Aku hanya seorang figuran dalam kisah cintamu. Tapi tidak apa-apa, setidaknya Aku masih bisa melihatmu. Aku masih bisa menyukaimu sebanyak yang Aku mau. Tidak apa-apa Kamu tidak melihatku, tapi tetap ijinkan Aku untuk melihatmu. Karena keberadaanmu bagai oksigen dalam hidupku. (Khansa Aulia)
*Update Senin-Sabtu
*Minggu Libur 😁
^ErKa^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 32 - Pengumuman Reuni
Sepanjang malam Aku memikirkan perkataan Andre. Sepertinya pria itu benar-benar serius padaku. Namun Aku sama sekali belum siap.
Hati maupun tubuhku belum bisa menerima Andre. Aku benar-benar belum siap dengan hubungan ini.
Bila Aku berdiam diri seperti ini, Aku akan menggantung perasaan Andre. Sepertinya besok Aku harus segera memberinya jawaban. Memberinya suatu kepastian.
Aku mengambil ponsel dan mulai memeriksa laporan bawahanku. Setelah urusan pekerjaan selesai, Aku mulai berselancar di dunia maya.
Aku memiliki akun media sosial, namun Aku tidak pernah mengupload foto-fotoku karena Aku tidak suka berfoto ria. Akun itu kubuat hanya untuk memantau Grup SMA ku dan Diana. Berharap dengan memantau kedua akun itu, Aku akan bisa mengetahui kabar dan keberadaan Alex.
Aku membuka Grup SMA dan mendapat kejutan di sana. Admin grup memberi pengumuman yang membuat jantungku berdegup dengan kencang.
"*Hai teman-teman semua. Bagaimana kabar kalian semua? Maaf mimin baru ngasih kabar. Mimin mau ngasih info di sini, bagi angkatan 2008 SMAN 1 yang sedang berada atau berdomisili di Surabaya, jika ada waktu senggang dimohon kehadirannya di Hotel Plum, pada hari Minggu pukul 19.00 WIB untuk reuni kecil-kecilan. Acara ini tidak dipungut biaya alias GRATIS karena sudah ada BIG BOSS yang membiayai semua. Bagi yang rindu dengan bintang sekolah Kita yang melegenda, bisa segera datang ya. Ya, Superstar Yohan Alexander akan bergabung bersama Kita!! So, jangan kehilangan kesempatan untuk bertemu dengannya. Mimin juga nggak sabar pengen ketemu 😆
NB : Untuk yang fix hadir segera komen ya, agar Kita bisa mempersiapkan segala sesuatunya, terima kasih*."
Tanganku tiba-tiba gemetar. Berulang kali Aku membaca pengumuman itu. Aku screen shoot pengumuman itu dan membaca nama Alex berulang kali. Aku benar-benar tidak salah baca. Alex benar-benar akan ke Surabaya? Alex-ku?!!
Aku tidak bisa mendiskripsikan perasaanku malam itu. Aku menjerit-jerit, menari-nari dan bergoyang-goyang. Aku seperti orang gila. Emosiku berubah-ubah, yang awalnya tertawa-tawa kemudian menangis bahagia. Di detik berikutnya menjadi tangis haru.
Penantianku selama 10 tahun akan berakhir. Aku akan bisa bertemu dengannya. Hatiku sangat...sangat...sangat bahagia. Tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata.
"Alex... Akhirnya... Akhirnya Kita akan bertemu... Huuuu... Hiks..." Aku mengelus-ngelus nama Alex di layar ponselku, kemudian mengecupnya. Seolah-olah yang kukecup adalah sosok Alex yang selama ini kurindukan.
Aku menangis cukup lama. Kemudian Aku sadar, Aku belum mengisi kesediaan untuk hadir. Aku memberi komentar di grup, menyatakan Aku bisa hadir.
Perasaanku benar-benar campur aduk. Aku benar-benar melupakan Andre sepenuhnya. Pikiranku penuh dengan Alex.
Berbagai pertanyaan menghantui kepalaku. Bagaimana kabarnya sekarang? Apa dia baik-baik saja? Apa dia masih bersama Diana? Apa dia sudah menikah?
JLEB
Pertanyaan terakhir membuat hatiku teriris perih. Aku tidak bisa membayangkan bila Alex sudah menikah. Akan seperti apa perasaanku?
Ahh Aku harus berpikir positif. Alex pasti belum menikah. Semoga... Semoga saja belum menikah.
***
Hari itu Aku bangun kesiangan. Terlalu senang membuatku tidak bisa tidur semalaman. Menjelang subuh Aku baru bisa memejamkan mata.
Andre kembali datang menjemputku. Dia menungguku cukup lama. Kami sama-sama terlambat datang ke kantor.
Di kantor, Kami menjadi bulan-bulanan anak buah. Mereka menggoda Kami telah menghabiskan malam bersama, itu mengapa Kami datang terlambat. Aku tersenyum kecut, sementara Andre tampak senang digoda seperti itu.
Seharian Aku tidak bisa berkonsentrasi. Hari itu adalah hari Jum'at. Hari yang pendek bagi pekerja seperti Kami.
Semua orang tampak sibuk menyelesaikan pekerjaannya masing-masing. Mereka tidak sabar untuk menyambut weekend yang akan datang.
Pikiranku hanya dipenuhi dengan Alex... Alex...dan Alex... Aku ingin cepat-cepat hari Minggu. Aku tidak sabar ingin bertemu dengannya.
"Tim funding dan tim lending, segera ke ruang meeting. Ada yang mau Saya sampaikan. Oh ya, tim operasional juga. Jangan ada yang boleh pulang dulu." Ucapan BM (Branch Manager) ku disambut oleh helaan napas anak buahnya.
Setelah pekerjaan Kami selesai, Kami semua berkumpul di ruang meeting yang cukup menampung sekitar 50 karyawan. Banyak yang berkeluh kesah karena meeting itu menghambat mereka pulang.
"Selamat malam semua."
"Malam Pak..."
"Mungkin kalian sudah tahu, ada pergantian GH (Group Head) yang baru. Saya mendengar kabar dari cabang Kediri, GH yang baru akan melakukan sidak di beberapa kantor cabang di wilayah 12 (Jatim). Jadi Saya harap rekan-rekan semua bisa mempersiapkan segala sesuatunya."
"Bagi tim lending, persiapkan target dan pencapaian yang sudah diraih. Begitu pula dengan tim funding. Untuk tim operasional, tolong benahi semua berkas. Jangan ada pendingan ataupun ketidaklengkapan berkas. Tidak menutup kemungkinan beliau juga akan memeriksa file tim operasional."
"Saya mendengar GH yang baru masih muda. Jiwa fighter-nya masih tinggi. Sangat perfeksionis dan tidak mau menerima kekurangan orang lain. Killer dan tidak segan-segan memecat bawahan yang tidak sesuai dengan cara kerjanya. Jadi timku, mari Kita bersama-sama untuk menjadi sempurna di mata beliau."
Pimpinanku berpidato panjang lebar. Namun kepalaku melayang-layang. Tidak ada dari kata-katanya yang melekat di otakku.
Otakku hanya dipenuhi dengan Alex... Alex... dan Alex... Aku tidak peduli hal lain. Bahkan jika Direksi yang datang ke cabang Kami.
Hampir satu jam pimpinanku berceramah ini-itu, dan semua ceramahnya mental dari kepalaku. Menjelang pukul sembilan malam, ceramah itu baru di akhiri dan Kami bisa bernapas lega karena bisa pulang ke rumah masing-masing.
Andre rupanya dipanggil oleh pimpinan. Aku menggunakan kesempatan ini untuk kabur terlebih dulu. Aku memesan ojek online dan pulang ke rumah.
Sebenarnya Aku ingin menjawab dan menegaskan hubungan Kami. Namun karena kepalaku sedang tidak konsentrasi akibat pikiran akan bertemu dengan Alex, Aku memilih untuk menundanya. Aku bisa menolak lamaran Andre di hari Senin saja.
Sesampainya di rumah, ponselku berdering. Rupanya Andre yang menghubungiku.
"Sha, Kamu dimana?"
"Aku sudah pulang Mas."
"Kenapa tidak menungguku? Aku ke kontrakanmu sekarang..."
"Aku mengantuk Mas. Aku ingin tidur. Ini sudah malam Mas. Tidak perlu kemari." Aku memberi alasan. Tampak tidak ada suara di ujung sana, kemudian Andre berkata.
"Kalau begitu, besok Aku jemput ya Sha. Besok Kita jalan yuk?"
Ah, pertanyaan yang ingin kuhindari. Dan Aku selalu mencari-cari alasan untuk menolak ajakan Andre selama dua bulan ini.
"Besok Aku mau istirahat Mas. Seminggu ini cukup melelahkan."
"Oh begitu." Andre terdiam. Mungkin otaknya sedang berpikir untuk mencari alasan baru.
"Bagaimana kalau malam Minggu Sha?"
"Maaf Mas, tidak bisa..." Ahh, Aku benar-benar jahat. Hari Senin Aku harus memberi kejelasan padanya. Aku tidak bisa selamanya menggantung perasaan Andre seperti ini.
"Oh begitu Sha... Ya sudah, met istirahat ya Sha. Aku sayang Kamu. Mimpi indah ya."
"Iya Mas, terima kasih. Selamat beristirahat juga Mas."
Dan panggilan pun diakhiri.
"Huft..."
Aku benar-benar merasa bersalah. Andre sepertinya sangat tulus padaku. Tapi hatiku tidak bergetar sedikit pun untuknya.
Salahkah Aku yang tidak bisa menyambut perasaannya? Salahkah Aku yang masih mengharapkan Alex di hatiku? Aku benar gundah gulana.
***
Happy Reading 🥰
akunya
Emg keren lu Thor/Ok/