dengan sepatu pantofel kalau masih ada cara agar tak sakit?”

“Tapi, tidak perlu sampai menukar jam tangan mahalmu dengan sandal seperti ini!” ujar Disra menendang pelan sandal tersebut.

“Apa kau tahu fungsinya asuransi kesehatan?” tanya Melvin.

“Kenapa jadi membahas asuransi kesehatan?” tanya Disra jengah.

“Sebagian orang akan berani membayar mahal untuk pengobatan jika sudah sakit. Tapi, enggan membayar asuransi. Padahal dengan asuransi yang dibayar setiap bulan akan jauh terasa lebih ringan, dibanding harus membayar fantastis jika suatu waktu tiba-tiba terjadi sakit keras! Harga jam tangan tersebut tidak sebanding jika kakimu sakit!” jelas Melvin.

“Kalau kakiku sakit karena sepatu pantofel, aku tinggal pergi ke tukang urut yang biayanya tidak semahal jam tangan mahalmu! Itu sangat tidak sebanding! Jika pun ke rumah sakit, aku yakin biaya rumah sakit untuk kaki keseleo tidak semahal jam tangamu itu!” hardik Disra.

Melvin bertolak pinggang. “Itu jam tanganku, kenapa kau yang marah?”

“Karena ini kakiku!” ujar Disra mengangkat sedikit kakinya. “Aku tidak mau menjadi penyebab kebangkrutan dirimu, dengan memberikan jam tangan mahalmu pada orang lain!” seru Disra.

“Aku tidak akan bangkrut hanya karena jam tangan! Dan aku tak akan meminta ganti jam tangan itu padamu!”

“Tetap saja aku tak rela! Seharusnya, sebelum kau bertindak, diskusikan padaku dulu. Tidak perlu menukar dengan jam tangan. Kau bisa memberikan beberapa lembar uang padanya!”

Melvin mengeluarkan dompet dan menunjukan pada Disra. “Uang tunaiku sudah habis untuk membayar makan kita, mesin EDC untuk pembayaran debet sedang bermasalah. Jadi, mau tidak mau membayar dengan uang tunai dan sekarang uang tunaiku hanya tinggal selembar. Mana mungkin aku memberikan selembar uang pada gadis itu yang dengan rela bertelanjang kaki demi dirimu!” hardik Melvin.

Disra diam sejenak. Melvin memperhatikan hal sedetil itu. Dia lelaki yang memiliki hati nurani. Demi dirinya agar nyaman menggunakan alas kaki, membayar sandal dengan jam tangan mewahnya. Ya, bisa saja Melvin hanya memberikan selembar uang yang ada di dompetnya, karena denominasi uang lembar itu memiliki nilai tinggi. Namun, hal itu tak dilakukan, pria itu memikirkan perasaan gadis yang bersedia membantu.

1
Ika Maimunah
Baguuis cerita smuany.. Toooppp
Age Nairie: Makasih, Kak 🥰
total 1 replies
Dwi Laras Anggreni
Luar biasa
Age Nairie: Terima kasih 🙏🥰
total 1 replies
D_wiwied
SAH juga akhirnya ya Vin /Joyful/
D_wiwied
coba kamu ceritakan sj kejadian penculikan itu ke Disra, Vin.. biar tau klo kamu udah suka sm dia sejaj lama
D_wiwied
nahloo.. ketahuan kan
D_wiwied
ooh i see.. jd gitu awal mulanya, mung krn wkt itu Disra msh kecil dan polos jd dia melupakan kejadian itu ya
D_wiwied
ga usah bikin aturan kek gitulah pak, ntar di balik loh, situ kan jg pacaran ma Disra 😆🤪
D_wiwied
masih penasaran sama awal mula pertemuan pertama mereka, kalo Melvin bisa ingat ma Disra kenapa Disra enggak.. apakah ada sesuatu di masa lalu 🤔
D_wiwied
aah.. jd keinget lagunya Rossa, nada-nada cinta 🎶
D_wiwied
ampun dah pak Melvin, jangan terlalu overthinking lagian kalian tu blm jadian kan jangan smpe disra makin ilfil ke kamu
D_wiwied
turuti aja dulu dis, ntar melvin ngreog bisa bahaya kamu 😆
jen
masa sih Melvin secupu itu /Facepalm/
jen
tp kan IT pasti kaitan internet. edukasi gtuan banyak kan
jen
belah duren Thor /Determined/
jen
segitu peseknya apa yaaa
jen
asik dapat undangan nih....

dandan yg cantik, pake baju kosidahan buat Dateng kondangan Marvin /Facepalm/
jen
manis bgt sih Marvin
jen
sedihhhh pasti nih... ada gag Malvin yaaa sesungguhnya /Cry/
jen
malu" mau... siapa yg bisa nolak dih.... jgn jual mahal sih... /Facepalm/
jen
owh itu rahasianya /Grimace//Cry/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!