Beberapa bab dalam tahap REVISI
Rania Anastasya, adalah anak yatim piatu yang diangkat menjadi anak perempuan keluarga konglomerat sejak remaja.
Farhan Ananta Putra, adalah anak laki-laki satu-satunya keluarga angkat Rania. Hubungan mereka cukup dekat semenjak Rania bergabung menjadi keluarga Ananta Putra.
Namun siapa sangka, ternyata saat dewasa, Rania malah dijodohkan dengan Farhan, kakak angkatnya sendiri.
Sejak saat itu, Farhan berubah menjadi laki-laki kejam yang tak lagi dikenal oleh Rania. Bahkan di malam pertama mereka, Rania harus menerima rasa sakit akibat kekejaman Farhan.
Mampukah Rania melepaskan diri dari Farhan?
Baca kisah lengkap nya yuk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melia Andari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 Takut
Pagi itu Rania bangun kesiangan. Ia baru membuka mata tepat pada pukul 9 pagi karena terdengar suara seperti orang beradu pendapat.
Rania terduduk sesaat untuk memulihkan pikirannya dari rasa kantuknya. Kemudian ia berjalan ke arah pintu dan menempelkan telinga nya di pintu itu. terdengar suara yang sangat ia kenali.
"Farhan," batinnya. Ia mendengar Farhan sedang berdebat dengan mama Laura.
"Tidak! Aku ingin menjemput istriku ma," ucap Farhan tegas.
"Tidak bisa! Mama tidak mengizinkan kamu membawa Rania pergi!" jawab mama Laura yang juga tak kalah tegas.
"Tapi Rania itu masih istriku. Dia istriku ma, aku lebih berhak atas dirinya dibanding siapapun!"
"Farhan! Dia memang istrimu. Tapi mama menikahkan kamu dengannya bukan untuk kau buat dia mati di tanganmu!" jawab mama Laura marah.
"Aku tidak akan membunuhnya, dia istriku," ucap Farhan yang tak mau kalah.
"Tapi kemarin dia hampir mati di tanganmu Farhan!" sentak mama marah.
"Dia tidak akan mati," sahut Farhan tenang.
"Kau! Kalau begitu, ceraikan Rania. Mama akan sangat berterima kasih jika kamu mau menceraikannya," pinta mama Laura dengan suara tertahan. Ada kesedihan dalam nada bicaranya yang berusaha ditutupi.
Mendengar itu Farhan hanya terdiam. Rasa tak terima dalam hatinya bergejolak. Kemarin ia dinikahkan, hari ini dipaksa berpisah. Apa-apaan ini?
"Farhan, jika kamu tidak mencintainya, kamu bisa mengembalikan dia pada mama. Jangan kamu siksa anak perempuan orang dengan sangat tidak manusiawi seperti itu. Mama kecewa padamu Farhan. Mama dan papa tidak pernah mengajarkan kamu kekerasan, mengapa sekarang kau melakukan itu? Pada dia yang mama anggap sebagai anak perempuan mama?" airmata mama Laura mulai menetes.
"Mama hanya ingin kamu mendapatkan istri yang baik, yang bisa membawamu dalam kebaikan sampai tua nanti. Dan mama melihat itu ada pada diri Rania, tapi kenapa kau menyiksanya? Menyiksa dia yang juga anak mama?" tanya Mama Laura dengan suara bergetar.
Ia tak pernah menyangka bahwa putra kandungnya bisa melakukan hal seburuk ini.
Sesaat Farhan hanya terdiam, namun kemudian ia membuka suaranya.
"Aku tidak menginginkannya ma, aku tidak suka menikah dengan wanita yang bukan pilihanku," ucap Farhan.
Mama Laura menatap Farhan sendu. "Kenapa kau tidak menolaknya? Kenapa kau menerima dan lalu menyiksanya?"
"Aku telah berbicara padanya untuk tidak menerimaku, tapi tak ku sangka dia malah menerima lamaran mama. Dan aku membencinya," jawab Farhan dengan tatapan kebencian.
"Tapi jangan kau siksa hingga seperti itu Farhan, itu tidak adil untuknya!" sanggah mama Laura.
"Lalu yang adil untuknya apa ma? Dia merenggut masa depanku bersama Dewi. Dia ingin menguasai harta keluarga ini dengan cara seperti itu..," belum selesai Farhan meneruskan kata-katanya, mama Laura telah lebih dulu memotongnya.
"Rania bukan gadis seperti itu Farhan. Justru karena mama melihat kebaikan dan ketulusan dalam dirinya makanya mama ingin dia yang menjadi istrimu. Tapi rupanya mata hatimu sudah tertutup dengan cinta buta yang menjijikan itu!" jawab Mama Laura dengan suara lantang.
"Kau akan menyesal karena telah mengatakan itu pada gadis baik-baik seperti Rania," ucap sang mama merasa kesal.
"Terserah apa kata mama saja, aku tidak akan peduli terhadapnya. Sekarang katakan dimana Rania karena aku akan membawanya pulang," tegas Farhan sambil berjalan mencari keberadaan Rania.
Rania merasa suara langkah kaki Farhan semakin dekat, ia langsung memeriksa gagang pintu yang ternyata sudah terkunci.
Hati Rania berdegup kencang dengan perasaan takut yang membuncah. Hingga terdengar gagang pintu yang dipegangnya bergerak pertanda ada orang yang menggerakkan nya dari luar.
"Rania! Kau di dalam kan? Buka pintunya!" teriak Farhan sambil menggedor pintu dengan kasar.
Rania menjerit dan terduduk di balik pintu. Ia menangis sambil menutup telinganya. Bahkan ia tak bisa membuka suara dan berkata apapun untuk menjawab suara mengerikan itu.
Farhan dan mama Laura terkejut mendengar jeritan Rania dan terdengar pula suara benturan pada pintu.
"Kau dengar Farhan? Rania tidak mau ikut denganmu! Dia bahkan takut hanya mendengar suaramu. Sekarang kau pergi dari rumah mama, dan urus perceraian mu!" Tegas mama Laura.
Farhan menatap mama Laura sesaat, lalu tatapannya dialihkan pada pintu yang ada di hadapannya.
"Baiklah, aku akan mengurusnya!" ucap Farhan dengan terus menatap pintu yang di dalamnya terdapat sosok istrinya.
jodih nya..
😀😀😀❤❤❤❤