Pernikahan yang baru saja berjalan selama 3 tahun harus kandas oleh perselingkuhan yang suami ku sembunyikan selama 2 tahun terakhir ini.
Akankah Shella memilih bertahan atau malah bercerai dari suami yang selalu memberikan dia kehidupan yang layak?
Dukung author untuk menyelesaikan cerita ini ya guys...Jangan lupa dukungan nya untuk kami para penulis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
" Apa nggak bisa di tunda satu hari lagi pulang ke kota nya Mas! Aku masih pengen di sini dan belum puas jalan-jalan nya." rengek Nina masih bergelung di bawah selimut dan merasa enggan untuk beranjak meski sang kekasih sudah rapi dengan pakaian santai yang melekat di tubuh nya.
" Ya enggak bisa lagi sayang! Kamu dengar sendiri kan besok pagi Mas harus sudah ada di kantor dan mengganti kan Bos besar meeting dengan perusahaan Tijea.jangan sedih begitu,lain kali kita bisa datang ke sini lagi dan Aku akan menemani mu kemana pun Kamu pergi,tapi untuk hari ini kita harus segera pulang sebelum matahari semakin meninggi dan kita akan terjebak di parah nya kemacetan ibu kota." tutur Adi lembut supaya Nina mau mengerti dan segera membersihkan tubuh nya.
" Baiklah!Tapi janji ya sayang,besok kita pergi ke kota lain dan Kamu harus mengambil cuti lama supaya Aku puas jalan-jalan nya." pinta Nina manja tanpa perduli dengan keberadaan dua gunung kembar yang menjuntai keluar dari selimut yang dia pakai.
" Iya sayang,apapun akan Aku lakukan untuk Kamu! Sekarang mandi dulu habis itu kita sarapan biar bisa langsung berangkat setelah itu." Adi memasukkan semua pakaian Nina ke dalam koper yang mereka bawa kemarin.sementara sang wanita sudah melenggang masuk ke dalam kamar mandi tanpa perduli dengan pakaian yang belum di bereskan dan masih berserakan di atas lantai kamar hotel.
" Pemalas nya minta ampun! Tapi sayang nya Aku cinta dan selalu merindukan tubuh nya." batin Adi bagai seperti sapi yang di perah susu nya diam tanpa protes meski selama ini dia yang lebih kerja keras dalam hal bersih-bersih.saat bersama Shella Adi belum pernah melakukan pekerjaan membersihkan rumah atau kamar mereka.dan berbanding terbalik saat dia sedang bersama Nina karena wanita ini lebih tertarik tidur di atas ranjang tanpa memakai sehelai baju ketimbang menyentuh peralatan dapur dan sebagainya.
Adi memasukkan asal semua baju dan oleh-oleh yang Nina beli ke dalam koper besar.alhasil koper ini penuh terlebih dahulu sebelum semua barang-barang masuk ke dalam koper.
Tidak pantang menyerah Adi memasukkan sisa barang -barang mereka ke dalam tiga plastik besar sampai bersih tidak bersisa lagi.
Di dalam mobil,Nina menyandarkan kepala nya di bahu Adi sambil bergelayut manja seolah tidak ingin terpisah meski pun status nya hanya lah sebagai simpanan pria beristri.
" Sayang! Janji loh ya,besok kita harus ke kota lain lagi." tagih Nina tidak tahu diri.
" Iya sayang." jawab Adi asal karena tengah fokus mengemudi mobil.
Setelah sarapan pagi dan membereskan semua barang-barang yang akan dia bawa ke dalam mobil,Shella pamit kepada Bibi dan meminta wanita paruh baya itu untuk tetap tutup mulut dan jangan membocorkan rahasia yang masih ingin dia tutup rapat jika Adi tiba-tiba saja pulang saat dia belum sampai di rumah nanti.
" Hati-hati Bu bawa mobil nya." ujar Bi Evi mengingat kan.
" Iya Bi." jawab Shella lalu menjalankan mobil menuju rumah baru nya terlebih dahulu.
Shella menghabiskan waktu 20 menit untuk sampai di depan rumah impian nya di mana sudah ada satu orang pria dan satu orang wanita duduk menunggu kedatangan nya.
" Selamat pagi,maaf Saya telat." ucap Shella tersenyum ramah.
" Tidak apa-apa Mbak! Kami yang terlalu kepagian karena tadi sekalian mengecek rumah yang ada di ujung sana." jawab Pria itu dan mengeluarkan semua surat menyurat yang akan dia berikan kepada Shella.
" Perkenalkan ini Mbak Rahma, notaris yang akan membantu mengurus surat rumah Mbak Shella." imbuh nya menunjuk seorang wanita yang berambut pendek.
" Oh iya ,Saya Shella Mbak." mereka berkenalan dan mulai berbicara serius mengenai surat rumah dan menandatangani surat penting yang akan Shella bawa pulang sebagai pegangan nya.
Shella menyerahkan uang yang ada di dalam tas hitam dan sudah dia hitung terlebih dahulu dari rumah tadi kepada pihak penjual nya.setelah uang itu di nyatakan pas dan sesuai dengan harga yang mereka sepakati.Shella dan kedua tamu nya bubar karena masih ada pekerjaan yang harus mereka selesaikan masing-masing.kedua koper yang dia bawa dari rumah tadi sudah dia simpan di kamar utama yang akan menjadi kamar nya nanti.cukup luas dan pemandangan nya pun sangat bagus sekali.
" Seperti nya Aku harus mencari satu art lagi supaya rumah ini terasa ramai dan Bi Evi punya teman kalau Aku tinggal pergi." batin Shella dan akan membicarakan nya nanti setelah dia sampai di rumah.
Shella menutup kembali pintu pagar dan masuk ke dalam mobil nya membawa semua surat yang sudah beralih menjadi nama nya.
Shella melajukan mobil putih ini menuju cafe yang baru kemarin pagi mereka datangi.
Belum nampak ada tanda-tanda kedatangan pengacara yang bernama Rivan itu, Shella mengambil meja di bagian luar cafe agar pembicaraan mereka berdua tidak terlalu kaku dengan temani segar nya hembusan angin yang meniup kencang.
Shella yang melihat Rivan baru keluar dari mobil yang dia parkir tepat di samping mobil nya sontak saja melambaikan tangan supaya Rivan bisa melihat keberadaan dirinya.
Rivan pun membalas dengan tersenyum lebar dan bergegas melangkah kan kaki menuju lantai dua.
" Maaf Aku telat pagi ini." goda Rivan sambil nyengir.
" Nggak papa kok,Aku juga baru sampai dan pesanan nya juga belum datang,Kamu mau pesan apa biar nanti bisa sekalian di antar dengan punya ku." jawab Shella salah tingkah karena sejak tadi dia tahu Rivan selalu memandang nya dengan tatapan mata luar biasa.
Shella memanggil pelayan untuk memutuskan kontak mata Rivan yang seperti nya tidak akan berakhir dan masih akan terus berlanjut sampai mereka pulang nanti.
" Ini semua bukti yang Aku bicarakan kemarin,Aku juga punya bukti rekaman suara dan foto yang Aku ambil sendiri saat suami ku sedang menelpon wanita nya di ruang ganti." tutur Shella memberikan map yang dia bawa tadi.
" Oke! Bisa tolong kirim kan bukti suara itu ke ponsel ku supaya Aku dengan mudah mendengar nya." Rivan sengaja mengatakan itu supaya Shella mau bertukar nomer ponsel dengan diri nya,karena selama ini mereka selalu berkomunikasi lewat Reni dan tidak jarang harus melakukan telepon sambung 3 sehingga membuat dia tidak bebas menatap dan berbicara dengan Shella.
" Tapi Aku nggak punya nomer ponsel mu." jawab Shella bingung.
Rivan tersenyum lalu mengeluarkan ponsel nya dan meminta Shella menulis kan nomer pribadi nya di dalam ponsel Rivan.
" Itu nomer ku dan jangan lupa di simpan." ucap Rivan tersenyum kecil dan mulai meneliti semua bukti yang Shella bawa.
" Sudah Aku kirim." Shella memperlihat kan di hadapan Rivan yang terpaksa mengangkat kepala nya untuk menghargai Shella.
" Iya nanti akan Aku lihat,Aku harus mencocokkan semua nya dan sepulang nya dari sini Aku akan langsung ke pengadilan untuk menyerahkan surat ini." ucap Rivan.
" Apa Kamu tidak ingin menuntut harta gono-gini atau nafkah lain nya?"lanjut Rivan karena sejak semalam pertanyaan itu terngiang-ngiang di kepala nya,baru kali ini dia menemukan client wanita yang tidak tertarik dengan harta dan sama sekali tidak menuntut apa-apa dalam gugatan perceraian yang akan dia layangkan nanti.
" Tidak perlu Van! Jika itu hak ku maka suatu hari nanti akan datang sendiri kepada ku tanpa harus menangis mengemis kepada dia yang nggak punya nurani." tolak Shella yang memang tidak tertarik untuk membahas harta gono-gini.
Rivan terdiam dengan segala pikiran nya.
" Wanita yang unik dan sangat cocok untuk menemani hidup ku,bodoh sekali laki-laki itu menyia-nyiakan wanita sebaik Shella." batin Rivan mengangguk yakin akan memperjuangkan wanita ini nanti setelah dia resmi bercerai dengan mantan suami nya.
Jangan lupa Like ,Vote dan Komen ya guys 😍🥰🥰
nyesal pasti
sumpah
semangat semangat
nina akan ber hijrah dan belajar menjadi ustadzah 😊
adi juga ber hijrah dan belajar jadi ustadz
ohhhh sudah ku gadaikan