Diammu Membunuhku
Suatu malam, seorang pria asing nampak membawa sebuah kardus berukuran sedang ke sebuah yayasan panti asuhan. Dengan memerhatikan situasinya pria itupun perlahan masuk ke dalam saat sudah memastikan tak ada siapapun. Saat itu, yayasan masih belum maju seperti sekarang dan tak ada yg namanya kamera pengawas atau cctv. Hingga tak ada yg tahu kalau pria tersebut meninggalkan sebuah kardus tersebut di depan pintu.
Malam semakin larut dan udara diluar semakin dingin. Terdengarlah suara tangisan anak bayi yg memecah kesunyian. Beberapa pengurus yayasan pun keluar untuk mengecek kamar bayi apakah ada bayi yg terbangun, tapi sayangnya tak ada bayi yg terbangun. Dan suara pun mengarah pada area luar tepat di depan pintu masuk.
Seorang wanita berusia 30an yg bekerja di panti asuhan tersebut pun menuju ke sumber suara. Ia pun membuka pintu untuk melihat bayi siapakah yg menangis. Dan ia tidak terkejut melihat kardus yg sudah berisi bayi yg ditinggalkan di depan pintu yayasan.
Ya, kasus bayi yg ditinggalkan di depan pintu yayasan sudah bukan hal baru. Melainkan hal biasa, dimana biasanya bayi tersebut tak diinginkan orangtuanya. Padahal diluaran sana banyak sekali para pasangan yg menginginkan hadirnya buah hati di rumah tangga mereka. Tapi bagi beberapa orang yg tak siap, mereka lebih memilih jalur pintas seperti mengab**si atau cara yg lebih halus dengan cara meninggalkannya di depan pintu yayasan panti asuhan.
Wanita yg bernama Sri pun menggendong bayi yg terlihat kedinginan tersebut dan membawanya masuk. Ia juga langsung menyelimutinya dan memberikan susu formula. Lalu ia melaporkannya pada ketua yayasan kalau ada bayi yg ditinggalkan di depan pintu masuk pada dini hari.
Minimnya fasilitas pun membuat mereka tak bisa berbuat banyak, apalagi mencari orangtua si bayi. Mengingat mereka tak punya bukti berupa video bayi tersebut ditinggalkan dan siapa pelakunya.
Bayi perempuan tersebut pun terlihat begitu mungil dan cantik. Entah orangtua mana yg tega meninggalkannya begitu saja. Kulitnya yg putih, rambutnya yg lebat serta matanya yg indah membuat siapa saja menyukai bayi tersebut.
Tak ada sepucuk surat ataupun barang yg ditinggalkan oleh pelaku pada bayi tersebut. Melainkan hanya pakaian tipis dan juga kain jarik yg ada di dalam kardus tersebut.
Meskipun pihak yayasan panti asuhan sudah melaporkan pada pihak berwajib, tetap saja tak ada gunanya karena minimnya barang bukti. Hingga bayi tersebut pun dirawat di panti asuhan tersebut yg bernama yayasan Cinta Kasih Bunda.
Jasmine selaku pemimpin yayasan tersebut pun menerima bayi tersebut. Dirinya pun tak ingin ada bayi yg dibuang lagi. Dan memilih untuk merawat bayi-bayi yg ditelantarkan oleh orangtuanya. Yayasan yg dibangun oleh keluarganya yg sudah berjalan selama lebih dari 10 tahun itupun telah menerima banyak anak. Beberapa yg beruntung diadopsi oleh keluarga berada. Sisanya dirawat disana dan disekolahkan oleh pemilik yayasan dan tentunya juga dengan bantuan para donatur.
Hingga Jasmine melihat bayi mungil tersebut dan tersentuh hatinya melihat mata yg bersinar cerah tersebut. Jasmine pun memberinya nama Lyra Cornelia. Dan bayi itupun tumbuh menjadi gadis yg cantik.
Lyra pun begitu dekat dengan Jasmine dan Ibu Sri. Dirinya bahkan tak mau diadopsi oleh siapapun dan akan tetap berada di panti asuhan sampai dirinya besar.
Pernah suatu hari, ada keluarga yg ingin mengadopsinya tapi Lyra kabur dan bersembunyi. Lyra sebagai anak yg sangat aktif dan lincah pun sampai bersembunyi di atas atap genteng yayasan panti asuhan. Dan tak ada siapapun yg bisa menemukannya.
"Aku tak mau pergi dari sini, sudah ada bunda Jasmine dan ibu Sri yg menyayangiku.." gumam Lyra kecil dalam hati.
Akhirnya mereka pun menyerah dan tak jadi mengadopsi Lyra. Sampai malam hari, mereka pun mencari gadis kecil tersebut.
"Lyra.. kau dimana nak??" panggil ibu Sri.
"Lyra sayang, bunda janji takkan menyerahkanmu pada siapapun.. keluarlah." panggil Jasmine.
Lyra pun muncul entah darimana dan tersenyum menatap Sri dan Jasmine.
"Maaf bunda.. tapi bunda tak bohong kan?? Aku takkan diadopsi siapapun kan??" tanya Lyra dengan polosnya.
"Iya bunda janji.." ucap Jasmine.
"Yeeee.. Lyra sayang bunda." ucap Lyra bahagia dan tersenyum.
"Iya bunda janji. Memangnya kenapa kok kamu tidak mau punya orangtua yg kaya yg bisa membelikan Lyra apa saja?" tanya Jasmine.
"Lyra tidak suka saja bunda." jawab Lyra polos.
"Yasudah sekarang Lyra masuk dan mandi, kasihan bu Sri sudah lelah mencarimu kemana-mana." ucap Jasmine menggandeng tangan Lyra.
Lyra pun hanya menjawabnya dengan anggukan kepala. Dirinya pun punya alasan tersendiri kenapa tidak mau diadopsi. Ia melihat seorang anak asuh di panti tersebut yg diantarkan oleh beberapa orang pada bulan yg lalu. Ditubuh anak itu dipenuhi luka lebam, katanya ia disiksa oleh orangtua asuhnya. Dan hal itu membuat Lyra sangat takut untuk diadopsi.
☘☘☘☘
Waktu pun terus berjalan dan Lyra tumbuh menjadi gadis yg cantik dan baik hati. Ia disekolahkan di sekolah yg tak jauh dari panti asuhan. Dan berkat kepintarannya Lyra mendapatkan beasiswa penuh selama bersekolah disana. Jasmine pun bangga padanya karena Lyra tak ingin membebankan dirinya dan juga enggan diadopsi. Jadi Lyra akan melakukan apapun agar dirinya tetap bisa tinggal di panti tapi juga tak membebankan siapapun.
Terlebih sikap Lyra yg tak malu mengakui kalau dirinya anak asuh dari yayasan panti asuhan. Meski banyak yg mencibirnya Lyra pun tetap tenang dan tak ingin mencari masalah. Dirinya cukup bisa menempuh pendidikan dan mendapat pekerjaan suatu hari nanti saja sudah sangat bersyukur. Jadi ia tak ingin menyia-nyiakan waktunya dengan meladeni cibiran orang lain.
Lyra pun cukup aktif di sekolahnya dan mengikuti banyak lomba seta kegiatan lainnya. Dirinya tak ada waktu untuk bersenang-senang apalagi berpacaran dengan remaja seusianya. Lyra hanya fokus pada pendidikannya dan ingin meraih beasiswa lagi saat kuliah.
Lyra sudah bertekad akan mengabdi pada yayasan setelah dirinya sudah bisa hidup mandiri. Hingga akhirnya Lyra lulus dengan mendapat nilai tertinggi di sekolahnya dan juga mendapatkan beasiswa di universitas kedokteran. Lyra pun bahagia sekali dengan pencapaiannya. Ia langsung menemui Jasmine dan Sri untuk membagikan kabar gembira tersebut.
"Bundaa..." panggil Lyra yg masuk ke ruangan Jasmine.
"Lyra, bagaimana hasilnya?" tanya Jasmine.
"Tentu saja juara umum.." jawab Lyra dan Jasmine memeluknya dengan erat.
"Selamat sayang.." ucap Jasmine.
"Iya bunda, tapi tidak hanya itu.. aku lolos di universitas kedokteran XX dengan beasiswa.." ucap Lyra bahagia.
"Selamat Lyra.. kau memang hebat.." ucap Jasmine.
"Terimakasih bunda.. ibu Sri mana?? aku mau memberitahunya." ucap Lyra.
"Itu dia di depan pintu.." tunjuk Jasmine.
"Ibu Srii.. aku dapat juara umum dan dapat beasiswa untuk kuliah.." ucap Lyra bahagia.
"Selamat Lyra.. usaha kerasmu tak sia-sia." ucap Sri.
"Iya bu.." ucap Lyra.
Begitulah Lyra menjalani hidupnya dengan baik. Kerja keras tanpa henti, serta banyak belajar adalah kebiasaannya. Jasmine pun bangga padanya yg bisa membuktikan diri.
Hingga suatu hari, seorang pria pun datang ke yayasan panti asuhan tersebut. Lyra pun berpapasan dengannya dan menyapanya karena pria itu bertanya.
"Permisi, bisa kau tunjukkan ruangan pemimpin yayasan?" tanya pria itu.
"Iya, kalau begitu silahkan ikuti saya." ucap Lyra ramah.
"Apa kau bekerja disini?" tanya pria itu melihat Lyra yg masih muda.
"Bukan, saya anak asuh bunda Jasmine tuan." ucap Lyra.
"Oh jadi kau masih anak asuh di yayasan ini." ucap pria itu.
"Iya tuan, nah ruangannya ada disebelah sini.." ucap Lyra.
Lyra pun mengetuk pintu dan mengantarkan tamu tersebut ke ruangan bunda Jasmine.
"James.. kau kah itu?" ucap Jasmine.
"Tentu, tante sudah lama sekali kita tak bertemu." ucap pria tersebut.
Lyra pun pamit undur diri untuk pergi kuliah. Dan Jasmine berbincang dengan James yg merupakan keponakannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments