Menikahi Selingkuhan Ibu

Sepulang dari rumah orang tua Soraya, Kendra dan yang lainnya langsung bergegas menuju rumah untuk istirahat. Memang kegiatan kemarin adalah untuk menghilangkan penat, tapi lelah dari kegiatan kemarin juga butuh di istirahatkan agar tubuh tetap segar saat besok kembali beraktivitas.

Masih merasa bingung, Soraya kini terus mencuri pandang ke arah Kendra yang terlihat sangat berbeda. Padahal tadi saat dirumah orang tuanya Kendra terlihat kembali seperti biasanya. Dia sangat ramah dan penuh perhatian kepada orang tuanya, Kendra bahkan tidak merasa jijik menyeka sisa makanan di bibir Ibunya, dengan telaten membantu Ibunya membasuh kaki saat akan tidur siang tadi. Tapi, kenapa begitu sampai di rumah Kendra kembali terlihat pendiam? Sungguh ini tidak biasa untuk Kendra yang biasanya sangat perhatian dan tidak lelah untuk bertanya tentang Soraya.

" Sayang, apa kau baik-baik saja? " Tanya Soraya yang tak tahan dengan diamnya Kendra.

Kendra menatap sebentar Soraya sembari membuka kencing kemeja yang ia gunakan. Sungguh dia ingin bersikap seperti biasa, tapi dia tidak mampu melakukannya. Semua yang terjadi tentang Soraya seperti terlalu kebetulan hingga membuatnya memiliki kecurigaan yang tanpa dia sadari dia sudah berubah sikap menjadi agak dingin dan malas untuk bicara karena dia takut akan terpancing emosi, dan pada akhirnya akan menyakiti Soraya.

" Baik, kenapa? " Jawab Kendra lalu melanjutkan kegiatannya. Dia meletakkan kemejanya di tempat pakaian kotor, lalu berniat untuk menuju ke kamar mandi.

" Kau sangat pendiam hari ini, apa kau sangat lelah? "

Kendra yang baru akan meraih handle pintu terpaksa berhenti sebentar dan menatap Soraya.

" Maaf, sepertinya suasana hatiku memang kurang bagus, jangan terlalu di ambil hati ya? "

Soraya tak menjawab, sedikit dia tersenyum karena tidak tahu bagaimana harus merespon ucapan Kendra barusan. Ini adalah untuk pertama kali selama lima tahun pernikahan mereka berlangsung Kendra mengatakan suasana hatinya sedang tidak bagus. Padahal selama ini Kendra tidak sekalipun bersikap dingin, apalagi mengatakan suasana hatinya yang tidak bagus apapun masalahnya. Pernah dia di tipu oleh salah satu kenalannya, tapi dia tetap baik-baik saja padahal ruginya melebihi seratus juta. Mereka juga sering bertengkar untuk beberapa hal, terutama tentang Anak, tapi Kendra selalu terlihat penuh cinta dan tidak seperti sekarang ini.

Soraya menghela nafasnya karena tak menemukan jawaban yang pas dari dugaannya sendiri. Apakah Kendra mengalami masalah besar yang tidak dia ketahui?

" Sudahlah, mood seseorang kan bisa saja berubah kapan saja, jadi biarkan saja lah, mood dia ini bukan mood ku. " Gumam Soraya seraya meninggalkan kamar karena dia ingin megambil salad buah di dapur.

Benar-benar sangat kebetulan, batu saja dia sampai di dapur, orang pertama yang dia lihat adalah Jordan. Dengan senyum sumringah dia berjalan mendekati Jordan yang tengah menanggal air mineral di sana.

" Kau ada acara sore nanti? "

Hampir saja Jordan menyemburkan air yang sudah masuk ke dalam mulutnya ke wajah Soraya karena dia begitu terkejut.

" Aku sudah janji menemani Ana untuk menemui Ibuku. "

" Bukanya belum lama kalian sudah bertemu dengan Ibumu? "

" Iya, Ibuku sangat menyukai Ana, dia bilang juga ada hal yang ingin disampaikan kepada kami. "

Soraya terdiam dan membatin dengan tuduhannya sendiri. Jelas dia mengira bahwa Jordan berbohong, dan itu semakin membuat dia ingin segera mengakhiri semua dan merebut kembali Jordan karena merasa jika Jordan adalah miliknya sejak awal.

" Jordan, Ibumu menyukai Ana karena belum tahu pasti seperti apa sifat aslinya. Kau tahu sendiri kan kalau Ana itu tidak bisa memasak sama sekali? Dia juga kurang dewasa, dia sangat suka bermanja-manja padahal tidak semua ira.g menyukai sifatnya itu. Jordan, aku tahu kau memikirkan standard juga kan? Dan aku yakin aku masuk ke dalamnya. "

Jordan terdiam, sungguh dia semakin tidak menyangka. Satu lagi sifat Soraya yang tidak pernah dia ketahui sebelumnya. Benar, Ana hanyalah anak-anak yang tidak bisa melakukan banyak hal. Menyiapkan makanan tidak bisa, membuat teh juga tidak enak, menyiapkan baju untuknya bekerja juga tidak sesuai seleranya. Tapi, bagaimanapun Ana adalah istrinya. Benar, Ana memang sangat jauh dari tipe nya, lalu itu juga tidak bisa dijadikan alasan untuk mengiyakan ucapan Soraya kan?

" Raya, berhentilah untuk mencela siapapun. Soraya yang aku kenal tidak seperti itu. Ataukah, memang begini aslinya dirimu? "

Soraya yang sedari tadi menatap bahagia tiba-tiba kehilangan tatapan itu. Dia terdiam dengan keterkejutan setelah mendengar kalimat Jordan yang membuatnya merasa sakit.

" Raya, aku ragu sekarang. "

Soraya menatap Jordan dengan dahi mengeryit dan tatapan kaget, tangannya mengepal berharap apa yang dikatakan Jordan bukan tentang hubungan mereka. Tahu? Tidak, keraguan itu tidak boleh terjadi karena dia sudah mulai mantap untuk menjauh dari Kendra.

" Aku ragu tentang kita, aku meragukan keindahan yang aku bayangkan bersamamu. Aku mulai kehilangan keyakinan ku, Soraya. "

Soraya menahan tangis hingga matanya memerah.

" Kau tidak boleh goyah, Jordan. Aku sudah mulai akan melangkah, jadi kau tidak boleh mundur! "

Jordan menghembuskan nafas kasarnya. Sebenarnya dia mengatakan itu untuk memberitahu kepada Soraya agar tak lagi mengharapkan kebersamaan yang Jordan yakini hanya akan membawa petaka. Hari ini, adalah hari dimana dia bertemu dengan orang tua Soraya sebagai suami dari seorang yang dia anggap cucu mereka sendiri, laku bagaimana mungkin dia akan datang lagi nanti sebagai prianya Soraya? Semua sudah runyam, dan kesempatan untuk bersama Soraya memang seperti hampir tidak ada.

" Raya, aku benar-benar lelah sekali saat ini, maaf aku masuk dulu ke kamar untuk istirahat ya? "

" Jordan, kalau kau mengingkari janjimu, aku benar-benar akan sangat kecewa padamu. "

Jordan terdiam tak bergeming, lalu tak lama dia memilih untuk pergi dari sana menuju kamarnya. Sebenarnya berat sekali menjauhi Soraya dan menerima dengan ikhlas pernikahannya bersama dengan Ana. Tapi, kehidupan memang sering tidak seperti yang diharapkan kan? Dia saat ini sedang berusaha menerima jalan Tuhan untuknya dan mencoba untuk menjalaninya Meksi hatinya tetap merasa berat kepada Soraya. Entah Soraya adalah orang baik atau buruk, nyatanya hati masih tetap dimiliki Soraya.

Di dalam kamar, Kendra membuka laci lemari yang biasa digunakan Soraya untuk menyimpan perhiasannya. Kendra meraih kotak perhiasan berwarna hitam yang jelas dia ingat itu adalah hadiah darinya. Amat mirip, bahkan baju yang digunakan Soraya di photo itu benar-benar Kendra akui dia juga lah yang memilih saat Soraya menanyakan tentang bajunya saat mencoba baju itu sebelum dia membelinya.

" Aku benar-benar tidak ingin percaya, tapi kenapa hatiku berkata untuk terus mencari tahu kebenarannya? "

Bersambung.