Menceritakan tentang dimana nilai dan martabat wanita tak jauh lebih berharga dari segenggam uang, dimana seorang gadis lugu yang baru berusia 17 tahun menikahi pria kaya berusia 28 tahun. Jika kau berfikir ini tentang cinta maka lebih baik buang fikiran itu jauh - jauh karena ini kisah yang mengambil banyak sisi realita dalam kehidupan perempuan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Just story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10 : Ibu Yeon Ji
Di paviliun yang diterangi cahaya temaram senja, Yeon Ji menuangkan teh hangat ke cangkir porselen untuk ayahnya.
Yeon ji : Ayah ada yang ingin ku tanyakan, hadiah sebanyak ini, dimana kita harus menyimpan nya? Kamar ku pun tidak akan muat
Tatapan Yeon Ji beralih pada gaun yang menjulang anggun di hadapannya.
Yeon ji : Apa lagi gaun nya, aku sudah coba melipat nya tapi tetap tidak masuk lemari ku ayah
Kim Woon terbaring di sofa, tatapannya kosong menembus langit-langit ruangan. Tubuhnya terasa berat di atas bantalan empuk, tapi pikirannya melayang jauh, kembali ke perbincangan tadi pagi. Bayangan Do Hyun muncul jelas dalam benaknya, dengan sorot mata tajam dan nada bicara yang tak menyisakan ruang untuk penolakan.
Do hyun : apa syarat yang kau inginkan?
Kim woon : Walaupun yeon ji adalah putri ku, aku ingin siapapun menghormati nya sebagai menantu keluarga ini
Kim woon : karena dengan sikap yang tuan muda miliki sekarang mustahil untuk putri ku bisa mendapatkan hak nya sebagai menantu keluarga ini
Kim woon : Jadi aku ingin tuanlah yang memastikan hak-hak itu akan terpenuhi
Do hyun : Tentu saja kim, akan ku pasti kan yeon ji akan di hormati layak nya keturunan ku sendiri
Yeon Ji berjongkok di samping sofa, memandang wajah ayahnya yang diam membeku, tatapannya kosong menembus langit-langit. Dengan hati-hati, ia mengulurkan tangan nya dan mengguncang tubuh Kim Woon pelan.
Yeon ji : ayah - ayah.... Apa kau tidak mendengar ku...
Kim Woon tersentak begitu mendengar suara lembut putrinya. Panggilan itu seolah menembus kabut yang membelenggu pikirannya. Dengan cepat, ia bangun dan duduk di sofa, punggungnya terangkat tegak, dan pandangannya beralih pada Yeon Ji yang berdiri di sampingnya.
Kim woon: maaf tadi ayah memikirkan pekerjaan ayah, sekarang katakan apa yang kau tanyakan tadi
Melihat ayahnya akhirnya kembali dari lamunannya, senyum kecil mengembang di wajah Yeon Ji. Matanya berbinar, menyiratkan rasa lega yang tulus. Dengan gerakan hati-hati, ia mengambil cangkir teh hangat yang sejak tadi digenggamnya dan menyodorkannya ke tangan Kim Woon.
Yeon ji: sebaiknya ayah minum dulu sebelum dingin
Kim Woon menerima cangkir teh dari tangan Yeon Ji, jemarinya menyentuh porselen hangat yang terasa menenangkan. Ia memandang putrinya sejenak, senyum kecil tersungging di bibirnya. Rasa lelah yang menggantung di matanya sedikit memudar.
Ia mengangkat cangkir itu dan meniup permukaannya perlahan, membiarkan uap hangat menyapu wajahnya. Lalu, ia menyesap teh itu pelan-pelan.
Yeon ji : Ayah sekarang aku sudah cukup dewasa untuk memahami, jadi jangan pikul beban itu sendiri lagi
Kim woon tertawa mendengar perkataan putri nya.
Yeon ji : Kenapa ayah tertawa? Apa ayah tidak percaya pada ku?
Kim woon : Tentu saja ayah percaya, tapi sebelum itu coba cerita kan mengenai apa ingin kau ceritakan tadi
Yeon ji : Ohh itu, jadi pelayan cantik tadi mengatakan bahwa aku akan memakai gaun ini saat pernikahan nanti, nah masalah nya ayah. Aku tidak mengerti apa itu arti pernikahan ?
Seketika, tatapan Kim Woon tertegun, matanya terfokus pada gaun yang masih tergantung di depan lemari.
Kim woon: "Rupanya tuan sudah mempersiapkan segalanya begitu cepat melebihi perkiraan ku "
Yeon ji : Ayah??? Kenapa ayah selalu diam saat aku bertanya?
Kim woon : Bukan begitu sayang hanya saja, ayah jadi teringat pada pernikahan ayah dan ibu mu dahulu
Yeon ji : Ibu ???
Kim woon : Selama ini ayah selalu marah setiap kau menanyakan siapa ibu mu dan dimana keberadaan nya, tapi hari ini ayah akan beri tahu kebenaran nya kalau ibu mu pergi meninggalkan kita bersama dengan pria lain
Yeon ji : Ibu pergi bersama pria lain? Tapi kenapa dan apa hubungannya dengan arti pernikahan ayah?
Kim woon : Pernikahan adalah janji sehidup semati, yang di ucapkan pria - wanita untuk saling menjaga, menghormati dan menyayangi hingga akhir hidup masing-masing. Ibu dan ayah mu dulu juga melakukan nya namun ibu mu mengingkari janji itu
Yeon ji : Tapi kenapa ibu melakukan nya? Apa ibu tidak menyangi kita? Apa ibu tidak menyukai ayah?
Kim woon : Aku tidak tau nak, tapi dari yang ku pahami ibu mu sangat membenci kemiskinan. Karena itu dia menipu ayah dengan mengambil pinjaman yang begitu besar dan pergi untuk hidup bersama pria pilihan nya
Yeon ji : Ayah, maafkan aku karena membuat mu mengingat hal yang menyedihkan seperti itu
Kim woon : Itu bukan masalah nak, sekarang memang sudah saat nya kau tau apa yang terjadi.
Yeon ji : Ayah, bisakah kau jelaskan bagaimana pernikahan yang baik terjadi? Dan apa saja yang harus dilakukan untuk menjaga pernikahan itu?
Kim woon : Duduk lah disini ayah akan jelaskan semuanya
####################################