Season1
Dita merupakan gadis cantik yang selalu di kucilkan keluarga nya, di saat pesta ulang tahun saudari tirinya bernama Sheila menjebaknya dengan mencampurkan obat perangsang di minuman Dita.
Nathan, seorang Ceo tampan yang banyak di kagumi oleh kaum hawa. Nathan yang menderita mysophobia yang alergi jika di dekati oleh wanita maupun di sentuh.
Sahabat nya bernama Daniel prihatin akan phobia Nathan hingga nekat memberi obat dan menyewa seorang pemuas nafsu.
Season ke 2
Menceritakan kehidupan dan perjalanan cinta dari twins L. Al yang gila dengan pekerjaan dan juga perfeksionis, sementara El kebalikan dari itu.
Lea, adik dari twins L yang sangat manja dengan IQ standar. Dia sangat mengagumi wajah pria yang berparas tampan, hingga banyak pria yang salah paham dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon erma _roviko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Usaha yang di rintis kembali dari nol ternyata membuahkan hasil, kehidupan Dita kian membaik karena bantuan dari malaikat penolongnya. Tak pernah berhenti, Dita selalu bersyukur akan keadaan nya yang dapat memenuhi kebutuhan anaknya dengan layak.
"Ibu, jangan kerja terus! ayo bermain bersama kami," ajak Al menarik tangan Dita, Al dan El sekarang berbicara sangat lancar, walau usia baby twins baru menginjak 2,5 tahun.
"Iya, sabar ya sayang! sebentar lagi ibu selesai, kalian main lah dulu, " ucap Dita dengan tutur kata yang lembut.
El mengerti dengan keadaan ibu nya yang sibuk, dia tidak pernah memaksa keinginannya, jauh di lubuk hatinya, Dita sangat sedih karena pekerjaan menjahit nya tidak bisa menemani anaknya bermain.
Al yang penasaran dengan benda pipih di nakas, mengambil dengan tubuhnya yang pendek. Dia menggunakan akal dan mencari kursi untuk mencapai benda pipih yang bernama ponsel itu.
Al mengutak-atik ponsel Dita dan tak sengaja dia melihat foto ibunya bersama pria dan wanita paruh baya dan di samping wanita paruh baya itu ada seorang gadis yang kira-kira seumuran dengan ibu nya.
Foto yang telah lama di hapus oleh Dita dapat dengan mudah di kembalikan Al.
El yang menghampiri kakak nya yang hanya terpaut beberapa menit saja, "apa yang kamu lakukan? "
"Aku hanya memegang ponsel ibu, dan melihat foto lamanya, " balas Al.
"Foto lama? " El menyergitkan keningnya.
"Iya, ayo lihat di sini. Kamu lihat, badan ibu di sini sangat ramping dan juga sexy. Tapi sayang, ibu sangat kurus, " jawab Al yakin.
"Al, coba lihat foto itu dengan baik, coba gambarnya di perbesar, " saran El.
Al menggunakan saran itu dan menatap layar ponselnya, kembali mengutak-atik ponsel milik Dita untuk mencari kebenaran untuk ibunya. Pekerjaan yang tidak sulit bagi Al, ketika data lama yang sudah menghilang di kembalikan seperti semula.
"Berhasil!! " ucap Al bersorak gembira.
"Apa yang berhasil? " tanya wanita cantik yang berdiri dari balik pintu.
"Eh, ibu! sejak kapan ibu di sana? " tanya El yang takut ketahuan.
"Hem....sejak kapan yaa! " Dita mengelus dagunya dengan jari telunjuk seperti berpikir.
"Ibuu.... cepat katakan" sarkas El yang memelas.
"Hehe.... baru saja, kalian sedang apa dengan ponsel milik ibu? " Dita melirik ponselnya yang masih bertengger di tangan Al.
"Hanya mengembalikan foto lama" jujur Al membuat sang adik El melototi kakaknya yang berbicara jujur.
"Eh, coba ibu lihat! " Dita menghampiri anak-anak nya dan mengambil ponselnya karena penasaran. Dita menatap layar ponsel dan membuka galeri nya, benar saja!! ada banyak foto lama yang tersusun rapi.
"Siapa yang melakukan ini? " Dita menyergitkan dahi nya dengan menatap dalam kedua twins L.
"Al yang melakukan nya" jawab El yang tak ingin di salahkan.
"Al, ayo jelaskan bagaimana kamu mengembalikan file lama yang hilang. "
"Maafkan bu, tadi Al hanya iseng memakai ponsel ibu dan sedikit melakukan penelitian dan itu berhasil, " ucap Al.
Dita memijat pelipisnya yang terasa nyeri "anak ku yang hanya tau bermain sekarang bisa mengembalikan data lama, ini mustahil."
"Siapa yang mengajari mu Al? " tanya Dita yang menatap netra coklat milik sang anak. Dengan cepat twins L itu menggeleng.
" Sekarang aku yakin, jika kedua anak ku memiliki kemampuan luar biasa saat umurnya terlalu muda, " Dita tersenyum dan pergi dari sana.
Pandangan mata yang melihat ke arah luar jendela, menampakkan rerumputan hijau dan pohon yang buah. Pemandangan asri yang jauh dari keramaian kota, Dita memikirkan kelangsungan hidup keluarga kecilnya.
Sudah 5 bulan Dita menumpang di rumah bu Lilis, tampak berpikir alasan apa yang akan di katakan kepada bu Lilis. Karena dia hanya orang asing yang hidup menumpang di rumah orang yang menolongnya, bukankah ini artinya dia tak tahu malu.
Seperti kegiatan di pagi hari, mereka berkumpul untuk meminum secangkir teh, Dita membuka obrolan.
"Bu, terima kasih banyak sudah menampung kami. "
"Tidah masalah, ibu senang dengan keberadaan kalian, " bu Lilis tersenyum ramah.
"Begini bu, saya dan anak-anak akan pindah rumah. Sekarang kehidupan kami jauh lebih baik semua berkat ibu yang mau menolong kami. "
Lilis yang sedang menggendong twins L mengalihkan perhatiannya ke arah Dita, "kamu ingin meninggalkan ibu," ucap bu Lilis sedih.
"Bukan begitu bu, Dita hanya tak ingin merepotkan bu Lilis, " ujar Dita yang menggenggam erat tangan nya.
"Ibu mau kemana? El dan Al suka tinggal di sini bersama nenek, " sahut El yang menatap sendu ibunya.
"Sayang, kita harus pindah. Ini sudah jadi keputusan ibu, " Dita menoel hidung El dengan gemas.
"Tapi Al suka di sini, jika kita pergi! siapa yang menjaga nenek, kasihan nenek hanya sendirian, " bujuk Al.
"Dita, ibu mohon, kamu jangan pergi ya! ibu sudah terlanjur sayang dengan Al dan El, " bujuk nya dengan air mata yang menetes dari pelupuk mata.
"Tapi bu...."
"Gak apa-apa kok, kamu tinggal di sini aja ya. Kamu udah ibu anggap anak sendiri, " bu Lilis menghapus air mata yang mengalir di pipi yang mulai berkeriput.
Dita yang juga meneteskan air mata, karena dia juga sudah terlanjur menyayangi bu Lilis seperti ibu kandungnya. Bahkan ayah nya sendiri tidak pernah menyayangi dia seperti bu Lilis. Dia bahkan sudah memikirkan ini, setelah pertarungan dengan pikirannya semalaman. Dita tidak bisa melihat anaknya yang sedih, akibat keputusannya dan menyetujui permintaan kedua putranya.
"Baiklah, kami akan tinggal di sini! tapi saya takut jika keluarga bu Lilis tidak menyetujuinya, " lirih Dita menatap nanar.
"Maaf, ibu lupa kasih tau kamu. Kalau keluarga ibu yang tersisa hanya anak semata wayang ibu. "
"Eh, ibu punya seorang anak? tapi kenapa aku tidak pernah melihatnya, " Dita menyergitkan Dahinya.
"Anak ibu nama nya Bara, dia seorang tentara yang bertugas di perbatasan. Bahkan dia hanya pulang sekali setahun kadang tidak pernah mengunjungi ibu, " ujar bu Lilis menatap sendu arah pintu utama.
"Berapa usia anak ibu? " tanya Dita yang penasaran.
"Usianya 28 tahun".
"Dita takut, apa tanggapan mas Bara mengenai kami yang tinggal di sini? "
"Jangan pikirkan itu, itu biar jadi urusan ibu, " sahut bu Lilis menepuk pundak Dita.
"Iya, terserah ibu aja, " Dita tersenyum tipis.
"Jadi, kita gak akan pindah kan bu? Al dan El masih bisa bermain dengan nenek? " ucap Al yang antusias.
"Iya, sayang! ibu gak mau lihat kalian sedih. Jadi pesan ibu, jangan pernah nakal di sini yaa! dan hormati nenek, " kata Dita yang memeluk Al dengan erat.
"Huaa....ibu gak sayang sama El, hiks.... hiks. Ibu lebih sayang sama Al, " protes El menangis membuat Dita gemas dengan El.
"Siapa bilang ibu hanya sayang Al, ibu sayang kedua putra ibu yang tampan dan menggemaskan ini. Ayo, peluk ibumu, " ucap Dita merentangkan tangannya.