NovelToon NovelToon
Cinta Tulus Kania

Cinta Tulus Kania

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: santi.santi

Kania Abinaya sangat mencintai tunangannya yang bernama Alam. Meski mereka sudah lebih dari satu tahun menjalin hubungan namun Alam masih saja bersikap dingin kepada Kania.Tapi karena rasa cintanya yang sangat besar kepada Alam, Kania seloah buta dengan semua itu.

Hingga suatu hari Kania mengetahui alasan sikap dinginnya Alam kepadanya yaitu karena Alam tidak mencintainya. Yang lebih menyakitkan lagi ternyata Alam adalah kekasih kakak angkatnya, yaitu Dania. Dania memaksa Alam untuk menerima cinta Kania sebagai rasa terimakasihnya kepada keluarga Kania, karena telah merawat dan membesarkan Dania penuh cinta dan kasih sayang.

Kania lebih memilih pergi mengasingkan diri dari mereka. Kania juga sangat menyayangi Dania, Kania tidak mau kakaknya itu mengorbankan cintanya demi Kania.

Hingga 3 tahun kemudian Alam dan Kania di pertemukan lagi, dimana saat itu Kania melihat Alam masih memakai cincin pertunangan mereka dulu.
Apa yang membuat Alam masih memakai cincin itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32

"Hay, kita ketemu lagi!!"

"Astaghfirullah!!" Dania mengusap dadanya yang berdetak kencang karena tiba-tiba Farel muncul di depannya.

"Sorry ngagetin" Ucap orang itu dengan senyum lebar tanpa dosa.

"Iya nggak papa" Balas Dania sedikit acuh.

"Kamu sama siapa?" Tanya Farel.

"Sendiri" Jawab Dania dengan tangannya yang sibuk memilah-milah baju di gantungan.

Saat ini Dania berada di sebuah Mall seorang diri tanpa sahabat atau teman sekalipun. Dia merasa bosan di rumah karena Bundanya sedang pergi arisan ke rumah temannya.

"Kita cari makan yuk?" Ajak Farel tanpa basa-basi.

"Ini orang kok baru kenal udah sok dekat gitu ya?" Batin Dania.

"Boleh" Dania yang merasa kesepian akhirnya menerima ajakan Farel itu.

"Toh hanya makan, nggak ada salahnya kan?? Mungkin anak ini bisa jadi teman juga, kayanya orangnya asik" Lagi-lagi Dania menilai dalan hati.

Mereka berdua akhirnya berjalan bersama menuju sebuah restoran yang ada di dakan mall itu.

"Eh kamu tau nggak, sebenarnya dari kemarin itu kalau lihat kamu aku kaya lihat seseorang yang aku kenal gitu" Ucap Farel ketika sudah duduk berhadapan dengan Dania.

"Hah?? Siapa??" Heran Dania.

"Nggak tau, tapi kaya nggak asing gitu" Jawab Farel sekenanya.

"Nggak jelas!!" Celetuk Dania..

"Ya mungkin karena muka kamu pasaran kali ya" Canda Farel dengan tawa gelinya.

"Sembarangan!!" Dania mendelik pada Farel.

Setelah itu obrolan mereka berlanjut sampai makanan telah siap di depan mereka.

Dania tidak menyangka kalau Farel anaknya seasik itu. Sampai-sampai Dania bisa tertawa lepas hanya karena candaan receh darinya.

Dania heran pada dirinya sendiri, karena baru kali ini dia mudah akrab dengan orang yang baru tiga kali bertemu. Bahkan dengan mudahnya Dania memberikan nomor ponselnya pada Farel.

-

-

-

-

"Kania!!"

Alam mengejar Kania yang terus berlari keluar.

"Tunggu Dek!!" Teriak Alam lagi berharap Kania mau mendengarkannya.

Kania terus berlari menjauh dari sana. Tak peduli dengan tatapan aneh dari orang-orang yang berpapasan dengannya.

Yang jelas Kania ingin mencari tempat yang sepi untuk menumpahkan tangisannya.

Alam dengan cepat mengejar Kania, hingga dia berhasil meraih tangan Kania saat tiba di sebuah taman dengan pohon besar yang rindang.

"Dek, kamu kenapa??" Alam belum bisa melihat wajah Kania. Karena kini Alam berdiri di belakang Kania dengan satu tangan Kania berhasil di raihnya.

Kania masih diam tak menjawab. Tapi Alam bisa melihat pundak Kania bergetar.

"Kamu menangis Dek??"

Alam memutar pundak Kania, hingga wajah yang sudah basah dengan air mata kini tampak jelas di depannya.

"Dek, kalau ini masalah Sandra, Kakak akan jelaskan. Kakak tidak pernah ada hubungan apapun dengan dia. Dia hanya sebatas rekan kerja saja buat Kakak Dek. Kakak berani sumpah!!"

Alam semakin gusar karena Kania juga semakin terisak.

"Tadi kamu dengar sendiri kan, kalau Kakak tidak pernah membalas pesannya. Kamu bisa tanya sama semua orang yang ada di sana, Kalau Kakak tidak pernah menanggapinya"

"Hanya kamu perempuan satu-satunya di hati Kakak Dek. Kakak mohon percayalah"

Alam menatap Kania dengan sendu. Ia takut kejadian itu terulang lagi. Alam tidak mau kehilangan Kania untuk ke dua kalinya.

Kania menggeleng dengan bibirnya yang masih terkatup.

"Kamu bisa buka ponsel Kakak ini, lihatlah semua pesan darinya tidak ada yang Kakak balas kecuali masalah pekerjaan. Kakak sama sekali tidak pernah tertarik padanya Dek. Kakak mohon jangan seperti ini. Percayalah Dek" Mohon Alam dengan menggenggam kedua tangan Kania.

"Bukan. Bukan itu" Lirih Kania.

"Bukan itu yang membuatku seperti ini. Aku percaya jika kalian tidak memiliki hubungan apapun. Tapi...."

Kania melepaskan tangannya dari genggaman Alam. Kemudian ia gunakan untuk menutup wajahnya yang telah berantakan itu.

"Tapi apa Dek?? Kakak minta maaf kalau Kakak menyakiti kamu lagi. Tapi katakan apa itu, Kakak sungguh tak paham"

Kania memandang Alam dengan sendu, lalu berjalan mendekati bangku taman yang tak jauh darinya.

Kania duduk di sana dengan menyerong membelakangi Alam.

"Dek!!"

Alam justru berjongkok dengan satu Kakinya sebagai tumpuan tepat di depan Kania.

"Katakan apa yang sebenarnya kamu rasakan. Kakak tidak tau kalau kamu hanya diam seperti ini" Bujuk Elang dengan lembut. Ibu jarinya mengusap lelehan hangat yang keluar dari mata Kania.

"Aku" Kania menatap Elang yang sedang menatapnya lembut.

"Aku melihat diriku sendiri pada diri Sandra hikss.. hikss.."

Bibir Kania kembali bergetar. Ia tidak mampu membendung tangisnya meski sudah mencoba menahannya.

"Apa maksud kamu Dek?"

"Apa kamu tidak menyadarinya?? Bukankah Sandra seperti aku tiga tahun yang lalu??" Ucap Kania menunduk.

Alam masih bingung dengan ucapan istrinya itu.

"Sandra mencintai seorang lelaki, namun ternyata lelaki itu mencintai wanita lain. Aku bisa merasakan apa yang saat ini Sandra rasakan. Aku masih ingat rasa sakit itu" Kania tidak berani menatap Alam.

"Rasanya sangat menusuk, bahkan rasanya seperti langit telah runtuh di atas kepala. Hancur benar benar hancur hingga sakitnya tak pernah mereda sekalipun"

Deg..

Hati Alam seperti di lempar bongkahan batu yang sangat besar. Jika dulu Kania malah tertawa saat mengetahui hubungannya dengan Dania. Kini Alam baru bisa mendengar rasa sakit yang ia tanamkan itu. Akhirnya setelah sekian lama, Kania mampu pengungkapan rasa pedihnya pada Alam.

Tes..

Tes..

Tetesan air mata kania jatuh tepat di tangan Alam yang berada di pangkuan Kania.

"Kakak minta maaf Dek, sungguh Kakak minta maaf demi apapun karena telah menyakitimu sedalam ini"

Alam membawa tangannya yang terkena air mata Kania itu mendekati bibirnya. Kemudian menciumnya dengan dalam sambil memejamkan matanya.

Kania terus memperhatikan apa yang Alam lakukan.

Kemudian Alam meraih kembali kedua tangan Kania.

"Dek, Kakak tau kalau berjuta maaf pun tidak dapat menyembuhkan luka di hatimu. Tapi izinkan Kakak menutup luka itu dengan cinta dan kebahagiaan"

"Kakak tidak menjamin jika di dalam rumah tangga kita selamanya akan bahagia tanpa masalah sedikitpun. Tapi Kakak akan berusaha untuk selalu membahagiakanmu, mencurahkan semua rasa cinta yang Kakak punya ini hanya untuk kamu"

Alam berbicara seolah-olah pernikahannya akan bertahan selamanya. Alam seketika lupa jika pernikahan mereka itu akan segera berakhir.

Kania hanya diam tak menjawab perkataan Alam yang panjang itu. Ia belum bisa menjawab permintaan Alam. Jujur hatinya masih terasa berat.

Alam mengusap lembut tangan kania yanga ada di genggamannya. Kemudian menciumnya dengan sangat lembut dan dalam selama beberapa detik.

Kania merasakan hatinya berdesir saat punggung tangannya bersentuhan dengan bibir kenyal milik Alam.

"Sekarang kita pulang ya?" Alam membersihkan sisa-sisa air mata di wajah Kania dengan tangan kosongnya.

Kania hanya mengangguk sebagai jawaban.

Alam tersenyum lembut, kemudian berdiri tegak di depan Kania.

Tangannya menjulur tepat di depan Kania, meminta Kania untuk meraih tangan yang berjari panjang itu.

Kania mendongak menatap Alam dari posisinya yang masih duduk.

Alam memberikan senyuman manisnya pada Kania dengan sebuah anggukan.

Dengan ragu Kania memberikan tangannya pada Alam.

Dengan senyum kemenangan Alam menggenggam tangan lembut Kania, membantunya berdiri, kemudian meninggalkan taman itu dengan berjalan berdampingan dan tangan yang saling bertautan.

-

-

-

-

Happy reading, jangan lupa like untuk selalu mendukung karya ini. Terimakasih☺

1
Sri Yuni
dr awal baca sdh meng-syedihh thor 😭
Intania Naj_Va
Luar biasa
Amelya Ratulangi
rata rata karya othor nihh kebanyakan perempuan BUCIN AKUT udh tau di sakitan masih aja mauu
Anda Suhanda
Luar biasa
Deasy Permadi Chen
bagus bgt
Ida Farida
Lumayan
Yeny Triwahyuni
Luar biasa
Fe
ahhhhh kania bodohhh
Fe
banyak typo namanya ya ketuker tuker
Kadek Murdiani
kenapa ga sama farel aja sih.
Hera
Luar biasa
Erwi Yanti
terlalu banyak iklan
Arie
Luar biasa
Soritua Silalahi
ga usah terlalu sering interaksi antara Dania dan alam. Krn akan menyebabkan salah paham apalagi Dania belum move on
Soritua Silalahi
biarkan qalqm membayar jesalahannyaa dgn mencintai kania dgn tulus seumur hidupnya
Soritua Silalahi
bukan sia sia Kania..klu dulu alam terpaksa klu skrg dgn penuh cinta
Soritua Silalahi
sedih banget jadi Kanianya
Siti Masitah
dah mati aj..kok egois x
Siti Masitah
bagus di cintai dri pd mencintai sendirian..
Siti Masitah
mokondo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!