Kehidupan berat dan pahit harus dirasakan Cristal Aaron setelah kematian suaminya. Kematian sang suami yang mendadak meninggalkan banyak hutang yang membuatnya harus pontang panting mencari uang dan menjadi seorang penari striptis untuk membayar hutang yang ditinggalkan oleh suaminya dan menghidupi putri kecilnya yang berusia 3 tahun juga ibu mertuanya yang sakit-sakitan.
Gail Bernard seorang mantan mafia yang tidak mengenal cinta selalu memperhatikan Cristal saat sore hari dan pada akhirnya menyadari jika dia telah jatuh cinta pada wanita itu.
Semula dia patah hati karena mengira Cristal seorang jal*ng dan melupakan cintanya namun suatu hari Gail bertemu dengan Cristal yang sedang dalam masalah karena dia diincar oleh mafia yang menginginkan tubuhnya.
Akankah Gail kembali ke dunia hitam yang sudah dia tinggalkan sejak lama untuk membantu Cristal dan apakah dia mau memperjuangkan wanita itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31
Cristal membuka paper bag yang diberikan oleh Gail untuknya. Dia sangat ingin tahu apa isinya dan apa yang ada di dalam paper bag tersebut. Sebuah gaun berwarna merah dikeluarkan, Cristal tampak tidak percaya melihatnya. Gaun itu indah dan dia rasa gaun itu sangat cocok dia gunakan tapi bagaimana caranya pria itu bisa membeli gaun seindah itu?
Pria dingin seperti Gail sungguh tidak terduga, dia juga tidak menyangka Gail begitu menyayangi putrinya apalagi sebentar lagi mereka akan bermain bersama tapi sebelum itu, mereka harus makan malam bersama. Setelah melihat gaun yang diberikan oleh Gail, Cristal keluar dari kamar. Angela masih melihat mainan yang dia dapat satu persatu, gadis itu benar-benar senang.
"Angela, ayo makan," ajaknya.
"Tapi Uncle belum keluar," jawab Angela.
"Tidak apa-apa, kita siapkan terlebih dahulu."
Angela mengangguk, mereka segera menuju dapur. Gail baru saja keluar dari kamar mandi, rasanya enggan keluar dari kamar mengingat permintaan Angela. Jangan sampai bulu di wajahnya dicukur oleh gadis itu karena dia tidak akan mau.
Baju pun dikenakan, Gail benar-benar enggan keluar tapi janji tetaplah janji walaupun dia harus terlihat memalukan nantinya. Seorang pria sejati tidak boleh mengikari janji apalagi janji pada anak kecil. Jika dia menghindar maka Angela akan kecewa. Tidak saja Angela, Cristal juga akan kecewa dan bisa saja mereka pergi dan tidak mau bertemu dengannya lagi.
Dengan langkah berat, Gail keluar dari kamar. Suara Angela dan Cristal terdengar dari arah dapur jadi dia pergi ke dapur. Mereka berdua sudah menunggunya, entah kenapa tiba-tiba saja dia merasa seperti memiliki seorang istri dan juga anak. Luar biasa, pengalaman akan wanita saja nol besar tapi dia sudah merasa seperti seorang suami dan ayah.
"Uncle, kemari. Angela membuatkan Uncle spageti," ucap Angela.
Gail mengangguk dan melangkah mendekati mereka. Sebuah kursi ditarik, Gail duduk di sisi Angela yang sudah menunggunya. Angela mengambil piring berisi spageti yang sudah dia siapkan untuk Gail.
"Ini untuk Uncle, spageti ini Angela yang buat. Uncle pasti akan suka," ucap Angel sambil tersenyum manis.
"Terima kasih," Gail mengusap kepala gadis itu.
Angela kembali tersenyum manis, Cristal menghampiri mereka dengan beberapa piring makanan. Angela sedang menikmati makanannya saat ibunya duduk di sisinya dan mengambilkan makanan untuknya.
"Makan yang banyak," ucapnya. Angela mengangguk, dia tampak begitu lahap. Gail menatap mereka berdua tanpa berkedip, mereka sudah terlihat seperti keluarga, bagaimana jika dia melamar Cristal saja?
Cristal dan putrinya sudah tinggal di rumahnya, keadaan mereka tidak berbeda dengan pasangan yang lainnya. Lagi pula dia tidak peduli dengan apa pun karena yang dia inginkan hanya Cristal saja. Dia bisa menganggap Angela sebagai putrinya, itu jika gadis itu tidak keberatan. Sebaiknya dia memikirkan hal ini dengan baik nantinya.
"Gail, besok aku akan ke rumah sakit bersama dengan Angela," ucap Cristal.
"Untuk apa?"
"Entahlah, dokter meminta aku untuk pergi ke sana. Mungkin setelah ini aku bisa memakamkan ibu mertuaku."
"Baiklah, tapi kau harus berhati-hati."
"Terima kasih, Gail. Kau begitu baik dengan kami," Cristal tersenyum, pria itu hanya menatapnya tajam namun tidak lama karena Gail kembali menikmati makanannya.
Angela terlihat begitu terburu-buru, Gail justru terlihat santai. Entah kenapa dia berharap Angela segera mengantuk dan melupakan niatnya untuk bermain boneka namun sayangnya, gadis itu berdiri di sisinya dengan senyum lebar menghiasi wajah setelah dia sudah selesai makan.
"Apa Uncle sudah selesai?" tanyanya.
Gail menghela napas berat, sepertinya dia tidak bisa menghindarinya.
"Mommy sudah selesai, Mommy mau ikut bermain!" ucap Cristal seraya beranjak sambil membawa piring kotor.
"Mommy juga mau ikut bermain?"
"Yes, semakin ramai semakin menyenangkan!" ucapnya tapi sesungguhnya dia juga ingin mengambil bagian untuk mendandani Gail. Kapan lagi dia bisa melakukan hal seperti itu? Dia sangat yakin hal itu tidak akan terulang lagi.
"Jika begitu, ayo cepat!" Angela mulai menarik tangan Gail, dia sangat bersemangat dan tidak sabar.
Mau tidak mau Gail beranjak, Cristal merapikan piring kotor dengan terburu-buru karena dia ingin bergabung dengan mereka. Gail dan Angela sudah keluar dari dapur dan melangkah menuju ruangan di mana Angela menyimpan mainannya. Angela meminta Gail untuk duduk diam, dia juga memberikan sebuah boneka barbie pada Gail.
"Jika kita ingin bermain boneka, kenapa kau harus mendandaniku?" tanya Gail.
"Akan lebih seru jika aku mendandangi Uncle," jawab Angela.
"Ibumu ikut bermain, bagaimana jika Angela mendandaninya saja?"
"Tidak mau! Angela sudah sering mendandangi Mommy jadi sekarang Angela ingin mendandani Uncle!"
Gail menghembuskan napasnya, bernegosiasi dengan anak kecil ternyata tidak mudah. Bahkan terasa sedikit rumit dari pada bernegosiasi dengan musuhnya.
"Baiklah, lakukan!" ucap Gail, pasrah.
"Jika begitu Angela akan mulai dari kuku Uncle terlebih dahulu," ucap Angela.
"Oke, terserah Angela" sebaiknya tidak membantah agar semua itu cepat selesai.
Angela mulai mengambil pewarna kuku, dia memilih warna merah menyala dan juga warna pink. Gail hanya bisa pasrah saat kuku kakinya mulai diwarnai dengan dua warna yang menakutkan apalagi Angela lebih banyak menggunakan warna pink. Bagus, sungguh luar biasa dia bahkan tidak mau melihat kukunya yang sudah diberi warna.
"Uncle tidak boleh bergerak, jika tidak pewarnanya akan jadi jelek," pinta Angela saat dia sudah selesai dengan kuku kaki.
"Hm," jawab Gail dengan nada pasrah.
Angela tersenyum, kini dia sibuk dengan kuku tangan. Lagi-Lagi Gail tidak ingin melihat, yang terjadi biarlah terjadi. Angela begitu serius dan tidak lama kemudian dia tampak sudah selesai dan terlihat puas.
"Selesai, kali ini wajah Uncle," ucapnya sambil tersenyum lebar.
"Oh, Sial!" Rasanya ingin melarikan diri tapi dia tidak mau menghancurkan kesenangan Angela apalagi gadis itu tampak begitu senang. Gail berkata dalam hati, dia pasti bisa melewati hal memalukan itu. Bersyukurnya tidak ada yang melihat selain Angela dan ibunya.
Angela mulai sibuk merias wajahnya, Gail hanya bisa pasrah saat Angela memoles wajahnya dengan entah apa. Dari pipi, kedua matanya lalu bibirnya tidak dilewatkan oleh gadis itu. Angela bahkan menepukkan pewarna pipi begitu banyak, mewarnai kedua alisnya, dia juga memoles sesuatu di kelopak matanya. Bibirnya juga tidak luput dari lipstik super tebal lalu bulu mata palsu tidak dilupakan.
Cristal sudah sangat tidak sabar, piring kotor sudah selesai dibersihkan, makanan sisa dimasukkan ke dalam kulkas dan setelah membersihkan meja dia berlari keluar dengan terburu-buru. Sudah hampir setengah jam, dia pasti sudah ketinggalan banyak hal yang menyenangkan.
Gail duduk dengan pasrah, Angela sedang menjepit rambutnya saat itu. Beberapa jepitan warna warni sudah berada di rambutnya. Angela melakukannya dengan cepat karena dia sangat bersemangat bahkan sebelumnya dia tidak pernah begitu bersemangat dalam bermain.
"Apa sudah selesai, apa Mommy Ketinggalan banyak hal?" tanya Cristal.
"Angela sudah mau selesai, Mom," ucap Angela sambil tersenyum.
"Oh, tidak!" Cristal menghampiri mereka dengan terburu-buru. Ternyata dia tidak mendapat bagian.
Wajah Gail terlihat menakutkan di balik make up tebal yang dia gunakan tapi penampilannya saat ini justru membuat Cristal tertawa terbahak karena penampilannya tidak terlihat menakutkan walaupun dia memasang ekspresi wajah menakutkan.
Kedua alisnya digambar dengan pensil berwarna merah, kedua pipinya warna warni karena Angela menepukkan banyak warna di sana. Kedua kelopak matanya hitam legam dan yang lebih membuat penampilannya terlihat luar biasa, bibirnya berwarna biru tua bercampur dengan warna ungu. Bulu mata palsu menempel di bawah alisnya, rambutnya dijepit secara acak-acakan sehingga penampilannya sulit diungkapkan dengan kata-kata.
"Selesai, Uncle terlihat luar biasa!" ucap Angela. Dia bahkan melompat karena senang.
"Yes, Uncle terlihat luar biasa!" ucap Cristal dan setelah itu dia kembali tertawa terbahak.
Gail tidak percaya, sebuah kaca pun diambil. Matanya melotot melihat penampilannya, dia bahkan sangat ingin membanting kaca dan memaki tapi dia berusaha menahan emosi. Angela tersenyum dengan manis, boneka barbie kembali diberikan karena sudah saatnya bermain boneka. Cristal masih juga tertawa, Gail menahan kedongkolan di hati. Cristal Aaron, dia akan menghukumnya nanti karena dia harus berpenampilan seperti seorang pemain sirkus kekurangan dana. Tidak hanya itu, dia harus bertahan dengan penampilan seperti itu sampai dia selesai bermain boneka dengan Angela.
karya mu keren keren,ada lucunya tegangnya,sedihnya,romantisnya semangat trs thor