Mutiara Ayunda nama nya, seorang gadis cantik dan pintar ini hanya tinggal bersama sang ayah. Ibu nya meninggal saat dia masih berumur sepuluh tahun.
Dia merupakan salah satu siswa ber beasiswa di sebuah SMA terfavorit di kota nya. Sekolah yang berisikan anak - anak orang kaya di kota.
Kejadian saat malam perpisahan membuat nya harus menjadi seorang ibu muda dari anak kembar nya di usia yang masih 18 tahun.
Alexander Wiratama adalah laki - laki paling tampan dan kaya di skolah. Putra dari pem bisinis nomer satu di ibukota. Pembawaan nya yang cool, cuek dan dingin itu membuat para gadis sesekolah mengidolakan nya.
Dapatkah Tiara menghadapi keras nya hidup sebagai seorang ibu muda di tengah - tengah hujatan dan celaan dari orang - orang sekeliling nya?
Apakah dia juga mampu untuk menemukan ayah dari anak kembar nya yang dia sendiri tidak mengetahui siapa?
Yuks....mari kepoin di karya novel ku yang kedua ini🤗 Jangan lupa dukungan nya selalu 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ny.Irawana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 32 Mendapat kekuatan baru
Kedua sahabat yang sudah lama tidak berjumpa itu saling berpelukan melepas kerinduan. Baik Nadia maupun Tiara benar - benar tidak menyangka karena bisa di pertemukan kembali.
"Ya Allah Ra....aku tidak menyangka kalau kita bisa bertemu lagi di sini, semenjak aku kembali lagi ke Jakarta aku langsung ke kontrakan mu yang dulu, tapi kata para tetangga di sana kamu sudah pindah. Aku coba hubungi nomer kamu tapi sudah tidak aktif lagi," kata Nadia sambil melerai pelukan nya.
Tiara hanya tersenyum mendengar pertanyaan dari sahabat nya itu yang seperti rel kereta api panjang dan tidak terputus.
"Aku sudah pindah lama dari kontrakan ku yang dulu Nad setelah aku melahirkan si kembar."
"Ehm, pantas saja...jadi kedua ponakan kembar ku sekarang sudah lahir? astaga....ya jelas sudah lahir ya, haaa...secara kita sudah tidak pernah bertemu selama 6 tahun. Pasti mereka sudah besar sekarang. Ra...aku mau dong ketemu ma mereka."
Tiara mengangguk, dan mengajak Nadia ke kontrakan nya. Sepanjang jalan mereka saling bertukar cerita. Tiara juga menceritakan kehidupan nya setelah menjadi ibu. Nadia yang mendengar cerita dari sahabat nya itu sesekali menyeka air mata nya. Karena merasa sangat sedih sekaligus bangga pada Tiara karena bisa kuat dan tegar menghadapi ujian hidup yang sebesar itu.
"Oh ya Ra, di kantor tempat aku bekerja saat ini sedang butuh cleaning service wanita seperti ku ini, kalau kamu mau nanti aku coba bantu bilang pada Bu Maya atasan ku."
"Aku mau Nad, persyaratan nya apa saja untuk melamar posisi itu," ucap Tiara penuh dengan antusias.
"Persyaratan nya seperti biasa nya Ra, tidak ada hal yang spesifik."
Tiara mengerti dengan apa yang Nadia utarakan, dia sangat berharap bisa di terima bekerja di sana nanti nya. Setidak nya jika dia bekerja di sebuah perusahaan walaupun hanya sebagai cleaning service dia akan mendapatkan penghasilan tetap per bulan nya.
"Makasih ya Nad, karena sudah memberikan informasi tentang lowongan pekerjaan ini. Selama ini aku selalu berusaha untuk mencari pekerjaan yang tetap tapi kamu tahu sendiri mencari pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan ku sekarang sangat lah susah. Sedangkan dari hasil aku berjualan dan kerja cuci gosok tidak mencukupi untuk biaya hidup ku bersama si kembar," terang Tiara dengan wajah yang sendu.
Nadia mengusap lembut pundak sang sahabat berusaha untuk memberikan kekuatan pada nya. Dia tahu bagaimana perasaan Tiara saat ini, harus berjuang sendirian membesarkan ke dua buah hati nya tanpa ada nya seorang suami.
"Sama - sama Ra, sekarang kamu jangan merasa sendirian lagi ya, sudah ada aku di sini yang siap untuk membantu kamu kapan pun kamu membutuh kan."
Tiara langsung memeluk sahabat nya itu, saat ini dia merasa seperti mendapatkan kekuatan tambahan dengan datang nya Nadia dalam kehidupan nya kembali.
Mereka berdua akhir nya tiba di kontrakan Tiara yang sangat kecil dan sederhana. Bahkan besar nya dua kali lipat dari kontrakan Nadia yang sekarang. Kedatangan mereka di sambut oleh dua buah hati Tiara yang memang sejak tadi sudah menunggu Tiara pulang.
"Ibu..siapa tante cantik ini," tanya polos Aluna pada sang ibu.
"Kenalkan sayang...ini Tante Nadia sahabat terbaik ibu."
"Hai cantik...kamu pasti Aluna, kamu bisa panggil aku Tante Nadia," ucap Nadia yang berjongkok mensejajarkan tubuh nya pada tubuh mungil Luna.
Saat di perjalanan tadi Tiara sempat memberitahu kan Nadia nama ke dua buah hati nya sehingga Nadia bisa langsung mengenali Luna.
"Hai juga Tante ...aku Luna, anak ibu Mutiara Ayunda yang paling cantik sendiri dan imut pasti nya, hee..." jawab Luna dengan senyuman khas nya yang langsung mendapatkan cebikan dari bibir kembaran nya.
Nadia yang memperhatikan tingkah gemas salah satu anak sahabatnya itu langsung tertawa.
"Kamu imut dan menggemaskan banget sech Luna," kata Nadia sambil mencubit kedua pipi Luna yang chubby.
Sedangkan Luna sendiri hanya nyengir kuda menampilkan deretan gigi susu nya yang tersusun rapih dan putih bersih.
Pandangan Nadia teralihkan pada sosok anak laki - laki kecil yang berada di samping Tiara.
"Kamu pasti Arjuna, anak ibu Mutiara Ayunda yang sulung," ucap Nadia sambil mendekat ke arah Arjuna yang seperti biasa menampilkan wajah datar tanpa ekspresi tapi tetap tidak mengurangi ketampanan bocah laki - laki itu.
"Hem...." Arjuna hanya menjawab dengan deheman dan sebuah anggukan kecil.
Nadia yang sebelum nya sudah di beri tau oleh Tiara tentang karakter dari masing - masing anak nya pun akhir nya hanya tersenyum manis menanggapi ekspresi yang Juna tampilkan.
"Anak laki - laki kamu sangat menggemaskan Ra, tapi tampan...coba aja dia sudah besar pasti aku jadikan kekasih, xixi.." bisik Nadia di telinga Tiara yang langsung mendapat tatapan tajam dari Arjuna yang tanpa sengaja mendengar apa yang Nadia ucapkan.
"Hahahaha....Tante Nadia cuma becanda Juna," kata Nadia yang merasa horor mendapat tatapan tajam dari Arjuna.
**
Hari ini adalah hari pertama Tiara bekerja sebagai cleaning service di sebuah perusahaan besar yang ada di Jakarta. Berkat bantuan Nadia akhir nya dia bisa di terima bekerja di sana. Karena secara administrasi persyaratan yang Tiara bawa sangat memenuhi kualifikasi pekerjaan yang di butuhkan. Belum lagi di tambah dari hasil interview yang Tiara lakukan dengan Bu Maya hasil nya sangat memuaskan.
Tiara dan Nadia bekerja satu team. Mereka bertugas membersihkan bagian lantai dua di mana tempat para karyawan biasa bekerja. Beruntung sekali Tiara, karena pekerja di sana rata - rata sangat ramah dan bersahabat. Walaupun tetap ada satu dua yang bersikap cuek dan sinis pada Tiara, akan tetapi tidak membuat semangat Tiara putus sama sekali.
Tiara tidak menutupi status nya sama sekali kalau dia sudah mempunyai anak. Hanya dalam surat keterangan keluarga tertera jika dia adalah seorang janda.
"Ra, istirahat yuk...kita makan di kantin karyawan," ajak Nadia.
"Aku makan di pantry saja Nad aku bawa bekal soal nya."
"Kamu bawa bekal? tahu gitu aku juga bawa tadi. Selama ini aku ingin sekali membawa bekal sendiri, cuma cleaning service lain nya tidak ada yang bawa. Mulai besok aku seperti nya juga bawa bekal seperti mu, biar irit..hee," kata Nadia sambil cengengesan.
**
Hari berganti hari, tidak terasa Tiara sudah tiga bulan bekerja di perusahaan itu. Dan dia juga sudah masuk dalam karyawan kontrak di perusahaan itu selama satu tahun. Jika kinerja Tiara bagus maka kontrak kerja nya aka di perpanjang.
"Ra...kamu tahu tidak jika Senin depan pemilik perusahaan ini akan kembali dari luar negeri dan mengambil alih perusahaan ini."
Tiara menggelengkan kepala nya," lho..bukan nya pemilik perusahaan ini pak Wiryo?" tanya balik Tiara.
"Bukan Ra...pemilik alsi perusahaan ini sekarang berada di luar negeri. Dengar - dengar sedang melanjutkan studi nya gitu, dan satu lagi kata nya dia masih muda seumuran ma kita."
"Oh....."