Di zaman modern yang penuh teknologi, seorang hacker brilian dan ahli beladiri handal bernama Alexia, tengah menjalani rutinitasnya yang penuh tantangan. Namun, takdir berkata lain ketika sebuah kecelakaan misterius terjadi. Jiwa Alex terlempar ke dalam tubuh seorang Ratu terabaikan dari masa lalu yang hidup dalam kemewahan di kerajaan.
Alexia berusaha untuk beradaptasi dengan kehidupan istana yang berbeda sepenuhnya. Di tengah kemewahan dan keindahan istana, Ratu yang sebelumnya terabaikan itu selalu sendiri dan diacuhkan oleh sang raja yang lebih mementingkan urusan kerajaan dan selir-selirnya.
Namun, kecerdasan dan keberanian Alexia tidak memudar. Dia menggunakan keahlian hacking-nya untuk merangkul pengaruh dan mendapatkan informasi rahasia di balik tirai istana.
Dalam perjalanan waktu yang tak terduga ini, Alexia mulai menggabungkan keahlian beladirinya dengan manipulasi teknologi modern. Sanggupkah ia mengubah takdir kerajaan dan juga rakyatnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tarian Perang Dan Drama
Akhirnya Ratu Huang Lin Mei bangkit dari kursi yang didudukinya, dia pun bersiap untuk menunjukkan bakat terpendam yang selama ini tidak banyak diketahui oleh orang-orang istana.
Dengan langkah yang sangat anggun, dia pun berjalan menuju para pemain musik, setelah itu membisikan sesuatu kepada salah seorang diantara mereka, hingga membuat mata orang itu langsung membola.
Dia tak menyangka jika Ratu Huang Lin Mei akan meminta sebuah musik penghantar yang jauh berbeda dibandingkan dengan nona-nona muda bangsawan yang lain.
"Apa kau bisa melakukannya?" tanya Ratu Huang Lin Mei, pemain musik itupun segera tersadar kemudian menganggukkan kepala, tak lama dia pun membisikkan apa yang dikatakan oleh sang ratu itu kepada rekan-rekannya yang lain, membuat mereka pun turut serta melirik ke arah perginya Ratu Huang Lin Mei yang saat ini mulai mendekat ke arah salah seorang prajurit.
"Berikan pedangmu padaku!" ucap Ratu Huang Lin Mei, dahi prajurit itu terlihat berkerut, banyak hal yang saat ini memenuhi pikirannya. 'untuk apa sang ratu meminta pedang? Sedangkan selama ini semua orang juga mengetahui, jika Ratu Huang Lin Mei bahkan tidak bisa bela diri. Lalu bagaimana dia bisa mengangkat pedang yang sangat berat? Apakah itu tidak akan membuat tangannya terluka?
"Tapi yang mulia, untuk apa anda meminta pedang?" tanya prajurit itu.
"Apakah kau sudah bosan hidup? Aku hanya meminta pedangmu, bukan nyawamu." ucap sang ratu dengan sangat ketus, tangannya langsung merebut pedang yang berada di pinggang prajurit itu, kemudian berjalan dengan menyeret pedang hingga membuat suara cicitan di lantai, yang sontak membuat beberapa orang yang hadir di sana langsung menutup telinga mereka akibat terasa ngilu.
'Apa yang ingin ditunjukkan oleh Ratu Huang Lin Mei? Kenapa dia harus membuang-buang waktu untuk meminjam pedang itu kepada prajurit?' pikir semua tamu undangan yang hadir di aula, sedangkan raja Yun terlihat menyunggingkan senyuman sinis, sepertinya dia benar-benar sangat penasaran dengan pertunjukan yang akan dibawa oleh istrinya itu.
Trang...
Suara alunan musik terdengar, awalnya begitu lembut diikuti gerakan dari ratu Huang Lin Mei yang sangat menawan, semua orang dibuat tak berkedip melihatnya. Bahkan selir Han Jiali sampai memelototkan matanya, dia tak menyangka jika musuhnya itu memiliki kemampuan yang cukup mencengangkan.
"Sial! Ternyata wanita kampungan itu sanggup memberikan penampilan terbaiknya di hadapan semua orang," ucap selir Han Jiali sambil mengepalkan kedua tangannya, dia juga melirik ke arah raja Yun dengan sudut matanya, namun tak lama kemudian, wajah selir Han Jiali berubah menghitam, setelah menyaksikan sendiri bagaimana sang raja yang terlihat takjub dengan gerakan-gerakan lembut dan lihai dari ratunya itu.
Trang...
Tiba-tiba saja suara musik terdengar sangat cepat dan juga kencang, membuat beberapa orang tamu undangan merasa kaget. Ratu Huang Lin Mei mulai mengangkat pedangnya, dia pun segera menarikan tarian pedang, membuat kengerian tersendiri di tengah-tengah aula pesta yang mewah itu.
Mata semua orang dibuat terkesiap, ini untuk pertama kalinya mereka melihat, bagaimana seseorang menari dengan menggunakan pedang, apalagi ritme musik yang digunakan cukup cepat sehingga sang penari harus mampu mensinkronisasikan gerakannya dengan suara musik.
Tidak sia-sia bagi Ratu Huang Lin Mei yang menggunakan pakaian sederhana, tanpa hiasan rambut yang terlalu banyak, sehingga membuat gerakannya semakin elegan. Semua orang langsung bertepuk tangan, begitu tarian berhenti. Mereka benar-benar dibuat kagum, karena ternyata Ratu yang terabaikan dan tidak diakui itu merupakan seseorang yang memiliki kemampuan seni luar biasa, tak hanya gerakannya yang cepat, namun juga bagaimana cara dia mengayunkan pedang saat menari. Bnar-benar terlihat sangat profesional, sepertinya Ratu Huang Lin Mei telah banyak menggunakan waktunya untuk bisa menampilkan tarian Istimewa itu di hadapan semua orang.
Prok...
Prok...
Prok...
Tanpa diduga-duga, Raja Yun langsung berdiri dari kursi singgasana. Dia juga bertepuk tangan sambil menatap ke arah Ratu Huang Lin Mei yang semakin lama semakin menarik di hadapannya. Bagaimana bisa selama ini dia mengabaikan seorang wanita cantik dan berbakat? Dia bahkan belum mengenal apa saja yang mampu dilakukan oleh wanita itu, sepertinya mulai saat ini Raja Yun harus mendekati ratunya, untuk memastikan jika wanita itu benar-benar pantas menjadi seorang Ratu.
"Sungguh pertunjukan yang sangat indah, Ratu Huang Lin Mei. Ternyata kau benar-benar memiliki kemampuan yang sangat luar biasa," puji Raja Yun.
Sang Ratu hanya terkekeh mendengar pujian dari suami yang tidak pernah memperdulikannya itu, kemudian kembali berjalan ke arah prajurit untuk mengembalikan pedang yang tadi direbutnya. "Tentu saja Ratu ini memiliki kemampuan yang mumpuni, hanya yang mulia Raja saja yang tidak pernah memberikan kesempatan kepada Ratu ini untuk menampilkan sisi terbaik yang kumiliki."
Wajah Raja tiba-tiba saja memerah, sepertinya dia menyesal karena telah menyanjung Ratu Huang Lin Mei sehingga membuat wanita itu semakin percaya diri dan juga sangat sombong. Tak lama kemudian, dia pun kembali mendudukkan dirinya, acara pesta ulang tahun Raja pun dilanjutkan membuat semua tamu yang hadir semakin bersemangat.
Acara demi acara berlangsung dengan meriah, membuat semua tamu undangan puas. Bahkan Raja Yun benar-benar memuji selir Han Jiali yang mampu membuat perencanaan pesta mewah yang luar biasa, dia pun menghadiahkan dua peti koin emas dan juga beberapa kain terbaik untuk selirnya sebagai ucapan terima kasih.
"Terima kasih banyak yang mulia, anda sangat pemurah sehingga memberikan hadiah yang begitu luar biasa," ucap selir Han Jiali sambil melirik ke arah Ratu Huang Lin Mei yang sejak tadi masih santai di kursinya, tanpa terganggu sedikitpun dengan keintiman di antara selir dan juga raja yang berkuasa.
"Kau memang pantas mendapatkannya, selirku." ucap Raja Yun sambil tersenyum. Selir Han Jiali pun kembali menuju kursinya, namun sebelum itu, dia sengaja melemparkan kata-kata meledek ke arah Ratu Huang Lin Mei.
"Lihatlah yang mulia Ratu, bagaimana cara sang raja memperlakukan selir ini, dia selalu bersikap baik dan juga lembut, tidak sepertimu yang diabaikan. Meskipun statusmu lebih tinggi dibandingkan diriku, namun di hati Raja, akulah ratunya," ucap selir Han Jiali dengan suara serendah mungkin, agar tidak didengar oleh orang-orang yang hadir di aula pesta.
"Sayangnya aku tidak membutuhkan koin emas maupun kain seperti itu, jika kau menyukainya, mungkin ratu ini suatu saat nanti akan membawakannya untukmu." ucap Ratu Huang Lin Mei sambil tersenyum meledek, membuat amarah selir Han Jiali langsung naik ke ubun-ubun.
Dia pun berniat untuk mempermalukan Ratu Huang Lin Mei di hadapan semua orang yang hadir. Walau bagaimanapun caranya, hari ini Ratu itu harus mendapatkan ganjaran atas kata-katanya yang tidak sopan.
.
.
.
"Apa maksudmu, yang mulia Ratu? Selir ini hanya ingin berbagi kebahagiaan denganmu, sehingga menunjukkan kain-kain yang mahal ini. Kenapa kau malah menghina selir ini? Apa salah hamba yang mulia? Tidak bisa kah yang mulia memberikan sedikit saja perhatian terhadap hamba?" ucap selir Han Jiali dengan mata yang berkaca-kaca, dia terlihat tidak berdaya dan menyedihkan.
Para tamu undangan pun melirik ke arah Ratu Huang Lin Mei, mereka tak menyangka jika wanita itu memiliki keberanian untuk menindas seorang selir kesayangan raja. Sedangkan Ratu Huang Lin Mei sendiri hanya tersenyum sinis, sambil menggerutu di dalam hati.
'Ingin bermain drama? Jangan salahkan aku jika melayaninya. Kita lihat, akting siapa yang lebih baik, kau atau aku?'
Seketika Ratu Huang Lin Mei pun berdiri dari kursinya, kedua tangannya langsung memegang bahu selir Han Jiali dengan wajah yang terlihat sangat sedih.
"Maafkan Aku selir Han, aku tidak bermaksud untuk mengatakan itu padamu. Tolong maafkan Ratu ini," ucapnya sambil menggoyangkan bahu selir Han Jiali. Melihat hal itu, selir Han Jiali langsung bereaksi, dia menepis kedua tangan Ratu Huang Lin Mei hingga membuatnya terjatuh di atas lantai.
Bruk...
"Yang mulia ratu... Anda tidak apa-apa?" Feng May segera berlari ke arah majikannya, sambil berteriak, membuat semua orang melihat langsung sadar dan melihat dengan jelas, apa yang dilakukan oleh selir itu.
Padahal di dalam hati, Feng May tertawa terbahak-bahak, ternyata majikannya itu memang pandai memainkan drama yang lebih hebat dibandingkan lawannya.
Seketika hal itu membuat semua orang langsung berkasak kusuk, mengutuk tindakan yang dilakukan oleh selir Han Jiali, mereka tak menyangka jika ternyata Ratu Huang Lin Mei diperlakukan dengan kasar oleh selir itu.
"Mari yang mulia, hamba bantu kembali ke paviliun," ucap Feng May sambil memapah tubuh Ratu Huang Lin Mei keluar dari aula pesta.