Keluarga Alana jatuh bangkrut hingga semua orang meninggalkannya. Mulai dari sahabat, kekasih bahkan ibu dan juga adik kandungnya.
Sebuah kecelakaan maut yang mengakibatkan ayahnya kritis, membuat Alana terpaksa harus meminjam uang kepada seorang rentenir.
sialnya, rentenir itu hampir saja menjualnya kepada seorang laki-laki tua. Namun, nasib baik masih berpihak kepadanya.
Karna sangat kebetulan sekali Alana di tolong oleh Kendrick, laki-laki asing yang belum pernah temui sebelumnya. Namun, karna kesan buruk pertemuaan pertama kali kendrick dengan Alana di bar miliknya. Membuatnya salah paham dan menganggap Alana bukanlah seorang wanita baik-baik.
Padahal Alana bukanlah wanita yang seperti ia tuduhkan selama ini
Karna suatu hal, Kendrick terpaksa menikahi Alana.
akankah Alana si gadis periang ini mampu menakhlukan hati Kendrick yang begitu dingin dan susah untuk ditakhlukan oleh wanita manapun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona lancaster, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menenangkan
* Keesokan paginya di rumah keluarga Gio
Gio , Merry beserta ketiga anaknya sedang berkumpul di meja makan melakukan sarapan pagi bersama.
hari ini ialah hari pertama Ken untuk kembali bekerja di perusahaan milik papanya.
Sementara Jesslyn masih sama seperti malam lalu. wajahnya masih terlihat di tekuk bahkan mulutnya tak berceloteh meramaikan rumah seperti biasanya .
" Anak - anak .. Papa lupa memberitau kalian, siang ini, kan. Papa akan melakukan perjalanan bisnis ke luar kota dan karna Kakak kalian sudah pulang. Papa akan mengajak Mama kalian untuk menemani Papa. tidak apa apa, kan ? " tanya Gio.
" Tidak apa - apa kok pa," saut Jasson dan Ken
" Papa dan Mama akan pergi ke luar kota berapa hari," tanya Jesslyn sambil mengerucutkan bibirnya.
" Hanya 3 hari sayang, " tutur Gio.
" (Menghela nafas) kenapa lama sekali, " saut Jesslyn.
" Sebentar saja sayang. Mama sungguh jenuh di rumah makanya Mama ingin sekali ikut. tapi jika Jesslyn tidak mengizinkan Mama untuk ikut, Mama tidak akan ikut, " saut Merry
" Jesslyn mengizinkannya kok, Ma. " Ken menyauti ucapan Mamanya.
" Iya, kan. Jesslyn ? " tanya Ken. Jesslyn melirik ke arah Ken yang menyuruh nya untuk mengiyakan. Jesslyn terpaksa menganggukan kepalanya, padahal sebenarnya ia enggan sekali jika harus ditinggal Mamanya untuk ikut pergi ke luar kota. namun bagaimana lagi? ah sudahlah.
" Baiklah. Ken , Jasson. Papa titip Jesslyn " ucap Gio . Jasson dan Ken mengiyakan perintah papanya itu.
" Jesslyn, " panggil Ken.
" Iya kak ? " saut Jesslyn dengan menaikan wajahnya.
" Nanti pulang kuliah kakak akan menjemputmu, " tutur Ken, dengan mengunyah roti di dalam mulutnya.
" Benarkah kakak mau menjemput Jesslyn ? " tanya Jesslyn. Ken menganggukan kepala dan mengiyakannya.
" Yeayy , baiklah kak . Jesslyn akan menunggu kakak, " saut Jesslyn dengan kegirangan.
Jesslyn dan Jasson meninggalkan meja makan, Mereka berpamitan kepada mama , papa dan juga kakaknya untuk berangkat berkuliah.
seperti biasa Jasson mengantarkan adik kembarannya terlebih dulu ke kampusnya.
di dalam mobil Jesslyn juga nampak tak begitu semangat seperti biasanya. dan Jasson tak henti memperhatikan kediaman saudari kembarnya tersebut.
" Jesslyn, " panggil Jasson.
" Ada apa ? " tanya Jesslyn. suaranya terdengar memalas. entahlah rasanya Jesslyn tak bersemangat pagi itu.
" Aku semalam bertemu dengan temanmu di jalan, " ucap Jasson .
" Temanku? temanku siapa ? " tanya Jesslyn dengan begitu penasaran.
" Temanmu waktu itu. yang memiliki toko kue, " ujar Jasson.
" Alana ? " tanya Jesslyn. Jasson mengiyakannya.
" Oh. " Jesslyn hanya membulatkan mulutnya.
" Kau jangan marah kepadanya dia punya alasan kenapa semalam dia tidak datang. " ucap Jasson . namun Jesslyn tak menghiraukan apa yang di katakan oleh Jasson.
" Jesslyn, apa kau sudah membaca pesan dari Alana " tanya Jasson. namun lagi lagi mulut Jesslyn hanya membungkam.
" Jesslyn aku sedang bertanya kenapa kau hanya diam saja? " tegur Jasson.
" Tidak, aku tidak mau membaca pessan darinya. dia pembohong. " seru Jesslyn.
" Jesslyn ... Alana semalam tidak datang karna dia harus ke rumah sakit menjaga papanya. papa dia semalam sudah sadar , dia terlalu senang hingga lupa mengabarimu . kau jangan seperti anak kecil. tidak semua orang harus menuruti apa kemauanmu " tutur Jasson. Jasslyn memutar lehernya hingga kepalanya kini menoleh ke arah Jasson.
" Daddy-nya Alana sudah sadar ? " tanya Jesslyn dengan begitu terkejut. Jasson menganggukan kepala dan membenarkannya.
" Syukurlah, "
" Aku jadi merasa bersalah karna marah kepada Alana. aku harus menghubunginya untuk meminta maaf, " ucap Jesslyn. ia mencoba merogoh tas dan mengacak acak isi yang ada di dalam tas itu untuk mencari ponsel miliknya.
namun Jesslyn tidak menemukan ponselnya di dalam tas itu .
" Astaga , aku melupakan ponselku di rumah. " Jesslyn bergumam dengan kebingungan.
" Jasson, apa aku bisa meminjam ponselmu ? " tanya Jesslyn.
" Ambilah. " Jasson menyodorkan ponsel miliknya kepada Jesslyn.
" Astaga .... " Jesslyn berdecak.
" Kenapa lagi? " tanya Jasson.
" Aku tidak mengingat nomer ponsel milik Alana. " Jesslyn memelaskan wajahnya.
" Yasudah kau bisa menghubunginya nanti jika di rumah, " tutur Jasson.
" Ehmm. baiklah, nanti biar aku pergi ke toko Alana saja sekalian mengajak kakak, kan. kakak nanti menjemputku. " seru Jesslyn. namun Jasson hanya diam saja tak menghiraukan celotehan adik kembarannya tersebut.
Dan tak lama kemudian Jasson menghentikan mobilnya tepat di depan kampus Jesslyn dan sesegara mungkin, ia menyuruh Jesslyn untuk turun dari mobil dan masuk ke dalam kampus.
setelah Jasson memastikan Jesslyn sudah benar - benar masuk ke dalam kampus, ia mulai melajukan kembali mobilnya untuk pergi ke kampusnya.
* Siang harinya
Di depan Kampus Jesslyn, terlihat seorang wanita menggunakan mantel panjang berwarna coklat susu sedang berdiri di depan gerbang seperti sedang menantikan seseorang.
wanita itu tak lain ialah Alana. siang itu Alana memang sengaja pergi kampus Jesslyn untuk meminta maaf, sebenarnya ia enggan karna dirinya pasti akan bertemu dengan teman - temannya disana.
namun demi meminta maaf kepada Jesslyn . Alana tak menghiraukan itu semua.
Alana yang semula terlihat berdiri kini mendudukan tubuhnya di depan kursi besi yang letaknya persis ada di gerbang kampus itu.
ia menyilangkan kakinya dan berduduk bersantai menikmati sejuknya angin dan suara dedaunan yang bertiupan kesana kemari,
Karna siang itu matahari nampak bersembunyi, hingga cuacanya begitu mendung dan sangat teduh di mata. bukankah ini suasana yang sangat di sukai oleh Alana?
bahkan ia berharap kepada Tuhan agar segera menurunkan hujan, agar dirinya bisa menghirup aroma khas air hujan yang telah bercampur dengan tanah.
" Sungguh menenangkan " Alana menghirup udara di sekitarnya dengan begitu dalam seakan ada kedaiaman tersendiri baginya.
kemudian kedua mata Alana tiba - tiba memusat ke satu arah. disana terlihat seorang laki laki yang tak asing baginya. laki - laki itu tengah berdiri disamping mobil berwarna silver seperti sedang menantikan seseorang.
" Bukannya itu Tuan yang semalam ? " tanya Alana . ia menyipitkan kedua matanya dan memperhatikan wajah Ken dari kejauhan. Alana semakin menyipitkan kedua matanya untuk memastikan kembali bahwa laki - laki yang ia lihat ialah laki - laki yang sama saat menolongnya.
" Iya benar , tidak salah lagi. itu memang benar - benar Tuan yang semalam menolongku " gumam Alana . ia begitu kegirangan beranjak dari duduknya dan setengah berlari hendak menghampiri Kendrick.
" Tuannnn , Tuannn ... " teriak Alana .
Telinga Ken yang mendengar suara seorang wanita yang memanggilnya, ia langsung menoleh ke asal suara tersebut. dan seketika itu Ken membuka kaca mata hitam yang melekat di kedua matanya untuk memastikan siapa yang telah memanggilnya.
" Pelacur itu ? "
" Astaga, kenapa bisa bertemu dengan wanita ini lagi disini " gumam Ken. ia hendak masuk kedalam mobil namun Alana dengan cepat menghalangi Ken hingga membuat jarak di antara tubuh mereka begitu dekat.
" Tuan tunggu kau mau kemana ? " tanya Alana.
" (Berdecak kesal) Ada apa ? kenapa aku selalu saja bertemu dengan dirimu ," seru Ken dengan kesal. rasanya ia tak tertarik melihat wanita yang ada di hadapannya saat ini.
" Tuan .. aku hanya ingin berterima kasih kepadamu , kau sudah dua kali berbaik hati membantuku dan semalam aku belum sempat berterima kasih kepadamu " tutur Alana. namun Ken hanya diam saja dengan mengernyitkan dahinya memandang Alana dengan penuh ke anehan.
" Oh iya Tuan namamu siapa ? " tanya Alana .
" Sungguh tidak penting, mingirlah " seru Ken. ia menyuruh Alana pergi agar tidak menghalangi pintu mobilnya. namun lagi lagi Alana menghalanginya hingga tak sengaja memagang dada Ken.
Ken mengernyitkan dahinya saat Alana menyentuhnya seperti itu.
" Maaf " ucap Alana mencoba menjauhkan tangannya dari dada Ken.
" Apa kau mau menggodaku ? minggirlah! " seru Ken
" Tunggu sebentar Tuan David , kau mau kemana. kenapa terburu - buru ? aku masih ingin berbicara kepadamu. " Tutur Alana.
" Namaku Ken bukan David ! " seru Ken.
" Oh jadi namamu Ken ? baiklah Tuan Ken senang bisa mengenalmu " saut Alana dengan melingkarkan senyuman di wajah cantiknya itu.
" Shit, ternyata hanya pancingan " Ken mengumpat kesal dalam hati.
" Oh iya Tuan Ken, terimakasih banyak. aku masih punya hutang 50 jt kepadamu " tutur Alana.
" Hutang apa ? " tanya Ken dengan menaikan satu alisnya.
" Hutang di bar waktu itu, kau mengeluarkan uang untuk membebaskanku, jadi aku punya hutang 50jt kepadamu," ucap Alana.
" Aku mengeluarkan uang 100 juta bukan 50 juta ." Seru Ken
" Itu salahmu sendiri kenapa kau membayar 100jt jelas - jelas rentenir itu bilang 50 jt " ucap Alana.
" Astaga , aku bisa gila berbicara dengan wanita ini. Jesslyn sepertinya masih pulang 20 menit lagi lebih baik aku tinggal dulu daripada harus berbicara dengan wanita ini " gumam Ken dalam hati.
" Terserah kau saja , minggirlah jangan menghalangiku " seru Ken dengan menarik tubuh Alana agar menjauh dari mobilnya.
.
.
.
.
.
.
.
Yang penting update daripada tidak sama sekali yekan ? wkwk