Ketabahan Arini benar-benar diuji. Selama 6 tahun menikah, Arini tidak juga dikaruniai seorang anak dalam rumah tangganya bersama Dodi Permana. Hinaan, caci maki dan perlakuan tidak adil selalu ia dapatkan dari Ibu mertuanya.
Namun, Arini tetap tabah dan sabar menghadapi semuanya. Hingga sebuah badai besar kembali menerpa biduk rumah tangganya. Dodi Permana, suami yang sangat dicintainya berselingkuh dengan seorang wanita yang tidak lain dan tidak bukan adalah Babysitter-nya sendiri.
🚫 Warning! Cerita ini hanya untuk Pembaca yang memiliki kesabaran tingkat dewa, sama seperti tokoh utamanya. Cerita ini memiliki alur cerita ikan terbang yang bisa membuat kalian kesal 💢 marah 💥 dan mencaci maki 💨😅 Oleh sebab itu, jika kalian tidak sanggup, lebih baik di skip saja tanpa meninggalkan hujatan buat othor, yeee ...
❤ Terima kasih ❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aysha Siti Akmal Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Di saat Anissa sedang asik berbincang bersama Bu Nining, si kecil Azkia tiba-tiba rewel. Bayi mungil itu menangis karena mata kecilnya sudah mengantuk dan butuh tidur.
"Ehm, saya permisi dulu ya, Bu. Sepertinya Azkia sudah mengantuk dan ingin tidur," ucap Anissa sembari bangkit bersama si kecil Azkia di pelukannya.
"Ya, sebaiknya tidurkan saja. Tapi jangan lupa soal tadi, ya!" sahut Bu Nining.
"Oke, Bu. Ibu tenang saja pokoknya," ucap Anissa yang kemudian melangkahkan kakinya dan pergi meninggalkan Bu Nining di ruangan itu sendirian.
Anissa berjalan menuju kamar Dodi dan Arini karena tempat tidur si kecil Azkia juga berada di ruangan itu. Karena sudah terbiasa, mereka pun percaya saja bahwa Anissa tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh di dalam kamar mereka.
Arini membiarkan kamarnya tidak di kunci agar Anissa bisa masuk ke dalam ruangan itu jika ingin menidurkan si kecil Azkia. Setelah membuka pintu kamar, Anissa pun bergegas meletakkan si kecil Azkia ke atas tempat tidur.
"Tunggu sebentar ya, Sayang. Mama Nissa buatin susu dulu buat Azkia," ucap Anissa yang kemudian dengan cekatan membuatkan susu formula untuk si kecil Azkia.
Setelah selesai membuat susu formula tersebut, Anissa pun segera menyerahkannya ke bibir bayi mungil itu. Dengan lahapnya, Azkia menyedot sufor buatan Anissa hingga akhirnya ia pun tertidur.
"Ah, akhirnya si Cantik ini tidur juga," gumam Anissa sembari menjatuhkan dirinya di samping Azkia. Anissa berbaring di sana sambil tersenyum simpul. Wanita itu membayangkan jika suatu saat nanti kamar tersebut akan menjadi miliknya bersama Dodi.
"Moga suatu saat nanti kita bisa bersatu, Mas Dodi. Terikat dalam sebuah pernikahan suci dan menjadi keluarga yang sakinah. Amin!" gumamnya lagi sembari mengelus bantal milik Dodi. Sementara ia sendiri berbaring di bantal milik Arini.
Sementara itu di kediaman Bu Ria.
"Pekerjaan kita sudah selesai, Nak. Sebaiknya kita beristirahat dulu, yuk!" ajak Bu Ria kepada Arini yang sejak tadi membantu merapikan rumahnya.
"Beneran sudah selesai, Bu? Kalau masih ada yang ingin di kerjakan, katakan saja padaku. Aku siap membantu," tutur Arini sembari mengikuti langkah Bu Ria menuju sofa kemudian duduk di sana bersama wanita paruh baya tersebut.
"Serius, Ibu tidak bohong. Lagi pula untuk soal makanannya, Ibu pilih catering aja. Biar gak ribet," jawab Bu Ria.
"Oh." Arini pun menganggukkan kepalanya.
Tepat di saat itu Hendra tiba. Lelaki itu baru saja dari depan komplek untuk membeli minuman dingin serta beberapa camilan untuk mereka bertiga. Tidak lupa gorengan kesukaan Arini.
"Wah, sudah selesai, ya? Kebetulan sekali, aku bawa cemilan serta minuman dingin untuk kita bertiga," ucap Hendra dengan senyum semringah.
"Ya, bawa ke sini, Hendra. Biar kita santap bersama-sama," sahut Bu Ria.
"Ini, Bu. Biar aku ambil piring dan gelasnya," jawab Hendra sembari menyerahkan barang belanjaannya kepada Sang Ibu, sementara dirinya segera menuju dapur untuk mengambil piring dan gelas.
"Aduh, kenapa Mas Hendra repot-repot begini? Aku 'kan jadi tidak enak, Bu," ucap Arini.
"Ish, repot apanya? Yang ada malah sebaliknya. Kami lah yang sudah merepotkan kamu, Rin," jawab Bu Ria.
Tidak berselang lama, Hendra pun tiba dan segera bergabung bersama Bu Ria dan Arini di ruangan itu. Mereka menikmati camilan serta minuman dingin yang tadi dibawakan oleh Hendra sambil berbincang-bincang ringan.
Tidak berselang lama, makanan ringan serta minuman dingin itu pun ludes dinikmati oleh ketiga orang tersebut. Setelah membantu Bu Ria merapikan kembali tempat itu, Arini pun segera memohon diri. Sebab sudah tidak ada lagi pekerjaan yang bisa ia kerjakan di sana. Setelah berpamitan, Arini kembali ke rumahnya.
"Kenapa pulang cepat? Bukankah katanya kamu ingin membantu Bu Ria mempersiapkan acara syukurannya besok?" ucap Bu Nining ketika Arini melewati ruang televisi.
"Sudah selesai, Bu. Hanya membantu Bu Ria merapikan rumahnya saja karena Bu Ria sudah memesan cateringan untuk hidangannya besok," jawab Arini yang kemudian melanjutkan langkahnya menuju kamar.
"Hmm, maklumlah orang berduit. Sedikit-sedikit pesan catering," gumam Bu Nining sambil mencebikkan bibirnya.
Setibanya di depan pintu kamar, Arini tahu bahwa Azkia dan Anissa sedang berada di dalam kamar tersebut. Karena saat ini memang waktunya si kecil Azkia untuk tidur.
Perlahan Arini membuka pintu kamar dan saat itu kedua bola matanya langsung tertuju pada sosok Anissa yang sedang berdiri di depan lemari pakaiannya bersama Dodi. Anissa terlihat menari-nari sambil memeluk kemeja milik Dodi.
Wanita itu menyanyi riang sambil sesekali menciumi kemeja Dodi yang ia peluk. Bahkan saking asiknya, Anissa sampai tidak menyadari bahwa ternyata Arini sudah berada di depan pintu sambil memperhatikan dirinya.
Tentu saja pemandangan itu terlihat sangat aneh bagi Arini. Arini bahkan tidak tahu harus berkata apa ketika menyaksikan Anissa melakukan hal aneh itu.
"A-Anissa, apa yang sedang kamu lakukan? Ini 'kan kemeja Mas Dodi!" pekik Arini sembari menghampiri Anissa dan merebut kembali kemeja itu dari pelukan Anissa.
Anissa tersentak kaget. Ia tidak menyangka bahwa ternyata Arini sudah berada di kamar itu dan merebut kemeja milik Dodi darinya. "A-aku ...." Anissa tidak sanggup berkata apa-apa lagi karena tatapan Arini saat itu sudah cukup membuat nyalinya menciut.
...***...
penasaran nih kita /Grin//Grin/