"Siapkan dirimu! Aku akan kembali menyiksamu malam ini!" Stevan mengucapkan itu sembari melangkah menuju pintu untuk keluar.
"Aku tidak bisa melayanimu malam ini hingga sepuluh hari ke depan Stevan Jafer Dirgantara!"
Langkah pria itu terhenti saat mendengar Bulan dengan lantang mengatakan itu. Stevan berbalik memutar tubuhnya menatap Bulan dengan tatapan penuh tanya.
"Apa kau bilang? Katakan sekali lagi!" dingin dan tegas pertanyaan Stevan membuat Bulan tertawa di dalam hatinya.
"Ya! Aku tidak bisa melayanimu sampai sepuluh hari kedepan! Kau dengar itu Tuan Stevan?" ucapnya lagi dengan jelas.
Plaaakkk...
Bukan bertanya, Stevan justru melayangkan tangan ke pipi mulus Bulan hingga membuat wajahnya menoleh ke kanan sampai darah segar keluar dari sudut bibirnya. Bulan mengusap darah itu dan mendongak menatap pria yang ada dihadapannya dengan tatapan kebencian.
Bagaimana kisah selanjutnya?
kita simak yuk ceritanya di karya => Kekejaman Suamiku.
By: Miss Ra.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 35
"Van, aku tahu dimana Bulan."
Deg
***
Stevan diam menatap Boy dengan penuh tanya. "Sejak kapan kau tahu posisi istriku?" tanya Stevan dengan suara yang mulai dingin.
"Sejak satu bulan yang lalu." sahutnya berbohong dengan santai.
Braaak...
"Kurang ajar!" Stevan menggebrak meja nya bangkit dan melangkah mencengkram krah kemeja Boy hingga membuat sahabatnya berdiri.
Stevan dengan mata menyorot tajam seakan mengekspresikan kemarahan yang tak termaafkan untuk Boy. Dengan deru nafas tak beraturan wajah Stevan sudah sedekat lima senti saja dengan wajah Boy.
Keduanya sudah saling bertatapan. Bersamaan dengan itu, Alesia datang melihat mereka seperti itu terkejut membulatkan matanya.
"Permisi Tuan.."
"Keluar!" pekik Stevan masih menatap dan mencengkram kemeja Boy.
"Tapi Tuan, ini..."
"AKU BILANG KELUAR !!"
Alesia pun dengan segera menutup pintunya keluar dari ruangan Stevan sebelum dirinya yang kena pukulan dari bos nya itu.
Boy mencengkram tangan Stevan berusaha melepaskan tangan pria itu dari kemejanya. Tapi justru cengkraman Stevan semakin kuat. Dia akhirnya pasrah berusaha menenangkan Stevan.
"Santai Van, nggak usah pakai emosi." ucapnya pelan.
"Lu minta gue santai? Dua Bulan gue nyari istri gue kesana kemari, DAN LU SEKARANG BILANG SANTAI.!!" pekiknya dengan sorot mata merah padam seakan ingin menenggelamkan nyawa Boy saat itu juga. "Dimana Bulan?" tanya nya lagi berusaha untuk tetap tenang.
"Bulan sekarang ada di Kairo!"
Bugh...
Stevan memberi bogem pada sahabatnya setelah Boy memberi tahu posisi istrinya sekarang.
"Apa tujuan lu merahasiakan keberadaan istriku!" pekiknya kembali melangkah mendekati Boy yang sedang mengusap sudut bibirnya bekas pukulan.
"Yang pasti tujuan gue itu baik, biar lu nggak lagi buang istri lu sembarangan! Dan inget satu hal, saat ini dia sedang di dekati oleh dua pria sekaligus di sana. Kalau sampe lu buang dia lagi dengan cuma-cuma, gue pastiin. Gue yang bakal ambil barang lu dengan senang hati dan setelah itu kita SELESAI.!" balas Boy tak kalah menatap tajam pada Stevan.
"Brengsek!!"
Stevan akan kembali memberi bogem kembali di tahan oleh Boy, dia menangkis tangan Stevan dan memutarnya hingga mencengkram lengan nya membuat pria itu meringis.
"Lu pikir gue nggak bisa bales pukulan yang lu kasih ke gue? Sekarang lu mau ngajak gue adu bogem atau mau ambil barang lu di Kairo sebelum dia berpaling pada pria lain!" dengan suara pelan Boy berbisik di telinga Stevan dari belakang.
Boy melepas cengkramannya dan Stevan berbalik. Dia mengibaskan tangan kanan nya dengan menatap tajam sahabatnya itu.
"Gue udah siapin tiket buat kita berdua ke Kairo, jam dua siang kita berangkat.!" setelah mengatakan itu Boy berbalik dan melangkah pergi keluar dari ruangan Stevan.
*
Di ruang kerja Boy.
Dia menekan tombol panggil untuk menelfon seseorang. Dengan nafas tak beraturan menahan emosi sambil mengusap-usap sudut bibirnya yang masih sakit, dia menempelkan ponselnya di telinga.
"Hallo!"
"Ya Bos."
"Siapkan mobil jemputan di Kairo untuk Tuan Stevan. Dan siapkan hotel atau penginapan terdekat dari tempat tinggal istrinya!" perintah Boy pada Pasha yang masih terus mengawasi Bulan dari kejauhan.
"Siap Bos. Ada lagi ?"
"Tidak ada, kita akan berangkat dari Jakarta jam dua siang. Mungkin sampai sana tengah malam." ujarnya lagi.
"Baik Bos, akan aku siapkan semuanya."
Boy mematikan telfonnya dan pergi untuk kembali ke Apartemen nya sebentar karena akan membereskan pakaian yang ingin dia bawa ke Kairo nanti.
Boy juga sudah memerintahkan pelayan untuk menyiapkan semua barang Stevan dan memberi tahu kan pada pelayan barang apa saja yang harus dibawa ke Kairo.
Sedangkan Stevan di ruangannya masih termenung diam menatap ke arah luar gedung dibalik kaca lebarnya. Dia terus berfikir bagaimana cara nya nanti untuk meluluhkan istrinya agar mau kembali pulang bersamanya.
*
*
*
Jam satu siang, Boy sudah menyiapkan semua barang miliknya dan milik Stevan di bagasi mobil untuk segera berangkat menuju Bandara. Boy sudah berada diruangan Stevan untuk mengatur semua jadwal selama mereka berdua ada di luar negeri.
"Kita akan berada di sana selama satu minggu. Dan selama itu kau harus berhasil membawa Bulan kembali ke Indonesia." ujar Boy dengan wajah datar masih kesal.
Stevan hanya diam, dia hanya mendengar apa yang Boy katakan tanpa mau menjawab ataupun menyela. Baginya, sikap sahabat nya yang sudah merahasiakan keberadaan Bulan itu suatu kesalahan besar baginya.
"Sudah jam satu, pesawat lepas landas jam dua. Kau mau ikut denganku atau tidak?" ucapnya lagi menatap punggung Stevan sedari dirinya masuk ke ruangan itu.
Stevan berbalik, dia memandangi Boy sesaat dan mengambil semua barang nya di meja kemudian melangkah menuju mobil yang sudah siap pergi di halaman perusahaan.
Dengan langkah lebar, Stevan dan Boy berjalan menyusuri lorong perusahaan menuju lift hingga ke halaman menuju mobil yang sudah terparkir beserta supir nya.
Setiap melewati lobi, semua Staf kantor akan selalu berkerumun dan membicarakan keduanya hanya untuk memandang wajah tampan CEO dan Asistennya itu yang melewati mereka.
"Waaahhh... Tampan sekali."
"Iya, apalagi Pak Boy. Aduuuh... Pengen banget jadi istrinya."
Stevan dan Boy mendengar semua pujian dari para stafnya tapi tak di gubris. Karena hal seperti itu sudah biasa bagi keduanya.
Setelah sampai di halaman, Stevan membuka pintu mobil nya dan masuk di susul Boy kemudian menutup nya kembali setelah itu mobil jalan dengan melaju kencang sesuai perintah dari Boy.
Sepanjang perjalanan kedua diam tanpa ada obrolan. Karena masing-masing masih merasa kesal dan marah hingga malas untuk bicara.
*
Satu jam perjalanan, Mobil yang di tumpangi Stevan sudah sampai di Bandara. Dengan bantuan petugas bandara, Stevan berjalan tanpa membawa apapun hanya tas kotak kerja nya yang berisi laptop juga berkas penting di dalamnya yang selalu ia bawa kemana pun ia pergi.
Semua barang Stevan di bawa oleh petugas bandara sesuai perintah dari Boy. Karena dia tahu, Bos nya tidak pernah mau kerepotan membawa barang seperti itu.
Hingga akhirnya mereka sampai di dalam Pesawat, petugas menyapa keduanya dengan ramah.
"Selamat siang, Tuan Stevan. Silahkan."
"Hem, terimakasih." sahutnya singkat dan datar.
Pramugari mengantar pria itu hingga menuju kursi yang akan di duduki oleh keduanya. Stevan kemudian duduk di susul Boy di dekatnya. Stevan menatap ke arah jendela pesawat, pandangan nya menerawang jauh ke bagian langit sana.
"Bulan, sayang. Tunggu aku, aku akan menjemputmu."
...****************...
Hay para pembaca setia, Author ada rencana bagus dan baik untuk kalian semua.
Author ada rencana mau bagi² hadiah bagi pembaca dan yg selalu kasih jempol juga hadiah beserta vote di karya *Kekejaman Suamiku* dan karya *Cinta Aisyah*
Kalau karya ini bisa sampai mendapat reward 40 bab terbaik dan itu berkat kalian semua, maka Author juga akan membagi hadiah sebagai tanda terimakasih untuk kalian dengan ranking tertinggi dari 1,2,3.
Hadiahnya apa?
Itu semua tergantung dari reward yaa..
"kalo gak dapet reward gimana?"
-kalo gak dapet ya Author gak bisa kasih hadiah.. Karna gajiii author masih menggantung di NT belum bisa di tarik.
Jadi author harap dengan dukungannya, akan ada timbal balik dariku juga sebagai tanda terimakasih yg sudah mau memberi dukungan di karya ini dan Cinta Aisyah dengan cara, baca karya ini dan cinta aisyah dengan rutin, kasih jempol, Vote dan Follow juga bintang 5 nya..
Otomatis karya akan semakin naik dan akan mendapatkan reward..
*
Oke sudah paham ya semuanya.. Jadi kalau gak dapet reward ya Author tunda dulu hadiahnya sampai ada karya baru khusus untuk bulan ramadhan dan akan ada THR sebelum lebaran setelah reward di dapatkan.
Trimakasih.