Fanya dipertemukan oleh dua laki-laki yang lebih muda darinya,benar-benar membuat hidupnya begitu berliku.Perjalanan asmara yang rumit tak lepas dari ketiganya.Bagaimana kisah selanjutnya?
Meski Lo mutusin buat pisah,satu hal yang harus Lo tau,gue kan tetap nunggu Lo.Sama seperti dulu,gue gak akan dengan mudah melepas Lo gitu aja,Fanya.Sekalipun nanti Lo bersama orang lain,gue akan pastiin pada akhirnya Lo akan tetap kembali bersama gue.Ingat ini Fanya,takdir Lo cuma buat gue,bukan untuk orang lain - Baskara
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaena19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
dua
Tidak terasa Fanya telah memasuki akhir semester masa perkuliahannya.Libur semester hanya tersisa satu Minggu lagi.Cukup lama terbebas dari berbagai macam tugas, membuatnya sedikit agak malas untuk ke kampus dan mengerjakan tugas yang selalu menumpuk.Sebagai mahasiswi ekonomi tugas yang menumpuk sudah menjadi keseharian nya,tapi seniornya bilang tahun terakhir perkuliahan tugas tidak akan sebanyak tahun sebelumnya.Ternyata kuliah tidak semenarik di film-film,sebelum masuk ke dunia perkuliahan ia berandai-andai bisa mendapatkan kekasih dan bisa belajar bersama selama si sana.Nyatanya jangankan mencari kekasih,ia terlalu sibuk dengan tugas yang diberikan oleh kampus.Tapi memang setiap jurusan memiliki tantangan masing-masing.
Sagita kakak perempuan Baskara telah kembali pulang dua bulan yang lalu,gadis itu memilih kembali ke rumah orangtuanya dan bekerja di daerah sini.Meski sudah pulang,ia belum sempat bertemu dengan Sagita karena sebulan pertama dia beserta keluarganya pergi Singapura untuk menjenguk kakak laki-lakinya sekaligus liburan.
Setelah satu bulan di Singapura Fanya dan keluarganya kecuali Rafka pulang ke Indonesia.
Fanya merebahkan dirinya di ranjang, sekarang ia sedang bersantai di kamarnya sembari membuka sosial media.Entahlah kenapa hari ini ia begitu malas untuk bergerak,tadi pagi saja ia bangun saat jam menunjukkan hampir pukul sepuluh, untungnya ayah dan ibu tidak marah,mungkin mereka memaklumi karena hari ini adalah minggu terakhir dirinya bersantai sebelum mulai kuliah.
Fanya terkejut bukan main ketika pintu kamarnya di buka dengan asal.Sontak ia membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa pelaku yang berani menganggu waktu santainya dengan membuka pintu sekeras itu.
"Halo tetangga kuh yang cantik." Teriak Sagita.
"Ya ampun Sagita,bisa gak sih santai aja buka pintunya,untuk gue gak jantungan!" Dengus Fanya pada Sagita
Gadis yang berusia dua tahun lebih tua darinya itu terkekeh kecil."Maaf,kata Tante Risa Lo dari kemarin rebahan mulu di kamar,makanya gue sengaja ke sini supaya Lo semangat gitu",ucap Sagita sembari melompat ke kasur Fanya.
"Gak apa-apa gue rebahan mulu, mumpung masih libur,sebentar lagi gue bakal sibuk dengan tugas yang menumpuk.Lo enak udah gak kuliah,coba aja kita seumuran pasti gue akan ikut Lo kuliah ke Semarang", Ujar Fanya.
Sagita menepuk bahu Fanya,seakan memberikan semangat pada temannya itu." Sabar,gue si gak mau ya seumuran sama Lo,gue lebih tua aja di nistain mulu,gimana kaku seumuran coba?"
Fanya menunjukkan deretan giginya,memang si saking dekatnya dia dengan Sagita membuat ia tidak memanggil gadis itu dengan embel-embel kak.Dulu ia pernah memanggil gadis itu dengan sebutan kakak,tapi baik dia maupun Sagita sendiri merasa aneh dengan panggilan itu.
"Mau ngapain si kesini? Ganggu waktu santai gue aja",ujar Fanya.
"Kok dari tadi lo pegang HP tapi nggak baca pesan dari gue, sih?" Sagita menunjuk ponsel yang ada di genggaman temannya.
"Hah? Memangnya Lo ngirim pesan? Ada apa?",tanya Fanya sembari membuka aplikasi pengiriman pesan.Dan ternyata memang ada beberapa pesan yang belum ia baca,termasuk pesan dari Sagita.
"Nyokap ngajakin keluarga Lo buat makan malam dirumah,malam ini.Tante Risa dan om Daffa udah tau kok.Bahkan bokap Lo langsung nyusul ke rumah setelah dia pulang kerja."
"Males ah",ujar Fanya bercanda.
Sagita mendelik." Gak mau tau pokoknya Lo harus datang,kalau gak datang kita musuhan",ujar Sagita layaknya anak kecil.
Fanya terkekeh kecil." Iya,gue pasti datang kok.Tapi Lo ngapain siang-siang datang ke sini? Makan malam masih lama loh." Tanya Fanya bingung.
Sagita tersenyum penuh arti,Fanya menghela napasnya tidak jauh dari adiknya,jika gadis itu sudah tersenyum seperti ini,pasti dia punya maksud tertentu.
"Gak,gue gak mau." Kata Fanya sebelum Sagita berbicara,gadis itu berbalik memunggungi temannya.
"Ih,gue belum ngomong apa-apa loh Fanya." Ujar Sagita sebal.
"Lo memang belum ngomong,tapi liat senyum Lo yang kaya gitu aja gue udah ngerti,pasti Lo minta gue buat lakuin hal aneh.Males ah,gue lagi mager." Ucap Fanya,gadis itu kembali merebahkan dirinya.
"Gak aneh kok,gue cuma minta Lo temenin ke cafe doang."
"Terus di cafe mau ngapain?gak mungkin kan kita cuma duduk-duduk doang sambil liatin orang ngopi,apalagi liat dandanan Lo sekarang pasti ada sesuatu." Ucap Fanya sembari menatap ke arah Sagita yang baru ia sadari ternyata memakai pakaian yang begitu rapih.
Sagita cengegesan."Tau aja tetangga kesayangan gue ini,gue diajak ketemuan sama kak Alex." Ujar Sagita sembari menarik turunan alisnya.
"Alex?gebetan Lo waktu SMA?" Tanya Fanya memastikan.
Sagita mengangguk."Itu Lo masih inget,please temenin gue ya."
Fanya mendengus,jadi dia diajak ke cafe hanya untuk menemani gadis itu bertemu gebetannya?
"Gak ah,masa gue jadi obat nyamuk si."
"Gak gitu,Alex gue suruh bawa temennya juga.Jadi di sana Lo ada temen."
Fanya tetap pada pendiriannya, meskipun gadis itu meminta Alex untuk membawa temannya, ia tetap menolak. Ia tidak begitu mengenal Alex, apalagi temannya. Dia bukan tipe orang yang mudah berbaur dengan orang baru, terlebih laki-laki.
"Ayo, Nya. Abis ketemu Alex, gue traktir deh, terus kita ke rumah gue. Lo nggak usah bawa mobil, ikut gue aja, oke? Siapa tau lo cocok sama temennya Alex," ujar Sagita semangat, sambil menarik tangan Fanya dan mendorongnya masuk ke kamar mandi yang memang ada di dalam kamarnya.
Fanya akhir pasrah, daripada rebahan seharian lebih baik ia ikut Sagita ke cafe.Akhirnya ia mandi dan bersiap-siap.Dia memilih kemeja lengan panjang berwarna sky blue,bagian bawah kemeja ia masukkan kedalam celana boyfriend nya yang berwarna denim.Rambut hitam panjangnya ia ikat kuncir kuda.Terakhir ia memoleskan sedikit bedak dan pelembab bibir agar tidak terlalu pucat.Setelah siap ia mengambil sepatu kets berwarna putih juga tas selempang berwarna hitam,lalu ia keluar dari kamar bersama Sagita.
"Bu,aku keluar sama Sagita ya.Nanti aku langsung ke rumah Sagita,aku juga nebeng sama Sagita ke sana." Ujar Fanya sembari mencium tangan ibunya.
"Oke,mau pergi kemana?" Tanya Risa.
"Mau pergi ke cafe,ketemu temen Bu."
"Oh yasudah,hati-hati ya Sagita nyetirnya." Ujar Risa.
"Siap Tante,kami pergi dulu ya.Sampai ketemu nanti malam." Pamit Sagita.
Setelah berpamitan pada Risa,keduanya segera pergi.
Setelah memakan waktu 25 menit perjalanan, akhirnya keduanya sampai di cafe yang dimaksud.
Ketika masuk ke dalam cafe,Alex yang memang sudah datang terlebih dahulu melambaikan tangan ke arah mereka,keduanya pun segera menghampiri Alex.
"Hai,udah lama nunggunya?" Tanya Sagita setelah duduk di hadapan Alex.Aku duduk di samping Sagita,yang berhadapan langsung dengan laki-laki yang tidak aku kenal.Sedari tadi laki-laki itu hanya diam dan sibuk dengan ponselnya.
"Engga kok,baru sampai 10 menit yang lalu.Kita baru aja pesan minum,oh ya kalian mau pesan apa? Tapi ordernya harus langsung ke sana." Ujar Alex sembari menunjuk ke arah kasir.
"Lo aja Nya yang pesen.Gue kaya biasa ya." Ujar Sagita.
Fanya menghela napas, sudah dipaksa ikut disuruh-suruh pula.Meski begitu ia tetap mengangguk dan berjalan menuju kasir.Ia menoleh ke belakang ketika merasa seperti ada yang mengikutinya, ternyata benar laki-laki yang tadi bermain ponsel itu mengikutinya dari belakang.
"Lo mau pesan lagi?" Tanya Fanya basa-basi.
Laki-laki itu menggelengkan kepalanya."Gak,gue cuma mau nemenin Lo."
"Eh?" Fanya sedikit terkejut,karena laki-laki yang tidak ia kenal ini berinisiatif menemaninya.
Setelah sampai di kasir,Fanya memesan iced caramel Macchiato dan red Velvet untuk Sagita.Ia juga memesan matcha latte dan cheese cake untuk dirinya.Ketika akan mengeluarkan dompet, laki-laki yang mengantarnya sudah terlebih dahulu memberikan beberapa lembar uang kertas sejumlah pesanan yang harus ia bayar.
"Eh,gak usah.Gue aja yang bayar." Ucap Fanya sembari mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya.
"Udah gak apa-apa." Ujar laki-laki itu sembari tersenyum tipis.
"Makasih banyak ya." Ucap Fanya akhirnya.
Laki-laki itu mengangguk lalu menepuk pelan kepalaku, tanpa bisa ia cegah detak jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.Ia melirik ke arah Laki-laki itu, entahlah ini pertama kalinya ia merasakan hal seperti ini jika berinteraksi dengan laki-laki.Apakah ia jatuh cinta? Fanya segera menggelengkan kepalanya.Mana mungkin ia jatuh cinta pada laki-laki secepatnya ini, apalagi laki-laki yang namanya saja ia tidak tahu.
"Oh iya,nama gue Alfredo,Lo bisa panggil gue Al." Laki-laki itu mengulurkan tangannya.
Fanya menyambut tangan laki-laki itu."Fanya."
"Nama yang cantik,sama persis seperti orangnya." Ujar Al dengan wajah datar.
Fanya menoleh ke arah Al,meski berbicara dengan wajah yang datar namun tetap bisa membuatnya tersipu.Tunggu,ada apa dengan dirinya?
Tak lama pesanan jadi,dengan sigap Al membawa nampan berisi pesanannya dan berjalan menuju meja mereka.
Tak sadar ia tersenyum sendiri melihat Al yang berjalan mendahuluinya sembari membawa nampan berisi pesanannya,mereka seperti sepasang kekasih bukan? Ternyata menemani Sagita hari ini tidak terlalu buruk,ia jadi bisa berkenalan dengan Al.Apakah ia jatuh cinta pada pandangan pertama pada laki-laki itu? Entahlah,yang pasti ia sudah tertarik pada laki-laki itu.