NovelToon NovelToon
Keluarga Untuk Anakku

Keluarga Untuk Anakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Single Mom / Hamil di luar nikah
Popularitas:568.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Marwa

Menjadi penanggung jawab atas kesalahan yang tidak dia lakukan, itulah yang harus dilakukan oleh Arumi. Menanggung luka atas goresan yang tak pernah dia ciptakan. Terlebih lagi orang yang menyebabkan lukanya adalah lelaki yang dia cintai. Setiap pembelaan yang dia ucapkan hanya dianggap omong kosong. Kekuasaan membungkam semuanya.

Bintang, polisi tampan yang menangani kasus kematian adik kandungnya sendiri. hingga sebuah fakta dia dapatkan sehingga memaksanya untuk memilih antara cinta dan keluarga.

Pengorbanan, cinta, air mata, dan siksa akan menjadi satu dalam cerita ini. selamat membaca

ig : @nonamarwa_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Marwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32

HAPPY READING

Tidak terasa, ternyata jalannya persidangan sudah berjalan selama kurang lebih lima jam. sebelum melanjutkan persidangan, hakim ketua memutuskan untuk beristirahat sekitar lima puluh lima menit sambil berdiskusi untuk membuat penentuan apakah dakwaan para hakim membuat Arumi bebas atau sebaliknya, menjadi tersangka.

Setelah habis waktu istirahat, tiba saatnya persidangan kembali di lanjutkan.

“Baiklah, berarti sidang akan kita lanjutkan ke tahap tuntutan terhadap terdakwa,” ucap Hakim Ketua melanjutkan jalannya persidangan.

Di titik inilah, keadilan untuk Arumi akan diberikan. Dua tempat yang sudah menunggu, kembali ke rumah sederhana nya dengan sebuah kebebasan, atau malah jatuh ke dalam dingin dan kelamnya jeruji besi.

“Berdasarkan keterangan semua pihak, kami para hakim menyimpulkan beberapa poin penting untuk disampaikan. Dan yang paling pertama sekali adalah, kami menetapkan bahwa saudari Arumi yang sebelumnya sebagai terdakwa, kami tetapkan sebagai tersangka.”

DEG

DEG

Arumi pasrah. Wanita itu menunduk dan. menutup mata mencoba untuk menguatkan hatinya. tangan arumi menggenggam kuat tangan agnes yang berada di sebelahnya.

Agnes yang merasakan itu menoleh. air mata wanita itu jatuh melihat wanita yang sedang berusaha untuk kuat itu. "Maaf, arumi," ucap Agnes bergetar.

arumi mengangguk. kekuatanya sudah habis, pikiranya kacau, ujian kali ini yang diterimanya mungkin adalah ujian terberat sepanjang hidupnya.

Tasya dan rendipun seketika ikut terduduk lemas setelah mendengarkan pernyataan hakim. Pernyataan yang ikut menyatakan bahwa kliennya menjadi tersangka sekaligus menjadi kegagalan mereka dalam menegak keadilan untuk arumi. Walaupun mungkin hal yang lumrah dalam dunia persidangan ketika salah satu pihak mengalami kekalahan, tetapi pada kasus kali ini, mereka tidak hanya ingin berperan sebagai pengacara tapi juga menjadi keluarga untuk Arumi yang bisa melindunginya.namun apalah daya, Agnes harus kalah yang bahkan pihak lawan nya adalah Ayahnya sendiri.

Agnes menghela nafas pelan. dia harus bisa tetap. memperjuangkan kebebasan arumi.

“Izin menyangkal kembali yang mu-”

“Instruksi yang mulia.mohon maaf pihak tersangka, pihak kami saja sudah tidak ada yang ingin disampaikan karena sudah menerima pernyatan yang diberikan yang mulia hakim. Saatnya kita mendengarkan tuntutan. seharusnya pihak anda ikut kooperatif demi kondusifitas berjalannya persidangan ini, jangan sampai menyangkal lagi,” potong Harun tepat setelah Agnes baru mulai berbicara.

Lagi dan lagi, seperti berada di tengah gurun pasir yang tandus, panas, dan tidak ada apa – apa. Pihak Arumi seperti tidak bisa berbuat apa – apa lagi. tidak ada bantuan, tidak ada belas kasihan, dan tidak memandang status. Agnes, Rendi, dan Tasya ikut merasakan kepedihan yang dialami Arumi, tak terasa masing – masing mereka juga ikut menitikkan air mata.

“Mohon izin sekali lagi yang mulia, bukan tidak ingin mengikuti persidangan secara kooperatif. pihak kami hanya berusaha untuk menunjukkan kebenaran yang sebenarnya yang mulia. Saya ingin bertanya mengapa keterangan saksi dari kami tidak diusahakan untuk diselidiki, karena memang terdapat kecurigaan dari kami. Pihak kami pun pasti akan memberikan bukti ijazah asli Arumi jika memang ijazah tersebut ada di tempat di mana saudari Arumi menyimpan nya," ucap agnes dengan menahan tangisnya berbicara kepada hakim.

”Apakah tim forensik pengadilan bersama pihak kepolisian tidak dapat menyelidiki terlebih dahulu tentang keterangan yang disampaikan pihak saksi kami ini?” ucap tasya menambahkan.

“Bukankah sudah jelas, apakah pihak kalian memiliki bukti otentik seperti foto atau video rekaman yang membuktikan bahwa ada pihak lain yang telah melakukan sabotase terhadap Arumi!?” balas Harun dengan tegas karena kesal dengan pihak pengacara Arumi terus melontarkan pembelaan. Harun benar – benar melupakan status Agnes sebagai anak kandung melainkan menjadi lawan main nya di dalam persidangan ini.

Benar – benar sudah tertutup hati nuranimu Ayah. Ternyata kejam sekali, mungkin ada pantasnya kau ditinggal terlebih dahulu oleh Ibu. Agnes mengumpati Ayahnya dalam hatinya yang menurutnya Ayahnya itu sudah kehilangan hati nurani.

“Tidak perlu bukti seperti itu. jika bisa, kami hanya meminta pihak forensik dan kepolisian menyelidiki ke dalam rumah Arumi dan mencari bukti sidik jari untuk mengetahui siapa saja orang yang pernah memasuki rumah Arumi itu. Spesifiknya pada bagian lemari Arumi menyimpan ijazah nya itu,” balas Agnes sedikit menantang pihak forensik dan pengacara keluarga Hutama. Pikiranya kali ini sudah dipenuhi dengan ambisi yang bertujuan membalikkan keadaan saat ini.

Sedangkan tyas yang melihat bagaimana kekeuhnya arumi membela Agnes berdoa dalam hati. Dia benar-benar berharap hakim bisa mengabulkan apa yang dikatakan oleh Agnes. Air mata wanita tua itu tidak bisa dibendung lagi.

Sasmita berada di sebelah Tyas menoleh menatap mertuanya. Mata wanita itu juga nampak berair. menahan tangis yang entah karena apa penyebabnya. "Ibu, kenapa?" tanya Sasmita menatap tyas.

Tyas menoleh dan menatap dalam mata Sasmita. Hanya diam yang bisa dia lakukan. Karena disisi yang lain, hutama menggenggam erat tangan tyas yang sudah mengerut. memberi tanda pada istrinya agar gak mengatakan apapun. Setelahnya tyas kembali menatap lurus karena merasakan sakit pada tangannya.

“Apakah saudara yakin dengan permintaan saudara? Bagaimana jika sidik jari yang terdapat di tempat yang saudara sebutkan itu hanya ada sidik jari saudara? Bukankah jadinya akan semakin menyudutkan saudari Arumi dan saksi karena telah memberikan keterangan palsu?” jawab Harun menanggapi ucapan Agnes.

Situasi semakin memanas, para hakim mencermati sambil mencatat poin penting dari setiap keterangan yang disampaikan dari kedua pihak. Kali ini tidak disangka, Arumi mengambil mikrofon yang sejak tadi digunakan oleh Agnes.

“Baiklah yang mulia, denga ini saya menerima bahwa status saya sebagai tersangka dalam kasus ini. Saya menyampaikan permintaan maaf yang sebesar – besarnya kepada pihak keluarga korban atas kejadian ini. Dan saya berpesan, jika memang saya yang menjadi tersangkanya, tolong berikan hukuman yang sesuai dengan yang sebenarnya yang harus saya terima. Terimakasih.” ucap Arumi tiba – tiba yang mengagetkan Agnes dan tim nya juga seisi ruangan itu.

“Arumi!”

“Arumi!”

“Arumi, apa yang kau katakan ini!” ucap Agnes, Tasya, dan Rendi bersamaan. Sedangkan arumi hanya bisa diam. pandangannya kini beralih pada seseorang yang sangat dia cinta dulu sekaligus ayah dari anaknya.

Bintang yang sejak tadi diam sampai berdiri mendengar perkataan Arumi. Lelaki itu menatap menggeleng pada arumi yang kini juga menatapnya. Tatapan bintang yang penuh akan kesedihan, berbeda dengan tatapan arumi yang penuh dengan kekecewaan.

Arumi mengalihkan pandangannya. Semakin lama menatap bintang, dia akan semakin terbuai dalam rasa yang begitu campur aduk saat ini.

"Sudahlah, kalian sudah berusaha semampu kalian. Kalau memang dari awal jalan nya akan seperti ini, mungkin aku sendiri akan lebih berlapang dada dengan tuduhan ini. Aku minta maaf jika usaha yang kalian lakukan untukku justru membuat kalian mendapatkan hasil yang buruk sebagai tim pengacara. Aku harap kalian bisa menerima permintaan maafku ini,” ucap Arumi pelan sambil tersenyum ke arah Agnes, Tasya, dan Rendi. Namun raut wajah dan mata yang sudah membengkak karena tangisan tidak dapat disembunyikan dan menunjukkan kepasrahan dari seorang Arumi

“Bukan begitu Arumi. kamu gak perlu meminta maaf seperti ini. justru pihak kamilah yang harus meminta maaf karena tidak bisa membuat kamu sebagai klien kami mendapatkan keadilan yang sebenarnya. Dan kami pun sudah bilang bukan, memang keinginan dari kami sendiri untuk membantumu dalam kasus ini. Maafkan kami Arumi," ucap Tasya kepada Arumi sambil memegang tangan Arumi mewakili kedua teman nya itu. "Sidang ini memang berakhir, tapi perjuangan kami untuk keadilan akan selalu berjalan untuk kamu, arumi," tambah tasya menangis.

“Sudah jelas yang mulia, tersangka akhirnya mengakui perbuatan nya. Kami mohon agar Jaksa Penuntut memberikan tuntutan yang sesuai dengan tindak pidana yang dilakukan oleh tersangka,” ucap Harun menanggapi pernyataan Arumi tadi.

DEG

Dibalik semua orang yang mengumpati baik dalam hati ataupun secara langsung, ternyata ada seseorang yang tidak ingin memberikan tanggapan. Padahal, orang itulah yang menjadi awal kisah persidangan kasus ini, ya Bintang. Bintang hanya menatap Arumi tanpa memberikan tanggapan apa – apa. Hatinya bingung, pikiranya kacau, karena baru saja Arumi, perempuan yang namanya masih menyinari dalam hati Bintang membuat keputusan yang mungkin sama saja rasanya seperti yang dilakukan adiknya empat tahun silam. Bedanya bagi Arumi, ia harus merasakan dan menjalani rasa sakit itu selagi hidup dan dalam waktu yang entah belum ditentukan berapa lama nya.

“Baiklah saudari Arumi. Berdasarkan keterangan dan pengakuan anda, dalam kasus kematian Kintani Rasya Nagara ini, berdasarkan pasal 345 KUHP, saudari Arumi Tirani kami tuntut pidana maksimal empat tahun penjara,” ucap Jaksa Penuntu Umum menyebutkan tuntutan nya kepada Arumi dan pihak Hakim.

Seisi ruangan meja hijau nampak bergemuruh, sebagian ada yang menyoraki bahwa hukuan yang diterima Arumi terkesan sangat ringan, tentu saja itu adalah pendukung keluarga Hutama. Dan juga sebagian yang sudah menerima jika putusan itu sudah sesuai, termasuk Arumi dan tim pengacaranya.

Kita harus selalu bersama apapun keadaanya ya, nak. Maafin Bunda jika nanti ketika kamu lahir bukan di tempat yang seharusnya. Maaf jika nanti Bunda kamu. ini memiliki jejak kelam dalam hidupnya. maaf jika nanti Bunda membesarkan kamu dengan keadaan yang berbeda. Bunda harap kamu mengerti keadaan kita ya nak, teruslah menjadi alasan Bunda satu–satunya untuk melanjutkan hidup ya nak. Arumi membatin sambil mengusap lembut perutnya.

Setelah mengikhlaskan hatinya untuk Bintang, kali ini Arumi mengikhlaskan hatinya untuk dirinya sendiri yang akan segera dijatuhi hukuman karena perbuatan yang entah siapa pelakunya ini. Arumi adalah bentuk dari kepasrahan dan keihklasan yang sebenarnya.

“Dengan ini, tuntutan kepada tersangka saudari Arumi Tirani yang dikenakan pasal 345 KUHP, dan hukuman maksimal empat tahun penjara yang telah disampaikan Jaksa Penuntut Umum, sudah sesuai dengan tindak pidana yang dilakukan tersangka. Maka dari itu, tidak ada tuntutan tambahan. dan saya putuskan, hukuman terhadap tersangka saudari Arumi Tirani adalah pidana selama empat tahun. TOK. TOK. TOK!” ucap Hakim Ketua yang telah memberikan putusan kepada Arumi.

“Dan dengan keputusan ini, saya harap sudah tidak ada lagi baik pembelaan ataupun keterangan yang akan disampaikan," lanjut Hakim Ketua yang memberi tanda bahwa sidang akan segera ditutup.

“Yang mu-“

“Sudahlah Agnes, hukuman sudah ditetapkan. Jangan semakin menyudutkan pandangan orang terhadap dirimu dan tim. Kamu sudah melakukan yang terbak Agnes. Jangan sampai menghancurkan karirmu demi aku," ucap Arumi sambil menahan Agnes yang hendak kembali berdiri.

"Tapi kebebasan itu layak untuk kamu, Arumi," ucap Agnes menangis.

Arumi tersenyum. Dia menoleh dan menatap hakim. "Boleh saya sampaikan sesuatu, Pak Hakim?" tanya Arumi.

"Silahkan," jawab hakim memberi waktu.

Arumi mengambil mik di atas meja. Dia menatap semua yang hadir. berbagai tatapan tertuju pada arumi.

"Saya arumi tirani. Wanita yang tertuduh sebagai tersangka dalam kematian Almarhumah Kintani Rasya Nagara. Saya ucapkan terimakasih kepada tim pengacara yang sudah dengan ikhlas membantu saya dalam kasus ini. Untuk tim pengacara keluarga Nagara, kalian hebat karena membuat klien kalian luas dengan apa yang sudah kalian lakukan. Tapi satu hal yang pasti, membahagiakan raja, tidak harus dengan mengorbankan kesejahteraan rakyatnya. Tidak akan salah jika kalian memanusiakan manusia," ucap Arumi dengan menampilkan senyumnya menatap harun dan tim.

selanjutnya Arumi beralih menatap keluarga Nagara. "Untuk keluarga Nagara yang terhormat, selamat atas kesuksesan kalian meraih keadilan untuk anak kalian, Almarhumah Kintani. Semoga ini memang murni untuk sebuah keadilan bagi Kintani. Jangan sampai kesejahteraan dunia kalian mengganggu ketenangan Kintani di surga sana," ucap Arumi bergantian menatap satu persatu keluarga hutama.

Kini, tatapan arumi berhenti pada Bintang. "Dan untuk Bapak polisi yang waktu itu menangkap saya dan sekaligus kakak Kintani. Selamat, ya. Kamu berhasil jadi seorang kakak. Tapi percayalah, kamu gagal menjadi seorang lelaki," ucap Arumi dan langsung mengalihkan pandangannya dari bintang.

Bintang menatap sendu Arumi. Kenapa seperti ini hati hamba, Ya Allah. Harusnya hamba senang dengan. keputusan ini. Tapi ini kenapa? dada hamba sakit sekali? batin Bintang menatap Arumi. Bintang mengusap sudut matanya yang berair.

"Jika kamu tidak tenang dengan keputusan yang kamu ambil, itu artinya kamu tidak menuruti kata hati kamu, nak," ucap ali yang duduk di sebelah bintang.

Bintang hanya diam. tidak ada yang bisa dia sampaikan saat ini.

"Sudah Pak Hakim. Terimakasih," ucap Arumi kembali meletakkan miknya diatas meja.

“Dengan ini, sidang saya tutup. Dan penahanan saudari Arumi akan dilakukan dua hari lagi. Berkas penahanan akan mulai dipersiapkan mulai besok dan kami harap saudari kooperatif terhadap apa yang harus dipenuhi,” lanjut Hakim Ketua mengakhiri persidangan menatap Arumi dan tim pengacara.

...****************...

1
Larasati
😭😭😭😭😭😭
Larasati
nyesek banget dadaku sampai tersayat 😭😭😭😭😭
Larasati
yg kuat Arumi 😭😭 semoga Allah memberikan keadilan untukmu dan ada orang yg mau bersaksi di persidangan yg datang
Larasati
ternyata yg jahat itu pak Hutama,sebenci itukah kamu ke Arumi cucumu sendiri yg jatuh cinta pada Arumi, semoga ada keadilan untukmu Arumi 😭😭
Larasati
😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Larasati
katanya Agnes anaknya pak Harun
Larasati
yg kuat ya Arumi 😭😭😭😭
Larasati
Luar biasa
Larasati
ya Allah gak kerasa membaca di bab ini air mata 😭😭😭,, nyesek banget 😭
Larasati
Arumi 😭😭😭😭
Larasati
ceritanya menarik,,, gimana nasib Arumi bila di Halim dan bintang tak mau' tanggung jawab
Nani Haryati
author!! kau harus bertanggung jawab,dari awal baca sampai sekarang air mata ku terus mengalir,mataku bengkak loh ini
Oktavianto Rizky Darmawan
thor up yg banyak ya..😁😁
Tian ayashi
kamu sebenarnya knp sih thor, novel2 mu yg jadul cakep2 lo yg ini jg cakep knp nggantung
novitta. fitriani
bagus ceritanya, menceritakan wanita yang kuat
Ade Susma Dewi Dewi
Luar biasa
Mawarti
bagus
Mawarti
bagus,,menguras emosi , air mata,ingus ,,berhasil mengaduk hati pembaca salut💌👍
Mawarti
kenapa sedih terus torr😭
moonstar
kapan Up-ya jangan digantung 😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!