Adira Kirania sangat bahagia menggantikan Lestari Putri untuk menjadi pengantin untuk Arya Seno Nugroho. Tari menghilang sehari sebelum pernikahan mereka di gelar. Tidak ingin menanggung malu, kedua orang tua Arya meminta Dira putri sahabatnya menggantikan tari. Dira yang sudah lama menaruh hati kepada Arya langsung menyetujui permintaan orang tua Arya.
Sedangkan Arya terpaksa menerima pernikahan tersebut karena tidak ingin keluarganya menanggung malu akibat batalnya pernikahannya.
Pernikahan mereka berjalan lancar, walau Arya awalnya selalu dingin dan kasar kepada Dira. Tetapi berjalannya waktu Arya belajar menerima Dira sebagai istrinya, hingga badai itu datang. Tari kembali hadir dan berusaha merebut Arya kembali.
Hingga suatu hari Arya menyadari kalau hatinya sudah di penuhi oleh Dira, tetapi seolah tuhan ingin menghukumnya. Arya merasakan penyesalan saat mengetahui kebenaran tentang istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rubi Sandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Manis di bibir
Tuhan memang baik, memberi solusi untuk masalah mereka dengan hadirnya buah hati yang sudah lama di nantikan.
Bimo segera memasuki ruangan dimana istrinya sedang di rawat, ia melihat Bunga memegang kepalanya yang masih terasa pusing, dengan cepat Bimo mendekati istrinya.
"Sayang kamu mau apa? Jangan bergerak dulu kalau kepalanya masih pusing." Ucap Bimo yang melihat istrinya ingin duduk.
"Kenapa aku bisa di sini?" Tanya Bunga.
"Tadi kamu pingsan, mas bawa kamu ke sini. Kamu tahu mas ada kabar bahagia untuk kamu." Ucap Bimo.
"Kabar bahagia apa? Apa kamu akan mengabarkan kalau simpananmu itu sudah berhasil kamu hamili." Ucap Bunga dengan sinis.
Bukan marah Bimo malah tersenyum, istrinya yang baik hati ternyata bisa marah dan berkata tajam juga. Dengan tenang Bimo duduk di kursi dekat ranjang istrinya, dia menggenggam tangan mungil itu, bahkan sesekali ia mengecupnya.
"Jangan marah-marah tidak baik untuk bayi kita. Bukan Tari yang hamil tapi kamu sayang. Sebentar lagi kita punya anak." Ucap Bimo bahagia.
"Jangan bercanda mas, gak lucu. Bagaimana mungkin aku hamil, sedangkan Dokter sudah mengatakan kalau aku sulit untuk mengandung." Ucap Bunga tidak percaya.
"Sulit hamil bukan tidak bisa hamil sayang, ingat dan bedakan. Sekarang mas bahagia karena akhirnya mas bisa punya anak dari rahim kamu." Bimo mengusap-usap perut rata istrinya.
Bunga hanya terdiam setelah mendengar semua ucapan suaminya, perempuan itu bahkan menitihkan air mata kala mengetahui dirinya sedang hamil. Keajaiban itu terjadi, sehingga tuhan menitipkan anugerah terindah di rahimnya, hal yang sudah lama ia impikan.
Wanita itu sangat bahagia karena akan menjadi wanita yang sempurna, sungguh dirinya sangat hancur saat Dokter mengatakan hal paling menyakitkan bagi seorang perempuan. Di vonis susah untuk mengandung membuat Bunga putus asa hingga belajar untuk mengiklaskan suaminya menikah lagi.
Mengingat hal tersebut, Bunga jadi teringat dengan Tari wanita yang menjadi simpanan suaminya. Seketika moodnya rusak mengingat suaminya yang telah membohonginya. Dengan cepat ia menepis tangan Bimo dari perutnya.
"Kamu kenapa sayang, apa ada yang sakit?" Tanya Bimo yang mengira istrinya sedang kesakitan.
"Jangan sentuh aku, pergilah aku ingin sendiri." Usir Bunga.
Bimo tidak percaya kalau istrinya dengan tega mengusir dirinya, bahkan laki-laki itu melihat Bunga bak singa betina yang sedang marah.
"Kenapa sayang, kenapa kamu tidak ingin di sentuh oleh mas?" Bimo memberanikan diri untuk bertanya.
"Karena aku benci kamu, pergi sana urus simpananmu itu. Bukannya kamu ingin membuatnya hamil, sudah sana kamu temui dia. sepertinya dia sudah tidak sabar menunggu kedatanganku."
"Maafkan mas sayang. Mas janji akan mengakhiri hubungan mas dengan Tari, tapi kamu janji sama mas kalau kamu akan memaafkan mas. Kita mulai lagi dari awal hanya ada aku kamu dan anak kita." Bujuk Bimo.
"Aku mau bukti mas, bukan cuma manis di bibir saja. Akhiri hubunganmu dengan wanita itu, usir dia dari apartemen itu. Jika mas tidak bisa melakukannya, maka siap-siaplah kehilangan aku dan anak kamu." Bunga memberi suaminya ancaman sangat keras.
"Iya mas akan menuruti permintaan kamu.Mas tidak ingin kehilangan kalian berdua." Ucap Bimo memeluk istrinya.
Bunga berontak karena tidak ingin di peluk oleh Bimo, entah kenapa ia sangat tidak suka jika ia berdekatan dengan laki-laki itu.