Hai ketemu dengan karya mommy terbaru lagi.
happy reading.
Yolanda Fox, wanita bersuami Mikel Smit sudah lima tahun bahtera rumah tangganya harus tergoncang dengan kehadiran orang ketiga yang di nikahi oleh suaminya tanpa sepengetahuannya.
"Kenalkan dia adalah Nikita istriku yang kedua," dengan santai Mikel berucap.
"KAU! TEGA!" marah, kesal, kecewa, hancur hatinya menjadi satu saat di paksa hadir ke rumah orang tua suaminya. di kira mau di cemooh atau di omong mandul seperti biasanya.
"Tunggu, Ola! Jangan buat seolah aku salah besar! Ini suamuanya karena kamu! Kamu tidak bisa hamil!" bentaknya.
Yolanda dengan menyeka air matanya dan menghempaskan tangan suaminya yang menenahannya lalu keluar dari rumah itu tanpa pamit lagi.
"Kamu tega!!!!!!!!" teriaknya di dalam mobil yang masih di halaman itu.
"Aku tidak terima!!!! aku harus membalas ini!!!!" amarah yang membuncah dalam dirinya.
Bagaimana kisah kelanjutan Yolanda? Apakah mampu memisahkan madunya? atau dia memilih pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12: Penguat Hidup Ola Selain Axel, Lei Cullen Fox
Waktu seakan berlari cepat sejak Lei Cullen Fox lahir ke dunia. Bayi kecil itu kini menjadi pusat kehidupan Ola, membawa kembali warna warna yang sempat memudar dari kehidupannya. Lei adalah penyembuh dari luka luka hatinya, sesuatu yang lebih berharga daripada apapun yang pernah ia miliki. Axel, yang setia berada di sampingnya sejak awal, menjadi pilar lain yang menopang dirinya. Kehadiran dua pria ini dalam hidupnya membuat Ola merasa lebih kuat.
Setiap kali Lei tersenyum atau tertawa, Ola merasa hidupnya kembali memiliki tujuan. Bayi kecil itu adalah hadiah yang tidak terduga, sesuatu yang ia yakini sebagai alasan terbesarnya untuk terus melangkah. Walau begitu, di balik senyum yang selalu ia tunjukkan pada Axel tersimpan kerisauan karena Mikel, papa dari Lei, tidak boleh pernah tahu bahwa anak itu ada.
Bagaimana jika Mikel bisa tahu tentang Lei? Haruskah aku bahagia atau malah sebaliknya? Sementara Mikel tidak pernah ada niat mencari dengan teguh dimana aku? Sedangkan dia tetap menahannya dengan tetap aku menjadi istri pertamanya. Batin Ola.
Sedangkan Axel selalu membantu, baik secara moral maupun fisik. Dia yang pertama kali mengetahui kehamilan Ola, dan sekarang, meski hubungan mereka masih sebatas sahabat, Axel sudah seperti keluarga bagi Lei. Setiap kali Axel datang berkunjung, Ola bisa melihat bagaimana Axel dengan lembut memperlakukan Lei. Namun, di balik kebaikan dan kehangatan itu, Ola merasakan kejanggalan. Axel terlalu sempurna, terlalu baik, hingga terkadang Ola merasa tidak pantas mendapatkan semua bantuannya.
“Axel, aku malu padamu, tidak bisa terus seperti ini. Kamu sudah terlalu sering membantu. Aku tidak mau merepotkanmu lagi,” ucap Ola suatu sore, ketika Axel sedang duduk di sofa sambil menggendong Lei yang sedang tertidur pulas. Axel tersenyum sambil menggeleng.
"Ola, kamu tidak merepotkanku. Aku membantu karena aku peduli. Lei juga bagian dari hidupku sekarang.” ucapnya pelan karena takut membangunkan Lei yang tidur di pangkuannya.
“Tapi…” Ola merasa sesak, tidak bisa membantah lebih jauh. Ia tahu Axel tulus, tapi perasaan tidak enak itu selalu menghantuinya.
“Aku tahu kamu masih istri Mikel,” lanjut Axel dengan nada lembut. “Aku tidak akan menekanmu untuk membuat keputusan apa pun sekarang. Kita jalani saja apa adanya. Yang penting, aku ada di sini untukmu dan Lei.” dengan senyuman di bibir Axel.
Ola hanya bisa menghela napas. Setiap kali Axel mengatakan hal itu, hatinya terasa hangat dan terlindungi. Axel tidak pernah menuntut lebih dari sekadar persahabatan, namun Ola tahu ada sesuatu yang lebih dalam dari itu. Ia bisa melihatnya dalam cara Axel memperlakukan Lei, cara Axel menatap bayi itu seperti anaknya sendiri.
***
Keputusan Ola untuk berhenti bekerja setelah kelahiran Lei adalah langkah besar. Axel mendukung keputusannya, meski Ola sempat ragu apakah itu pilihan yang tepat. Namun, dengan bayi yang masih kecil dan membutuhkan perhatian penuh, Ola merasa sudah saatnya melepaskan kariernya di Cloe Corp.
"Sebenarnya aku masih rindu bekerja," ucap Ola kepada Helda, sahabatnya di kantor, ketika mereka bertemu untuk minum kopi. "Tapi Lei terlalu penting bagiku sekarang. Aku tak ingin melewatkan masa masa ini." lanjut Ola.
Ya Helda, sudah tahu kehidupan Ola sahabatnya itu. Dan memohon dengan sangat jangan sampai mempertemukan dengan suaminya hingga Ola siap, itu sudah di sepakati dengannya.
Helda tersenyum lembut. "Kamu benar, Ola. Lei adalah segalanya. Tapi kamu selalu punya tempat di kantor jika suatu saat ingin kembali." yakin Helda, karena memang Axel yang selam ini membantu Ola.
Ola mengangguk. Dia merasa tenang dengan keputusannya, terlebih karena Axel selalu memastikan semua kebutuhannya terpenuhi. Sebagai mantan sekretarisnya, Ola tahu betapa gigih Axel dalam urusan bisnis, tetapi sebagai teman, Axel selalu ada kapan pun dia butuh bantuan. Bahkan ketika Ola merasa terpuruk, Axel selalu tahu bagaimana cara membangkitkan semangatnya.
Setelah berpamitan dengan Helda di kantor, barulah Ola kembali ke rumahnya. Axel yang menjaga Lei disana.
***
Weekend di rumah Ola.
“Kamu bisa hidup lebih dari lima tahun ke depan tanpa bekerja, Ola. Uangmu sudah cukup untuk masa itu, apalagi sekarang ada Lei yang butuh perhatian penuh,” kata Axel, suatu ketika mereka berbincang di teras rumah.
Ola menatap Axel yang duduk di sebelahnya. Ada ketenangan di mata pria itu yang selalu membuatnya merasa nyaman.
“Aku hanya tidak ingin menggantungkan hidupku padamu, Axel. Kau sudah banyak membantu. Aku tidak ingin terus terusan merepotkanmu,” ucapnya dengan nada penuh kejujuran.
Axel tertawa kecil, suara rendahnya membuat hati Ola bergetar.
“Ola, kamu tidak merepotkan dan jangan selalu mengatakan itu terus. Aku bosan mendengarnya, yang terpenting kamu dan Lei baik-baik saja. Itu saja.” jelasnya.
"Tapi ini tidak akan bisa di tutupi lama, Axel!" keluh Ola.
Ola berfikir pasti dengan berkalannya waktu akan membuat Lei akan tumbuh besar dan itu dimana akan diketahui Mikel.
"Jangan berfikir berlebihan dulu sekarang. Cukup besarkan Lei dulu, hingga dia bisa mandiri atau sudah siap masuk sekolahnya," ucap Axel untuk menenangkannya.
"Istirahatlah, Lei sudah tidur," pinta Axel. Dan Ola membawa nya masuk ke dalam kamarnya.
Doakan Mama ya, Lei. Supaya bisa melepaskan Papamu, biarlah kita berdua saja disini. Batin Ola yang menatap tidur pulas Lei.
Masalah belum juga kunjung mereda, karena surat perceraian yang begitu sulit di dapatkannya. Bahkan berbagai upaya pengacaranya belum membuahkan hasilnya.
"Sepertinya Mikel tidak akan pernah menandatangani surat cerai itu," kata Axel, setelah kembali dari pertemuan dengan pengacara.
Ola menghela napas panjang.
“Aku tahu. Tapi aku juga tidak bisa terus hidup seperti ini, terikat pada seseorang yang tidak peduli padaku lagi.” ucap Ola yang lemas.
“Kita akan terus berusaha, Ola. Percayalah, pada akhirnya, kamu akan mendapatkan kebebasanmu. Tapi yang terpenting sekarang adalah memastikan Mikel tidak tahu tentang Lei,” ucap Axel dengan nada serius. “Kalau dia tahu...” terputus Axel.
Ola mengangguk.
“Aku tahu, Axel. Lei adalah anakku, dan aku tidak ingin Mikel merusak kehidupannya seperti dia merusak hidupku.” ucap Ola yang memotong ucapan Axel.
Axel mengulurkan tangan dan menggenggam tangan Ola dengan lembut.
“Aku ada di sini untuk kalian. Apapun yang terjadi, aku tidak akan membiarkan Mikel merusak ini semua.” penuh perhatian Axel.
"Terima kasih Axel," ucap Ola tapi kembali di gelengkan kepala Axel.
"Ganti kata itu dengan, aku akan buktikan tanpa Mikel bisa hidup dengan baik," ucap Axel dan tersenyum.
"Ya kamu benar! Aku dan Lei bisa hidup lebih baik tanpa Mikel! Aku yakin bisa! Karena ada kamu penguatku, Axel!" ucap Ola.
...****************...
Tinggalkan jejak kalian diaini ya.
Keren banget 🔥😍