NovelToon NovelToon
MY NAME IS QUIN

MY NAME IS QUIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Mafia / Diam-Diam Cinta / Identitas Tersembunyi
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Pansy Miracle

Quinevere King Neutron, putri Nathan Ace Neutron bersama dengan Clementine Elouise King, kini sudah tumbuh menjadi seorang gadis dengan kepribadian yang kuat. Tak hanya menjadi putri seorang mantan mafia, tapi ia juga menjadi cucu angkat dari mafia bernama Bone. Hidup yang lebih dari cukup, tak membuatnya sombong, justru ia hidup mandiri dengan menyembunyikan asal usulnya. Quin tak pernah takut apapun karena ia sudah banyak belajar dari pengalaman kedua orang tuanya. Ia tak ingin menjadi pribadi yang lemah, apalagi lemah hanya karena cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HANYA BISA MENUNGGU

“Ada apa, Quin?” tanya Rea.

Sejak tadi Quin lebih banyak melamun daripada bekerja. Awalnya Rea hanya memperhatikan saja, tapi hatinya merasa tak tenang saat melihat sahabatnya itu seakan gelisah dan memiliki beban yang teramat berat.

“Quin?” panggil Rea sekali lagi.

“Hmm?” Quin menoleh dengan wajah setengah kaget, “Ada apa?”

“Ada apa? Aku yang bertanya, ada apa denganmu? Sejak tadi kamu hanya melamun, bahkan kamu tak mengerjakan apapun di sana,” tunjuk Rea pada layar komputer yang ada di hadapan Quin.

“Ah maaf.”

“Kamu tak mau bercerita padaku?” tanya Rea.

Quin menghela nafasnya pelan lalu duduk menyamping agar bisa berhadapan dengan Rea.

“Fox dikeluarkan dari universitas dan aku tahu itu pasti gara-gara aku,” kata Quin.

“Dikeluarkan?!” Rea sedikit berteriak lalu menutup mulutnya saat sadar bahwa ia sedang berada di perpustakaan, tempatnya bekerja.

“Hmm,” angguk Quin.

“Ini pasti ulah Elon kan?” tanya Rea, “Dia benar-benar pria breng-sek! Ingin sekali aku memukul wajahnya.”

“Ya, dan aku merasa amat sangat bersalah, Re. Apa yang harus kulakukan?”

Rea terdiam, karena memang tak mungkin ia mendatangi Elon dan langsung memukulnya atas apa yang telah ia lakukan dan membuat sahabatnya gelisah seperti saat ini. Sungguh ia kini menjadi bingung apa yang harus dilakukan. Jika Quin merasa bersalah dan ingin bertanggung jawab, tak mungkin ia membayar uang kuliah Fox. Dari mana Quin akan mendapatkan uangnya? Demikian pikir Rea.

“Aku akan mencoba menghubunginya,” kata Quin pada akhirnya. Ia akan mencoba menghubungi Fox.

Namun, panggilan ponsel tersebut sama sekali tak tersambung. Hal itu membuat Quin semakin merasa tak tenang dan rasa bersalahnya semakin besar. Quin bahkan mengulanginya beberapa kali dan berdecak pada akhirnya.

“Tak bisa?” tanya Rea.

“Hmm, sama sekali tak tersambung,” jawab Quin, “Apa ia membenciku, Re? Apa yang terjadi padanya, semua karena aku.”

“Ku rasa Fox bukanlah pria seperti itu, Quin.”

Quin kembali menghela nafasnya pelan, tapi begitu dalam. Ia merasa bodoh karena tak langsung mencari Fox keesokan harinya dan menganggap semua akan baik-baik saja, seperti yang dikatakan oleh Fox.

Apa aku harus meminta pertolongan Dad? Atau Grandpa Bone? - batin Quin.

***

“Kamu mau pergi ke mana?” tanya Anya sambil menautkan kedua alisnya ketika melihat Elon akan kembali keluar, padahal belum sampai tiga puluh menit putranya itu pulang.

“Keluar, Mom.”

“Mommy tahu kamu akan keluar, tapi ke mana?”

“Menemui Gisella,” jawab Elon.

Mendengar jawaban Elon, sebuah senyuman terukir di bibir Anya. Gisella adalah putri Meddy, sahabat sosialitanya.

“Pergilah,” kata Anya dengan perasaan senang.

Ia senang karena Elon berhubungan dengan putri sahabatnya. Itu berarti bahwa yang akan menjadi pasangan putranya adalah wanita yang sederajat, tak seperti Quin dulu, mahasiswi beasiswa dan miskin, yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

“Bye, Mom!” pamit Elon.

Elon sebenarnya tak akan menemui Gisella. Ia ingin pergi ke perpustakaan di mana Quin bekerja. Ia ingin melihat keadaan mantan kekasihnya itu tanpa dirinya. Elon sangat yakin jika Quin pasti tak akan bisa tanpa dirinya, meskipun Quin memiliki sugar daddy.

Mengingat kembali Quin bersama dengan seorang pria, membuat hati Elon panas. Bahkan pria itu sangat tua, sementara dirinya masih muda, lebih tampan dan gagah.

“Apa yang sebenarnya dilihat oleh Quin dari pria itu?” gumam Elon, “Apa hanya karena uang? Aku juga punya!”

Elon pun masuk ke dalam mobil miliknya dan langsung melajukannya ke tempat di mana Quin bekerja. Dalam perjalanan, ponsel Elon terus berdering. Elon melihat nama yang tertera di layar ponsel, berharap panggilan tersebut datangnya dari Quin. Namun, semua tak sesuai harapan. Nama yang tertera adalah Carol, Gisella, atau wanita lain yang menjadi selingan Elon selama ini.

Bughhh

Elon memukul kemudi mobilnya, geram!

“Apa ia sama sekali tak merindukanku? Arghhh!!!” ungkap Elon kesal.

Hingga mobil yang dikemudikan Elon sudah tiba di depan sebuah bangunan yang merupakan perpustakaan kota. Ia memarkirkan mobilnya di seberang jalan agar tak terlihat oleh Quin. Ia tak ingin Quin menjadi besar kepala jika sampai tahu kalau Elon masih memperhatikan, bahkan mencintainya.

Tepat pukul lima lebih lima menit, Elon melihat Quin dan Rea keluar dari perpustakaan tersebut. Wajah Quin terlihat tak bahagia dan Elon suka itu.

“Ia pasti sangat merindukanku,” gumam Elon tersenyum bangga pada dirinya sendiri.

“Aku akan mengantarmu, Quin,” kata Rea.

“Thank you, Re.”

Quin naik ke boncengan motor Rea, setelah sebelumnya ia memakai helm yang diberikan oleh Rea. Tiba-tiba saja ia kembali teringat saat-saat dirinya dibonceng oleh Fox, menggunakan motor pria itu.

Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan? Aku harus menemukannya, aku harus tahu bagaimana kondisi Fox saat ini. - batin Quin.

Rasa ingin tahu-nya yang besar, tetap tak membuat Quin mengambil langkah yang gegabah. Jika ia meminta bantuan pada Dad Nathan ataupun Grandpa Bone, sudah dipastikan mereka akan mencari tahu siapa pria itu dan apa hubungan dengan dirinya. Jika itu terjadi, maka apa yang ia alami akan diketahui oleh dua pria berbeda generasi itu, tapi tetap reaksinya akan sama, yakni membuat sumber masalah Quin itu mendapatkan balasan yang lebih dari setimpal.

Quin akhirnya mengambil keputusan untuk mencari tahu sendiri, tanpa bantuan keluarganya.

***

Elon merasa sangat senang saat melihat wajah Quin yang gelisah, seakan menderita karena tak bersamanya lagi. Ia terus bersiul selama perjalanan kembali ke Mansion milik keluarganya.

Ponselnya kembali berdering dan tampak nama Carol di sana. Awalnya Elon malas untuk menjawab, tapi karena kini hatinya sedang bahagia, maka ia pun menjawab panggilan tersebut.

“Tak ada salahnya bersenang-senang. Aku berhak mendapatkan hadiah untuk diriku sendiri karena begitu tampan, kaya, dan dicintai,” gumamnya sesaat sebelum menjawab panggilan dari Carol.

Elon yang ingin kembali pulang pun membelokkan mobilnya menuju ke apartemen Carol. Ia akan menghabiskan hari ini bersama dengan Carol. Ia perlu melepaskan hassrat dan naffsu seperti biasanya.

Sementara itu, Harvey dan Kevin terus mencoba menghubungi Fox. Namun sayang sekali, sahabat mereka itu seperti hilang ditelan bumi. Mereka menyambangi tempat tinggal Fox, tapi tak menemukannya dan para tetangganya mengatakan bahwa Fox telah pindah, tak tinggal di sana lagi.

“Apa kita harus meminta tolong pada Elon?” tanya Harvey.

“Kamu mau meminta tolong padanya? Tak mungkin ia mau menolong. Lagipula apa yang terjadi pada Fox saat ini adalah ulahnya. Menyebalkan!” kata Kevin dengan geram.

Harvey dan Kevin lebih senang bersahabat dengan Fox dibandingkan dengan Elon, meskipun Elon adalah putra tunggal Keluarga Bush. Fox sangat baik pada mereka, bahkan mau membantu mereka jika ada mata kuliah yang tak mereka mengerti.

“Lalu apa yang harus kita lakukan?” tanya Harvey.

“Kita hanya bisa menunggu Fox menghubungi kita, atau mungkin bertemu dengannya secara tidak sengaja,” jawab Kevin, yang membuat keduanya mendesaah dengan kasar.

🌹🌹🌹

1
cowettttttt
Quin kaya orang sawan lama2 punya power tp g d pake...fox keliatan sangat ga punya power masih kecolongan dan belum berhasil sudah bertahun2 upaya bls dendam
cowettttttt
Quin ini lemah atau bagaiman masa cuma sekali mukul si Elon trs malah diam aja sisa nya...trs g jujur jg bahwa ibu ny meminta hbgn mereka bubar biar klrga Meraka rusuh..malah diam saja
Arbaati
ditunggu next nya Thor
Arbaati
wah cari mati si Elon
Rini
fox
Arbaati
grubyaaak...nggeblak gak bangun" Mak anyet wkwkwk....
millie ❣
gak masuk UGD loe mak lampir liat siapa queen wkwkwkwk
Rini
nah lo kejang nga tu
millie ❣
lama g up yg semangat thor
Rini
👍👍
Arbaati
lanjut Thor udah tak kasih vote
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc

Izin ya
Pansy: Thank you so much Kak 🙏🏻❤️
total 2 replies
Inez Putri
kurasa fox bukan org sembarang. ada rahsia di diri fox? pensran q
Rini
sombong mu Bu , ati2 Lo jantungan 😂
Arbaati
next tour
millie ❣
Gw yakin itu fox deh rajin up y thor 😊
Rini
fox kah
Rini
fox misterius juga
Rini
fox dimana
millie ❣
Ayo queen tunjukan powermu donk ama org yg uda ngebela loe 😌
Rini
bertindak buat temanmu queen
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!