Terpaksa Menikahi CEO Lumpuh

Kiara yang mendapat kan perlakuan seperti itu sontak saja menjadi bingung.

Mau menolak tapi Ardan adalah suaminya, tapi ia bingung mengapa tiba-tiba Ardan berubah.

Namun ia berusaha menepis pikiran yang tidak penting itu,ia juga merasa sangat ngantuk dan lelah, akhirnya Kiara pun kembali memejamkan matanya dan tidur.

Sementara Ardan tersenyum karena sudah bisa melakukan apa yang ia tahan selama ini.

"Miliku,ya milikku, hanya aku yang boleh menindas dan menyakiti nya, tapi tidak dengan orang lain."Kembali lagi Ardan mengatakan hal itu setelah Kiara tertidur pulas.

Sementara itu Bima baru saja tiba di Fila dan bergegas masuk ke dalam Fila setelah memarkirkan mobilnya di garasi mobil Fila.

"Di mana Kiara?"Tanya Bima kepada maid A yang saat itu sedang menyapu ruang tamu, karena itu sudah menjelang malam memang waktu nya para maid untuk membereskan Fila.

"Kiara,em,anu tuan."Ucap maid A gugup dan bingung entah ingin menjawab apa.

"Jawab bi."Ucap Bima dengan nada menekan.

"Kamar tuan muda."Ucap maid A dengan wajah sedikit bingung.

Bima pun bergegas menuju kamar Ardan, tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu ia pun langsung mendorong pintu kamar Ardan.

Ardan yang saat itu masih memeluk Kiara menatap tajam ke arah Bima yang di pikir nya tidak sopan main masuk kamar nya.

"Apa yang kau butuhkan?"Tanya Ardan berusaha untuk tidak menguatkan suaranya karena Kiara sedang tidur.

Bima kaget dengan apa yang dia lihat, matanya benar-benar memanas melihat Ardan yang saat itu memeluk Kiara yang sedang tidur.

"Seharusnya aku yang bertanya kepada mu,apa yang kau lakukan?"Ucap Bima menatap Ardan dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

"Seperti yang kau lihat."Jawab Ardan.

"Kau datang di saat aku sedang bersama Kiara di pesta itu, jika kau memang mau mengajak nya pergi mengapa kau meningal kan nya sehingga aku yang membawanya?"Tanya Bima.

"Pelan kan suara mu, apa kau tidak lihat dia sedang tidur?"Ucap Ardan seolah tidak mempedulikan apa yang di pertanyakan sepupunya barusan.

"Cukup Ardan, berikan dia kepada ku,maka masalah ini akan selesai,aku akan memberikan apapun yang kau mau."Tiba-tiba saja Bima berkata seperti itu kepada Ardan.

"Apa maksud mu?"Ardan mulai emosi dengan ucapan Bima.

"Kau tentu tau maksud ku, dia lebih pantas dengan ku,kau juga selama ini selalu menyiksa nya bukan?"Lagi-lagi Bima berkata.

"Kau menyukai nya?"Lirih Ardan pelan dengan tatapan dalam menatap wajah Bima.

"Kau tidak perlu tau tentang itu, dan satu lagi dia hanya pelayan mu, mengapa kau memperlakukan nya seperti ****** mu?"Ucap Bima tanpa tau hal yang sebenarnya.

"Keluar dari kamar ku sekarang."Ardan menujuk pintu kamar nya.

"Tidak kecuali kau biar kan aku membawanya keluar dari kamar ini."Ucap Bima kepada Ardan.

"Haha, membawanya? Apa hak mu? Sebaiknya kau keluar sekarang sebelum aku semakin marah."Ucap Ardan dengan keadaan yang saat itu ia berusaha menahan emosi nya.

Namun saat itu Bima benar-benar tidak mendengar kan nya, ia berusaha mendekati ranjang dan ingin membawa Kiara keluar dari kamar Ardan, perasaan cemburu nya mengejolak melihat Kiara yang tidur pulas dalam pelukan Ardan.

"Menjauh lah Bima."Ucap Ardan semakin mengeratkan pelukannya dan sesekali sengaja mencium bibir dan kening Kiara agar Bima mengerti bagaimana hubungan nya sekarang dengan Kiara.

Bima yang melihat itu pun kemudian dengan emosi nya berbalik badan dan berjalan keluar dari kamar Ardan.

Sementara Ardan hanya tersenyum smrik.

"Arghhhh!"Amuk Bima saat sudah masuk ke dalam kamar nya.

Maid A dan maid B yang sedang lewat depan kamar itu pun kaget mendengar Bima tiba-tiba mengamuk.

"Seperti nya apa yang aku duga sekarang terjadi."Ucap maid A kepada maid B.

"Duga? Apa yang kau duga?"Tanya maid B kebingungan.

"Apa kau tidak sadar? Sekarang dua tuan muda itu merebutkan nyonya muda Kiara."Ucap maid A.

"Ya, sebenarnya aku juga sadar, namun di sini tuan Bima yang salah."Ucap maid B.

"Salah? Tidak ada yang salah, ini wajar."Maid A kembali angkat bicara.

"Wajar bagaimana kau ini?"Bisik maid B tak mengerti.

"Hmmm,kau ini, bukan kah ini wajar? Tuan muda mengucilkan istri nya sendiri, tapi sekarang saat tuan Bima menyukai istri nya dia malah tidak suka dan sekarang malah dia juga menyukai nyonya muda, dan salah nya juga tuan muda tidak mengatakan yang sebenarnya kepada tuan Bima."Ucap maid A menjelaskan kepada maid B.

"Ya seperti nya kau benar, seharusnya tuan muda menjelaskan kepada tuan Bima jika nyonya Kiara itu adalah istri nya,agar pertikaian ini bisa selesai."Ucap maid B memberikan pendapat nya.

"Bukan begitu, mungkin saja tuan muda Ardan belum menemukan waktu yang tepat."Ucap maid A.

"Sudah lah, ini masalah keluarga besar, jangan Kita ikut campur, karena kita hanya orang luar."Ucap maid A lagi.

Setelah itu mereka pun kembali ke dapur dan mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing.

Satu minggu berlalu.

Hari ini Bima sedang duduk di dalam ruangan kerja nya, di kantor cabang.

Bima terlihat tidak fokus akan pekerjaan nya, pikiran nya terus saja tertuju kepada masalah Ardan dan Kiara serta dirinya.

"Permisi pak." Ucap sekertaris nya yang baru saja masuk ke dalam ruang itu.

"Ah,iya maaf, sejak kapan kau di sini?"Tanya Bima reflek.

"Aku baru saja masuk."Ucap sekertaris nya.

"Ada apa?"Tanya Bima lagi.

"Di luar ada pak Jafin yabg ingin bertemu dengan anda."Ucap sekertaris itu.

"Mau apa lagi dia?"Tanya Bima kesal.

"Tidak tau pak, namun dia memaksa bertemu dengan bapak."

"Baik lah, suruh dia masuk."Ucap Bima sambil memijit alis nya dengan pelan.

"Baik pak."sekertaris Bima pun keluar dari ruangan tersebut.

Selang beberapa menit kemudian Jafin masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Ada apa?"Tanya Bima dingin.

"Tuan Bima, ini tidak adil, mengapa anda membekukan dana yang sudah anda janjikan ke perusahaan kami?"Ucap Jafin dengan wajah kusutnya.

"Apa aku harus memberikan alasan lagi kepada mu?"Ucap Bima.

"Ini hanya masalah kecil, sebaiknya kita bicarakan baik-baik."Ucap Jafin.

"Masalah kecil kata mu? Kau menghina Kiara di depan orang banyak,apa ini tidak cukup membuat mu malu kembali mendatangi aku? Aku sudah memutuskan kerja sama kita."Ucap Bima yang kemudian berdiri dari duduknya.

"Huhh,baik lah, kalau boleh tau apa hubungannya tuan Bima dan Kiara?"Ucap Jafin yang saat itu memiliki rencana buruk untuk mendapatkan keuntungan lain.

Bersambung ....