Aresha adalah gadis jenius, dia menyembunyikan identitas asli dan hidup sebagai Disha sejak kecil untuk menghindari ancaman musuh keluarga. Mengenakan kacamata tebal, Disha menutupi pesonanya dengan penampilan yang sederhana sambil diam-diam menyelidiki identitas musuh-musuhnya.
Suatu penyelamatan darurat, Disha berpartisipasi dalam penyelamatan nyawa pasien VVIP bernama Rayden, kemunculan Rayden membuat Disha menyadari adanya bau musuh yang muncul.
Di saat yang sama, karena Disha Rayden teringat pada gadis hilang yang dia cintai selama bertahun-tahun.
Tanpa sepengetahuan satu sama lain, keduanya mulai diam-diam mengawasi gerak-gerik masing-masing.
Apakah Rayden adalah musuh keluarga yang harus Disha hindari? Keterikatan macam apa yang terjadi di antara keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MGD Bab 25 - Sudah Terwujud Nona
"Kamu tidak bohong?" tuntut Vio.
"Tidak."
"Jangan bohong!"
"Tidak Kak." Balas Disha dengan bibir yang jadi tersenyum lebar.
Senyum yang bahkan mampu dilihat oleh seorang pria yang kini sudah seperti penguntit untuk Disha. Diujung sana Rayden menatap tak suka, pada Disha yang tersenyum lebar setelah menghubungi seseorang, setelah ada Masalah yang mendera gadis itu dan setelah gadis berkacama itu menolak dengan tegas bantuannya.
"Cih! sombong sekali, aku akan lihat bagaimana kamu menghadapi masalah itu? orang seperti kamu tidak akan bisa mendapatkan order makanan banyak dalam waktu singkat," gumam Rayden, seperti tokoh antagonis yang sesungguhnya. Samuel yang mendengar itu bahkan sampai melirik sang tuan muda yang kini dia pegang kursi rodanya.
"Maaf Tuan, sepertinya Anda terlalu banyak mencampuri urusan perawat Disha," ucap Sam, ingin menyadarkan sang tuan muda jika dia telah terlalu banyak ikut campur pada masalah wanita itu. Padahal biasanya Rayden selalu acuh pada hal yang terjadi di sekitarnya, apalagi tentang wanita. Karena para wanita itulah yang akan selalu mengemis perhatiannya, bukan dia.
"Panggil Tamara kemari, harus datang sekarang juga," titah Rayden, bukannya menanggapi ucapan sang asisten dia malah memberikan perintah yang baru. memanggil salah satu wanitanya untuk membuat perawat berkacamata itu tidak kasar kepala dengan sikap manisnya tadi.
Untuk membuat Disha sadar, bahwa wanitanya jauh lebih cantik daripada dia.
"Baik Tuan," jawab Samuel patuh, tidak banyak bicara lagi.
Waktu bergulir, semakin mendekati jam istirahat. di saat itu Rafaela dan Dena terus tersenyum tertahan, bersiap melihat wanita buruk rupa di marah habis-habisan oleh dokter Anna.
Apalagi ketika makanan berisi kecoa itu sampai ke tangan salah satu anak panti.
Ya ampun, hanya membayangkannya saja sudah membuat mereka berdua merasa sangat bahagia.
"Raf, tapi kenapa makanannya tidak dibagi-bagi ya? harusnya kan sekarang makanan itu mulai dibagikan," ucap Dena, dia kembali melihat jam yang tertera di layar ponselnya, waktu sudah menunjukkan jam 11.30 menit.
"Mungkin sebentar lagi, kita tunggu saja," balas Rafaela dengan sangat percaya diri. Mereka berdua bahkan duduk di salah satu kursi yang tersedia di taman itu. Memerhatikan anak-anak yang antusias melukis, meski lukisan mereka tak ada satupun yang sempurna.
Sampai akhirnya panitia acara meminta anak-anak itu untuk menyudahi aktivitasnya dan mencuci tangan, karena sebentar lagi waktu makan siang akan tiba.
Di saat itu juga Tamara datang kemari, langsung menghampiri sang tuan muda dan berdiri di samping Rayden. Tentu saja setelah Dia memberikan ciuman penuh cinta di pipi pria itu.
"Ini ada apa sih? kenapa kamu memanggilku kesini?" tanya Tamara, untunglah ini di jam istirahat jadi dia bisa datang menuruti keinginan Rayden. Padahal sebelumnya dia pun masih ada pekerjaan.
"Aku bosan, ingin melihat wajah cantik mu."
"Gombal," balas Tamara pula.
Perhatian semua orang disana kemudian teralihkan saat melihat iring-iringan mobil truk makanan memasuki area taman. Tidak hanya satu namun ada 5.
Anak-anak yang melihat kedatangan mobil-mobil itu pun bersorak kegirangan, apalagi ketika mereka melihat ada lambang Pampam Food dan tiap mobil itu. Sebuah brand yang menunjukkan makanan enak dan sehat.
"Yee!!" sorak semua anak, hingga membuat bibir Disha kembali tersenyum.
Namun tidak dengan Rafaela, Dena dan Rayden. Ketiga orang itu sama-sama terkejut. Bagaimana bisa Disha menghadirkan mobil-mobil itu disini.
Saking kesalnya Rafalea dan Dena pun segera pergi dari sana, tak sudi mengambil makanan itu.
Sementara Rayden masih duduk di tempat yang sama, menyaksikan Disha yang kini dihampiri seorang pria.
"Kris," sapa Disha dengan bibir tersenyum lebar.
"Semua keinginan mu sudah terwujud Nona," balas Kris, hingga membuat senyum Disha berubah jadi tawa.
yg ada malah gemes🤗
....gemes nginjak sampai gepeng
kecilnya kan baik banget.