NovelToon NovelToon
Nikahi Aku, Kak!

Nikahi Aku, Kak!

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak / Perjodohan / Cintamanis / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Teen Angst
Popularitas:1M
Nilai: 4.5
Nama Author: Three Ono

FOLLOW IG AUTHOR 👉@author Three ono

Sebuah kecelakaan menewaskan seluruh keluarga Arin. Dia hidup sebatang kara dengan harta berlimpah peninggalan orangtuanya. Tapi meski begitu dia hidup dalam kesepian. Beruntungnya ada keluarga sekretaris ayahnya yang selalu ada untuknya.

"Nikahi Aku, Kak!"

"Ambillah semua milikku, lalu nikahi aku! Aku ingin jadi istrimu bukan adikmu."

Bagaimana cara Arin mendapatkan hati Nathan, laki-laki yang tidak menyukai Arin karena menganggap gadis itu merepotkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Three Ono, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Arin sedang mengisi air minumnya di dapur saat seseorang datang juga dengan tujuan yang sama. Ternyata tak lama setelah Arin turun Nathan pun tidak sengaja terbangun dari tidurnya dan merasa haus. Saat ini dia sedang melihat Arin dari belakang yang hanya menggunakan gaun tidur pendek dan bahu terbuka. Nathan hampir tersedak ludahnya sendiri, dia kira itu mimpi dan mengucek matanya. Ternyata benar saat ini ada Arin yang berdiri membelakanginya.

Wajah Nathan memanas tiba-tiba melihat penampilan Arin seperti itu. Baru pernah ia melihat gadis itu dengan pakaian yang terbuka. Memang benar dia sudah dewasa.

Penampilan Arin memang acak-acakan, kimononya tidak terikat dengan benar sehingga bagian depan dan bahunya terbuka. Ya dia kan baru saja tiduran jadi ya seperti itu. Dia tentu tidak sadar kalau saat ini ada Nathan di belakangnya. Dia santai saja mengisi gelasnya sampai penuh. Setelah itu dia pun meminumnya karena sudah sangat haus. Sehingga leher jenjangnya terpampang jelas di mata Nathan.

Jakun pria itu sudah naik turun seperti sedang minum air. Pipinya memerah malu. Dia tentu sudah biasa melihat pemandangan yang lebih dari itu karena banyak sekali wanita yang bahkan menggodanya mati-matian demi bisa naik ke ranjangnya. Tapi Nathan sama sekali tidak tergoda. Pada para kekasihnya juga Nathan tidak pernah menyentuh mereka. Tapi kenapa melihat Arin yang bahkan sudah ia kenal dari kecil perasaannya tidak menentu seperti itu.

"Haahhh ... segarnya," gumam Arin yang sudah habis setelah gelas air putih. Dia pun mengisinya lagi. Barulah dia berbalik mau kembali ke kamar. Arin terkejut saat melihat Nathan ada di belakangnya. "Kak Nathan?!" Mata Arin tertuju pada gelas yang Nathan bawa, pikirnya pasti pria itu haus juga sepertinya. "Kakak mau isi air juga, silahkan. Aku sudah selesai," kata Arin lagi karena Nathan diam saja. Dikiranya pria itu sedang tidak ingin bicara dengannya, Arin pun mau pergi dari sana.

Begitu melewati Nathan, Arin terhenti karena lengannya di cekal oleh pria itu. Aneh, sejak tadi diam. Arin mau lewat tidak boleh.

Nathan hanya syok melihat penampilan Arin yang seperti itu, apalagi saat gadis itu berbalik dan memperlihatkan bagian depan yang sangat rendah.

"Kau belum tidur?" tanya Nathan, dia mati-matian menyembunyikan sengatan aneh pada dirinya.

Arin gigit bibir lalu menggeleng, pasti Nathan marah padanya karena begadang. Lebih baik dia cari cara untuk kabur dari sana.

Nathan maju mendekatkan dirinya pada Arin. Memaksa gadis itu juga ikut mundur dan berhenti karena tubuhnya sudah menabrak meja. Tiba-tiba Arin merasa aneh saat tubuh Nathan semakin dekat. Dia jadi senam jantung mendadak. Apalagi melihat mata pria itu yang menatapnya tanpa berkedip.

"Mmm ... aku mau ke atas duluan Kak. Setelah ini aku janji akan langsung tidur, jangan marah," kata Arin memohon.

Tuk. Nathan meletakkan gelas yang ia pegang sekaligus menumpukan kedua tangannya pada meja, sehingga Arin tidak bisa kemana-mana. Astaga, apa gadis itu tidak sadar kalau dia sudah menggoda pria dewasa yang sangat normal itu. Sekarang Nathan tau kenapa dia berdebar dan tersipu saat melihat Arin seperti itu, itu karena dia bukan hanya menganggap Arin sebagai adiknya. Mungkin memang perasaannya juga sudah tumbuh tanpa ia sadar.

"Kak ...," rengek Arin sambil menarik-narik kaos yang dipakai Nathan. Sebenarnya dia takut kenapa, tidak mungkin juga kan pria itu menggigit atau membentaknya.

"Sudah aku bilang jangan begadang, tidak baik untuk kesehatan kamu." Nathan tidak benar-benar marah karena hal itu tapi lebih pada dirinya sendiri yang tidak bisa mengontrol pikirannya sendiri.

"Maaf, aku hanya tidak bisa tidur tadi tapi setelah ini aku tidur kok." Arin mengedipkan matanya meyakinkan.

Nathan masih menatap wajah cantik itu lekat tidak ada bosannya menatapnya lama-lama.

"Kau tahu apa kesalahanmu yang ke dua?" tanya Nathan.

Arin bingung dan menggeleng tidak tau, dia ada salah apalagi. Kenapa hidupnya jadi salah terus. Belum juga tau apa salahnya tiba-tiba Nathan meraih pinggangnya lalu mengangkat tubuhnya dan mendudukkannya di atas meja. Karena terkejut otomatis Arin berpegang pada pundak Nathan. 'Ah aku melayang.'

Kedua tangan Nathan sudah bertumpu pada meja lagi. Ada di sisi kanan dan kiri tubuh Arin. Kepalanya condong ke depan.

"Kesalahanmu yang kedua itu karena tidak menggunakan sandal," kata Nathan.

Haah Arin melongo, pantas saja dia merasa begitu dingin pada telapak kakinya. Seingatnya tadi dia sudah pakai sandal lalu kemana perginya. Dia baru ingat sekarang, karena tidak ingin membuat berisik dan membangunkan yang lain. Arin pun melepaskan sandalnya sebelum keluar kamar. "I--itu, aku tidak ingin membangunkan semua orang dengan suara sandalku." Arin coba menjelaskan.

Nathan diam saja, Arin jadi bingung sekarang. Posisi mereka juga begitu dekat, wajah mereka hanya berjarak beberapa centimeter saja. Tangan Arin yang ada di pundak Nathan meremat karena grogi. Sekarang bukan Nathan saja yang memerah tapi Arin juga.

"Tidak ada alasan, seharusnya kau tetap menggunakan sandalmu. Lantainya begitu dingin dan bisa membuatmu sakit. Dan lagi ...," ujar Nathan tertahan lalu mendekatkan wajahnya. "Dan lagi pakaianmu yang terbuka juga bisa semakin membuatmu kedinginan," sambungnya.

Arin malah memaku, dia seperti terhipnotis tatapan elang Nathan yang justru sangat menarik baginya. Mata laki-laki itu membuatnya tidak ingin berpaling. Sampai dia tidak sadar kalau saat ini tangan Nathan sedang membenarkan kimononya. Menutupi pada bagian pundak dan depan, lalu mengikatkan talinya hingga tertutup sudah yang mengganggu pikirannya.

"Eh ...." Arin tersadar dan melihat ke bawah. Dia sungguh malu karena itu berarti tadi penampilannya acak-acakan dan dilihat oleh Nathan.

"Jangan lagi pakai pakaian seperti itu saat keluar kamar," ujar Nathan.

Arin mengangguk patuh. "Kalau begitu aku akan kembali ke kamar sekarang. Bisakah kakak minggir dulu." Ternyata tidak ada hukuman syukurlah, Arin lega.

"Siapa bilang sudah selesai, kau belum dihukum. Gadis kecil perusuh," cibir Nathan gemas.

"Hai!! Aku bukan perusuh." Arin protes dan mengerucutkan bibirnya sebal. Nathan malah mengejeknya dengan panggilan mereka saat kecil. Dimana Arin sering dipanggil Nathan dengan sebutan gadis perusuh dan Arin sering menyebut Nathan pria kutub. Eh tapi apa itu hukumannya, apa Arin akan di suruh menulis satu rangkuman materi pelajaran seperti saat masih kecil dulu. "Kak, aku kan sudah besar. Apa kakak akan menghukumku seperti dulu."

"Lalu kalau kau sudah besar memangnya kenapa? Apa hukuman yang pantas untukmu?"

Arin jadi membayangkan adegan di novel-novel dan dalam drama. Saat si wanita melakukan kesalahan maka hukumnya adalah sebuah ciuman atau sebuah hukuman semalaman. Ah membayangkan hal itu membuat pipi Arin semakin memerah saja. Tapi pria kutub di depannya mana mungkin tau akan hal seperti itu.

"Apa hukuman yang pas untukmu?" tanya Nathan lagi semakin mendekat.

1
Putri Nurul
inikan novel tentang Arin dan Nathan, kenapa malah sampai beberapa episode masih membahas masalah dinda bahkan sampai loncat 2 tahun kemudian tanpa ada cerita tentang Arin dan Nathan. thor, sebaiknya pisahkan novelnya Dinda dan Rezza saja agar pembaca tidak bingung dan fokus pada kisah karakter utamanya saja
Putri Nurul
thor kisah Dinda jangan terlalu bnyk disini, klo bisa novelnya dipisahkan saja. novel yang ini khusus cerita Arin dan Nathan. tidak perlu bnyk² cerita tantang Dinda dan Rezza, sepertinya saja sebagai pelengkap kisah antara Arin dan Nathan
Putri Nurul: *seperlunya saya sebagai karakter pelengkap
total 1 replies
marti 123
Kecewa
marti 123
Buruk
💗vanilla💗🎶
ijin mampir ya thor
Safa Almira
yey
Edah J
terimakasih atas karyanya yang sangat bagus 👍👍 semoga makin sukses terus😉
Edah J
ikut senang melihat kalian bahagia 😉🤗😘
Edah J
semoga kamu bahagia Dinda bukan hanya Arin saja yaa🤗
Edah J
duhh yg lagi kasmaran🥰🥰🥰huhuyyy
Edah J
he..he..he...si posesif on😁✌️
Edah J
yeyyy....Arin dilamar 👏🤗😘🥰
Edah J
cerita yg okk👍👍👍
Edah J
Dinda jd detektif dulu😉
Edah J
Itu ulah si boss Rezza😁😁😁
Edah J
wihhh berbunga"hati neng Abanggg😁😁😁
Edah J
Arin dan Dinda punya kesedihan yg sama ditinggal orang tua walau dgn cara yg berbeda😭
Edah J
hahayyy... Rezza nihh 😁😁😁
Edah J
sedih bangett 😭😭🤧
Edah J
semoga kebahagiaan segera menghampirimu Dinda😉
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!