Anggara Prima Hardian Seorang duda berusia 32 thn yang masih tampan dan keren yang mempunyai seorang anak perempuan berusia 5 thn, bernama Fazila Prameswari Anggara, masih belum bisa membuka hati nya untuk perempuan lain, dia masih setia sama istrinya walaupun dia sadar kalau istri nya yaitu Zievanya putri Baskora ngga mungkin kembali ke pelukan nya.
seorang gadis yang berumur 25 thn yang mempunyai nama Sahara Amanda Putri tanpa sengaja bertemu dengan Zila anak nya Anggara.
Sahara yang terpesona dengan sosok duda keren ini bersatu dengan Zila untuk menakluk kan hati duda keren yang sudah beku.
Zila terus mendukung Sahara agar mendapatkan hati ayah nya, karena Zila sudah merasa nyaman bersama Sahara.
Tapi tidak mudah mendpatkan seorang duda yang keren dan tampan, pasti banyak sekali saingan nya.
yang penasaran dengan cerita duda keren hayalan aku ayo merapat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sah
Keluarga pak Baskoro pun turut hadir mau menyaksikan Anggar menikah, di hati bu Aisyah yang paling dalam dia merasakan sedikit sakit hati mendengar Anggar mau menikah lagi, tapi dia juga sadar kalau Zila membutuh kan sosok seorang ibu.
Keluarga pak Baskoro di kasih tahu sama pak Hardian, karena bagaimana pun pak Baskoro sudah dianggap bagian dari keluarga oleh pak Hardian.
Kini mereka pun sudah berkumpul di ruang keluarga yang cukup luas, hanya keluarga Anggar dan keluarga pak Baskoro dan para sesepuh di komplek itu serta bu Malika yang hadir, karena acara pernikahan ini dadakan jadi sanak saudara pun tidak ada yang mengetahui nya.
"Pak apa boleh saya meminta anda untuk menjadi wali hakim nya Ara anak saya? Tanya bu Malika kepada pak Baskoro.
"Memang nya tidak ada saudara atau paman yang bisa menjadi wali hakim nya? Tanya pak Baskoro.
"Kami hidup berdua, dan tidak punya saudara lagi" jawab bu Malika dengan raut wajah sedih nya.
"Baiklah kalau memang ibu mempercayakan kepada saya sebagai wali hakim buat Ara anak ibu, insya Allah saya siap dan mau menjadi wali hakim nya" jawab pak Baskoro.
"Terima kasih pak, bu, kebaikan bapak ini ngga akan pernah saya lupakan" kata bu Malika dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Baiklah semua nya sudah kumpul, tolong panggilkan pengantin pria nya" kata pak penghulu.
"Sebentar pak saya panggilkan Anggar nya dulu" kata bu Carlota sambil berdiri dan berlalu menuju kamar Anggar.
"Nak, sudah siap belum, semua nya sudah kumpul dan kamu sudah di tunggu" teriak bu Carlota sambil mengetuk pintu nya.
Anggar pun membuka pintu nya dengan wajah yang tidak semangat.
"Kusut amat wajah nya, senyum dikit kenapa? Andai anak mu melihat nya dia pasti akan merajuk" sengaja bu Carlota bawa-bawa nama Zila, supaya Anggar merubah roman wajah nya.
Anggar pun hanya diam lalu keluar dan mengikuti ibu nya dari belakang.
"Ingat ya nak, kamu jangan salah sebut nama, kamu sudah hapal kan nama nya Ara? Tanya bu Carlota.
"Sudah" singkat dan padat jawaban yang Anggar berikan kepada ibu nya.
Kini Anggar pun sudah duduk berhadapan dengan penghulu dan keluarga pak Baskoro yang menjadi saksi beserta ayah nya.
"Sekalian saja pengantin perempuan nya di bawa ke sini, ngga apa-apa" kata pak penghulu.
"Iya pak, sebentar saya panggil kan dulu" jawab bu Carlota.
"Ya ampun ini kamu nak? Kamu cantik sekali? Sampai ngga bisa mengenali mamah" teriak bu Carlota.
"Ah, ibu bisa saja" jawab Ara.
"Emang dasar nya calon menantu ibu sudah cantik" kata Susi.
"Omah Zila diabaikan, sebel deh" kata Zila sambil mencebikan bibir nya.
"duh maafin omah sayang, kamu juga sangat cantik hari ini, ya sudah ayo kita keluar mereka sudah pada menunggu" rayu bu Carlota.
Susi pun tersenyum melihat wajah Zila yang merajuk.
"Zila pegangin tangan mamah yang sebelah kanan dan nyonya gandeng non Ara sebelah kiri" Susi pun mengarah kan.
Mereka pun melangkah keluar dan menuruni tangga satu per satu, yang ada di ruangan pun semua menatap ke arah Ara yang memang sangat cantik sekali hari itu.
"Cantik juga" gumam bathin Anggar sambil menatap ke arah mereka bertiga.
"Wah pengantin wanita nya sangat cantik sekali, jangan kamu sia-sia kan ya nak? Kata pak penghulu pada Anggar.
Bu Carlota dan Zila pun berhasil membawa Ara ke tempat duduk, dimana tempat itu adalah tempat prosesi nya ijab qabul di laksana kan.
Ara pun duduk di samping nya Anggar, sedang kan Zila memilih duduk di samping nya Ara.
"Karena sepasang pengantin dan ke dua pihak keluarga sudah ada dan kumpul jadi kita langsung saja ke acara inti, kalian berdua sudah siap? Tanya penghulu pada Anggar dan Ara, Mereka berdua pun hanya mengangguk kan kepala nya saja.
"Suara nya mana ko cuma mengangguk saja? Senyum dong jangan tegang" penghulu pun sedikit bercanda, tapi sayang Anggar ngga terpengaruh sama candaan pak penghulu.
"Baik lah kita mulai saja ijab nya ya? Ulurkan dan genggam tangan saya ya nak? tanya pak penghulu.
"Saya nikah kan engkau ananda Anggar Prima Hardian bin bapak Hardian dengan ananda Sahara Amanda Putri binti almarhum bapak Wandi dengan emas putih sebesar dua puluh gram di bayar Tunai"
"Saya terima nikah nya Sahara Amanda Putri binti almarhum bapak Wandi dengan mas kawin emas putih sebesar dua puluh gram di bayar Tunai"
Anggar pun dengan suara lemah tapi jelas itu pun akhir nya mengucapkan ijab qobul nya, tidak ada yang tahu isi hati nya Anggar saat ini.
"Gimana para saksi sah? Tanya pak penghulu.
"Sah,,,,," teriak semua orang yang hadir di situ.
Bu Aisyah menitik kan air mata nya, dia teringat sama almarhumah Anya, Mery yang melihat ibu nya sedih mengelus lembut punggung ibu nya memberi sedikit kekuatan.
Anggar pun memasukan cincin di jari manis nya Ara begitu pun sebalik nya, cincin yang bersama Anya dia pindah kan ke sebelah nya.
Anggar ngga mau melepas kan cincin yang di pasangkan oleh almarhumah istri nya, karena itu adalah pengobat rindu nya sama almarhumah.
Ara pun mencium telapak tangan Anggar dengan khidmat.
"Silahkan mempelai pria mencium kening istri nya, karena sekarang kalian sudah sah menjadi suami dan istri" kata pak penghulu.
Anggar pun dengan terpaksa mencium kening nya Ara, Ara pun menikmati ciuman singkat dari Anggar.
"Hore,,,, Zila punya mamah sekarang" teriak Zila yang membuat semua orang tersenyum sambil menitik kan air mata nya.
"Sebegitu bahagia nya kah kamu nak mempunyai seorang ibu sambung? Gumam bathin Anggar sambil menatap ke arah Zila yang kelihatan bahagia sekali.
"Silahkan sekarang tanda tangani buku nikah nya" kata pak penghulu.
Setelah menanda tangani buku nikah dan surat-surat lain nya Anggar pun bersimpuh di pangkuan bu Aisyah.
"Maaf kan saya bu, bukan saya berniat ingin melupakan Anya, tapi ini kulakukan semua demi kebahagiaan Zila" kata Anggar sambil menangis.
"Sudah lah nak, kamu ngga perlu minta maaf, apa yang sudah kamu lakukan ini sudah benar, semoga kamu dan Ara berbahagia, jangan kamu sakiti dan sia-sia kan istri kamu, dia itu tulus menyayangi kamu dan Zila, almarhumah juga sudah tenang dan bahagia melihat semua nya, ibu yakin itu" jawab bu Aisyah sambil terus menitik kan air mata nya.
Anggar pun bangkit dari bersimpuh nya lalu memeluk erat bu Aisyah.
