NovelToon NovelToon
When Mafia Fall In Love

When Mafia Fall In Love

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia
Popularitas:690.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Puput

Setelah gagal berjodoh dengan Ustaz Ilham, tanpa sengaja Zahra bertemu dengan pria yang bernama Rendra. Dia menolong Rendra saat dikejar seseorang, bahkan memberi tumpangan pada Rendra yang mengaku tak mempunyai tempat tinggal.

Rendra yang melihat ketulusan hati Zahra, merasa jatuh cinta. Meski dia selalu merasa kotor dan hina saat berada di dekat Zahra yang merupakan putri pertama pemilik dari pondok pesantren Al-Jannah. Karena sebenarnya Rendra adalah seorang mafia.

Apakah Zahra akan ikut terseret masuk ke dalam dunia Rendra yang gelap, atau justru Zahra lah penerang kehidupan Rendra?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32

"Maaf kedatangan kami terkesan mendadak. Kami ingin menyampaikan niat baik Rendra untuk menikahi Zahra. Apa..."

Belum selesai Pak Marko berbicara, Abah Husein sudah memotong kalimatnya. "Dimana Zahra sekarang?"

"Zahra ada di tempat saya." jawab Rendra.

"Kenapa tidak kamu antar pulang terlebih dahulu. Jangan-jangan kamu memaksa menikahi anak saya. Zahra mana mungkin mau sama kamu yang tidak tahu agama sama sekali. Seorang brandal yang punya banyak musuh," kata Abah Husein dengan penuh emosi.

Pak Marko menghela napas panjang. Baru kali ini ada yang menghina putranya seperti itu. Bagi Pak Marko, putranya sangat hebat. Mereka yang tidak mengenal Rendra, tidak akan pernah tahu kebaikan Rendra yang sebenarnya.

"Pak, jangan menilai putra saya seenaknya. Rendra memang seorang berandal, tapi dia masih punya etika. Dia putra saya yang sangat baik." Pak Rendra jelas tidak terima degan hinaan itu. Mereka datang ke rumah itu secara baik-baik tapi masih saja tidak terima dengan baik oleh Abah Husein.

Rendra menepuk lengan Papanya agar berhenti berbicara.

"Iya benar, saya memang berandal seperti yang Abah bilang. Tapi saya dan Zahra saling mencintai. Kami sudah memutuskan untuk menikah dan hidup bersama. Setelah Abah memberikan restu untuk kami, Zahra akan saya antar pulang ke rumah." Rendra berusaha bersabar. Meski sebenarnya emosi itu sudah terpancing.

"Saya tidak akan merestui kalian berdua."

Rendra mengepalkan tangannya. Apa dia harus mengatakan tentang penyakit Zahra tapi dia ingat dengan pesan Zahra.

"Apa kalian tidak tahu kalau Zahra itu..."

Rendra segera memotong kalimat Papanya. "Papa, lebih baik kita pulang saja."

"Rendra," Pak Marko mendekatkan bibirnya di telinga Rendra. "Kamu gak kasihan sama Zahra?"

"Biar aku bicarakan ini dulu dengan Zahra." bisik Rendra. Semoga keputusannya ini benar. "Ya sudah, kami permisi." Rendra berdiri dan diikuti oleh keluarganya.

Mereka berjalan kembali ke mobil mereka.

Rendra kini menyandarkan dirinya di sisi mobil sambil memikirkan nasib Zahra. Mengapa juga Zahra memiliki orang tua yang keras hati seperti itu

"Rendra, mengapa kamu gak bilang keadaan Zahra yang sebenarnya pada mereka?" tanya Pak Marko.

"Karena ini pesan Zahra. Biar aku buat keputusan malam ini." Kemudian Rendra masuk ke dalam mobilnya dan segera menghidupkan mesin mobilnya.

Mobilnya kini melaju dengan kencang kembali menuju rumah sakit. Perasaannya bercampur aduk menjadi satu. Dia sudah berusaha bersikap baik meskipun sudah jelas mereka yang salah, tapi mereka masih saja menghina dan menganggapnya rendah.

Kalau memang tidak bisa dengan cara baik-baik, aku akan pakai cara kasar!

Setelah satu jam lebih, Rendra sampai di rumah sakit. Dia segera turun dari mobilnya dan berjalan masuk ke dalam rumah sakit.

Dia berjalan cepat menuju ruangan Zahra.

Terlihat Zahra sedang duduk menanti kabar dari Rendra.

"Bagaimana?" tanya Zahra dengan antusias.

Rendra duduk dengan lemas di sisi brangkar Zahra

Melihat ekspresi Rendra, dia bisa menebak apa yang dikatakan abinya. "Abi pasti tidak merestui kita."

"Kamu tenang saja. Aku masih akan berusaha. Kita menikah besok ya, dan aku pastikan abi kamu akan datang."

"Besok? Secepat itu."

Rendra menganggukkan kepalanya.

"Tapi..."

Belum selesai Zahra berbicara, dia melihat Dokter dan suster berlarian di lorong rumah sakit. Kebetulan sekali ada suster yang sedang mengantar makanan ke kamarnya. "Sus, ada apa?"

"Ada yang meninggal."

"Siapa? Anak-anak?" tanya Zahra lagi.

"Iya, pasien yang bernama Vivi."

"Vivi?" Seketika air mata jatuh di pipi Zahra. "Aku ingin melihatnya, antar aku ke sana."

"Zahra, tapi..."

"Aku mohon."

Rendra akhirnya mengambil kursi roda untuk Zahra dan membantunya berpindah ke kursi roda itu.

Rendra segera mendorongnya menuju ruangan Vivi. Mereka menerobos masuk meskipun sudah dilarang oleh suster.

"Vivi," Hati Zahra terasa hancur saat melihat Vivi sudah terbaring kaku tak bernyawa di atas brangkar. "Vivi, kamu anak yang semangat sekali, mengapa kamu pergi mendahului kakak." Zahra setengah memeluk tubuh Vivi. "Baru kemarin kamu bilang, kita akan berusaha bersama."

"Zahra, sudah. Ini sudah takdir."

"Apa takdir aku akan berakhir sama setelah ini? Sepertinya waktu aku sudah tidak lama lagi."

"Zahra, jangan bilang seperti itu." Rendra berjongkok di dekat kursi roda Zahra. "Kamu pasti sembuh. Jangan pernah putus asa."

Zahra menggelengkan kepalanya, tapi beberapa detik kemudian tubuh Zahra kian melemas dan dia kembali tak sadarkan diri.

"Zahra!" Rendra segera mengangkat tubuh Zahra. "Hendra, cepat periksa kondisi Zahra. Ada sesuatu yang harus aku lakukan sekarang!"

Zahra sedikit membuka matanya saat berada di gendongan Rendra. "Maafin aku, rasanya aku sudah tidak sanggup lagi melawan penyakit ini."

"Zahra, kamu jangan bilang seperti itu. Kamu pasti sembuh!" Meski hati Rendra sangat hancur melihat kondisi Zahra yang semakin menurun ditambah semangat Zahra yang kian kendor, tapi dia berusaha kuat di depan Zahra. Kini dia turunkan Zahra di atas brangkarnya.

"Rendra, apa kamu masih mau menikahiku?" tanya Zahra dengan suara lemahnya.

"Iya, aku pasti akan menikahi kamu."

"Iya aku mau menikah dengan kamu besok, meskipun Abi tidak datang, biarkan digantikan dengan wali."

"Iya, aku urus semua surat-suratnya sekarang dan aku pastikan Abi kamu besok akan datang." Rendra membungkukkan dirinya lalu mengusap pipi Zahra sesaat kemudian dia keluar dari ruangan itu saat Hendra masuk dan memeriksa kondisi Zahra.

Rendra menekan ujung matanya agar air mata itu tidak merembes. Dia berjalan cepat menyusuri lorong rumah sakit.

Setelah sampai di tempat parkir, dia masuk ke dalam mobil lalu menghubungi anak buahnya untuk mengurus surat-suratnya di KUA dengan cepat.

Setelah mematikan panggilannya. Dia mencari pistol yang ada di mobilnya, mengecek isi pelurunya.

Kalau tidak bisa secara baik-baik, aku akan memaksa dengan ancaman.

Rendra meletakkan senjata berapinya di jok sampingnya, lalu dia segera melajukan mobilnya dengan kencang ke rumah Zahra lagi.

Rasa khawatir dan rasa marah bercampur menjadi satu di hatinya. Kini dia semakin menambah laju mobilnya.

Setelah sampai di depan rumah Zahra, dia ambil pistolnya lalu turun dari mobil. Melangkah jenjang memasuki teras rumah Zahra dan tanpa permisi lagi dia masuk ke dalam rumah itu.

"Mau apa kamu kembali ke sini lagi?" tanya Abah Husein yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Apa Abah masih tidak mau merestui saya dan Zahra?" tanya Rendra sekali lagi.

"Saya tidak akan merestui kamu." Abah Husein tetap kekeh dengan pendiriannya.

Mendengar kalimat itu, Rendra mengangkat tangannya dan mengarahkan senjata berapinya pada Abah Husein.

"Mau apa kamu!!!"

Mereka saling bertatap tajam.

💕💕💕

.

Minta restunya Rendra beda. Bawa-bawa pistol.. 😯

.

like dan komen ya...

1
nuraeinieni
ceritanya bagus dan luar biasa
Anjelie Sharma
di tunggu cerita azam nya
jgn lama2
critanya bnyk bngt cobaan nya
Anjelie Sharma
seorang ustad tp ngerti ga di pake
Nifatul Masruro Hikari Masaru
muncul lagi musuhnya
Surati
bagus
kristi hartati
Luar biasa
kristi hartati
Lumayan
afifah aefa
Luar biasa
Ina Karlina
wah sepertinya tanda tanda Hamidin Alhamdulillah 🥰🥰🌹🌹🌹
Ina Karlina
semoga aja ga ada ulat bulu yang menggangu mereka
Ina Karlina
beruntung nya Zahra mendapatkan laki laki sebaik Rendra.. semoga bahagia
Hani hana
Lumayan
Hani hana
Kecewa
Ina Karlina
ha ha ha ayooo siapa cepet dia dapet... semangat ya kalian 🤣🤣🤣🤣
Ina Karlina
idih seorang kiyai tapi pikiran nya sangat picik ..tidak bisa menilai ..dan berpikir bijak😡😡😡
nada Tsani
Luar biasa
RossyNara
ustad cuma gelar tetap dia cuma manusia biasa yang bisa egois, tapi sangat di sayangkan abi husen seperti lilin bisa menerangi org lain tapi tak bsa menerang diri sendiri.
RossyNara
Zahra trauma sama perjodohan abi, ilmu. yang terbaik menurut orang tua belum tentu terbaik bagi si anak.
Aize Ze🗝️🥀°_°
kak buat cerita anaknya Zahra Ama Rendra donk Thor penasaran sama kelanjutan nya
MPit Mpit MPit
Iyah ih inih pak ustad bikin kesel meresahkan...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!