"Tiba-tiba kau menjadi diam dan begitu dingin. Apa salahku?? Aku tahu ada perjanjian dalam pernikahan kita tapi sikap diammu ini bisa membunuhku..."
Lyra Cornelia, seorang gadis yatim piatu yg dijodohkan dengan seorang pria kaya oleh pemilik yayasan yg merawatnya. Awalnya semua berjalan dengan baik tapi lama kelamaan hidupnya semakin sulit karena sikap suaminya yg begitu dingin serta sebuah fakta yg membuatnya begitu menderita.
Akankah hidupnya bahagia??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EP.32 Kemunculan Ular
Waktu 24 jam rasanya tak cukup bagi Lyra dengan semua kegiatannya yg padat. Belum lagi jika ujian tiba, Lyra hanya bisa tidur 4-5 jam sehari. Dirinya akan begadang semalam suntuk untuk belajar demi memperoleh nilai bagus.
Dan James, melihatnya setiap malam belajar dengan gigih sampai melupakan kantung matanya yg mulai menghitam.
"Ck.. mau sampai kapan kau begadang? kau ingin jadi panda?" tanya James.
"Hmm.. sampai ujian selesai.. mungkin 2 hari lagi." ucap Lyra.
"Kau itu manusia, dan butuh istirahat cukup.." ucap James.
"Aku tahu itu, dan aku bisa bertahan." ucap Lyra.
"Ckk.. membuatku kesal saja.. awas jika kau pingsan apalagi sakit." ancam James.
"Jangan mengancamku." ucap Lyra.
"Dasar gadis menyebalkan..!" umpat James.
Entah bagaimana caranya James sangat sulit mengalahkan keras kepala Lyra. Padahal dirinya juga keras kepala tapi Lyra nampaknya adalah lawan yg sepadan karena sama-sama keras kepala. Tapi mau dimarahi pun percuma karena hanya akan memicu perdebatan yg bisa berujung dengan gulat karena Lyra begitu waspada pada James dan tak segan melawannya.
"Mengocehlah sesukamu, aku sedang berjuang untuk hidupku dimasa depan." gumam Lyra dalam hati.
Hingga akhirnya pagi datang, dan Lyra terbangun. Dirinya mendapati tengah tertidur di kasur padahal ia ingat jelas dirinya hanya akan tidur beberapa jam di sofa. Apakah James yg melakukannya? Lyra pun bertanya-tanya dalam hatinya.
Tapi dirinya pun memilih langsung mandi dan bersiap untuk memasak makanan. Setelah menyiapkan semuanya barulah Lyra bersiap kuliah dan turun untuk sarapan.
"Kau sudah siap?" tanya James.
"Tentu saja, bahkan makanan dibawah sudah siap." ucap Lyra.
"Apa tidurmu nyenyak?" tanya James.
"Apa kau memindahkanku ke kasur tadi malam?" tanya Lyra membalas pertanyaan James.
"Tentu saja tidak, untuk apa aku repot memindahkan orang keras kepala sepertimu." ucap James berbohong.
"Baiklah, tandanya aku tak perlu berterimakasih padamu." balas Lyra.
"Ayo turun kita sarapan lalu berangkat." ucap Lyra.
"Hmm.." balas James."Aku harus menjaga harga diriku." gumamnya dalam hati.
Ya, harga diri James sangat tinggi sampai dirinya enggan mengakui kalau dirinya peduli pada Lyra. Karena tak ingin Lyra salah paham dan jadi terbawa perasaan dengannya.
.
.
.
Di kampusnya Lyra telah menyelesaikan ujian hari ini. Dirinya pun beristirahat di kantin bersama Santi. Kebetulan hari ini Dion ada pertandingan basket dan Lyra bersama Santi menontonnya setelah istirahat di kantin.
"Lyra kau ikut nonton Dion main kan?" tanya Santi.
"Iya tenang saja.. kita akan datang bersama ke sana." ucap Lyra.
"Ayo beli minuman dan camilan dulu sebelum pergi." ucap Santi.
"Oke.." ucap Lyra.
Setelah membeli minuman dan camilan, mereka pun pergi ke tempat pertandingan basket dimana Dion dan timnya akan bertanding. Mereka mencari tempat duduk teraman dari lemparan bola tapi tetap bisa melihat dengan jelas.
Saat sedang mencari tempat duduk, Lyra pun pergi ke toilet sebentar. Setelah dari toilet, dirinya pun bertemu dengan Fero, mantan kekasihnya.
"Lyra.. kau menonton juga?" tanya Fero.
"Tentu saja, aku kan tak bisa main." ucap Lyra.
"Bisa bicara sebentar?" tanya Fero.
"Masalah apa?" balas Lyra.
"Ikut aku." ucap Fero menarik tangan Lyra.
Lyra pun dibawa ke tempat yg sepi. Setelah yakin tak ada orang, Fero pun berbicara.
"Katakan senior.. ada apa?" tanya Lyra.
"Kenapa kau tiba-tiba menikah?" tanya Fero.
"Apa aku harus meminta persetujuanmu? tidak kan?" balas Lyra.
"Bukan itu, tapi masalahnya kau sadar berapa usiamu?" tanya Fero.
"Sangat sadar, tapi aku juga bukan anak dibawah umur." ucap Lyra.
"Lyra.. kenapa kau melakukannya?" tanya Fero.
"Senior, alasanku melakukannya bukan urusanmu dan harusnya kau mengerti untuk tidak ikut canpur dalam urusan pribadiku." ucap Lyra.
"Apa kau mencintainya?" tanya Fero.
"Itu urusanku senior, kuharap kau menghargai keputusanku." ucap Lyra lalu pergi meninggalkan Fero.
Sakit hati yg ia rasakan karena dipermalukan oleh ibu Ningsih pun masih terasa, hingga dirinya selalu menjaga jarak pada Fero. Bahkan mungkin cintanya itu hanya sesaat karena kini dirinya tak merasakan apapun jika bertemu Fero.
Disisi lain, mata-mata James yg berada di kampus Lyra menangkap pertemuan Lyra dan Fero serta langsung melaporkannya. Diluar dugaan, James justru biasa saja.
"Siapa dia Ben?" tanya James.
"Mantan kekasih Lyra tuan." ucap Ben.
"Mantan kekasih? apa mereka masih berhubungan.?" tanya James.
"Menurut informasinya, hubungan mereka berakhir karena orangtua pria itu pemilik yayasan kampus tersebut. Dan alasannya karena mereka beda level." ucap Ben.
"Dasar wanita sombong." ucap James.
"Baiklah, biarkan mereka." ucap James.
"Anda tak marah?" tanya Ben.
"Tentu saja tidak, lagipula dia juga tahu kalau Lyra itu istriku." ucap James.
"Baiklah tuan." ucap Ben.
Baru hendak keluar, tiba-tiba Ben dikejutkan dengan tamu tak diundang yg masuk begitu saja ke ruangan James.
"Minggir Ben..!" ucap seorang wanita yg tak lain adalah Camila.
"Camila.. apa yg kau lakukan.?" tanya James.
"Aku ingin bicara denganmu James." ucapnya.
"Ben keluarlah, aku akan menanganinya." ucap James.
"Baik tuan." ucap Ben lalu keluar ruangan."Ck.. bagaimana wanita itu masih berani muncul? apa dia sudah kehilangan urat malunya?" umpat Ben dalam hati.
.
.
Sementara itu, James bangkit dan menunggu wanita itu berbicara.
"Katakan ada apa?" tanya James.
"Kenapa kau mengabaikanku bahkan memblokir nomorku?" tanya Camila.
"Memangnya kau tak tahu kalau aku sudah menikah?" balas James.
"Teganya kau melakukan ini padaku." balas Camila menarik simpati.
"Teganya kau melakukan rencana pembunuhan pada kakekku, Jessika serta keluarganya." balas James.
"Ckk.. James aku itu hanya menginginkanmu." ucap Camila mulai menangis.
"Tapi caranya kejam, dan merugikanku." ucap James.
"Memangnya kakekmu benar-benar menerimaku?" tanya Camila.
"Semua tergantung padamu saat itu, tapi kau terlalu gila sampai merencanakan pembunuhan.. Dan kini tanpa tahu malu kau masih berani mengunjungi perusahaanku. Apa kau masih waras Camila?" tanya James.
"James, kau jahat sekali padaku.. teganya kau melakukan itu setelah sekian lama kita bersama sampai berbagi selimut." ucap Camila.
"Kau juga sangat jahat dan menyusahkanku. Jadi kita impas, dan kau pergilah sebelum diusir." ucap James menekan tombol untuk memanggil penjaga.
"James, tak bisakah kau memaafkanku?" tanya Camila.
"Kejahatanmu sulit dimaafkan.. silahkan pergi." ucap James lalu menyuruh penjaga mengusir Camila.
"Tak perlu, aku tahu jalan keluarnya." balas Camila kesal.
Kini, air mata buayanya sudah tak mempan pada James. Dan James nampak banyak berubah di mata Camila. Dirinya sudah jauh lebih rasional dibandingkan dulu saat bersama Camila. Jika dulu saat mereka bersama, James tak tahan melihat Camila menangis dan membuat hidup Camila bagaikan di surga. Mereka yg sulit berkencan pun sampai keluar negeri untuk liburan dan bertemu. Belum lagi fasilitas kartu yg diberikan James sangat memanjakan Camila dalam berbelanja. Kini semuanya hanya tinggal kenangan karena James sudah berubah.
"Apalagi yg harus aku lakukan untuk menjeratmu James..? apa kau lupa malam-malam yg kita nikmati bersama?" gerutu Camila dalam hati.
.
.
.
Disisi lain, James pun nampak sudah lebih tegar. Dirinya tak lagi goyah walaun bertemu Camila, mungkin ini efek dari masalah yg Camila timbulkan. Tapi James tak ingin kehilangan kendali lagi hingga tak mau bertemu Camila dalam jangka waktu yg lama. Dirinya takut hatinya belum cukup kuat untuk move on dan meninggalkan Camila.
"Hhh.. Camila carilah kebahagiaanmu sendiri karena semuanya sudah berubah karena ulahmu sendiri." gumam James dalam hati.
bagus loh ceritanya
udah jd pasangan yg serasi
buat tante mu menyadari kesalahannya
sampai tega meracuni kakek robent