Bara harus bernasib sial, dia terus diikuti oleh arwah cantik karena hanya Bara yang bisa melihat dan menyentuhnya. Tubuh Gadis itu sedang terbaring koma di rumah sakit.
Bara adalah seorang ahli waris Neo Grup, dia bisa mendapatkan warisan jika dia sudah menikah, sementara dia orangnya tertutup karena itu dia terpaksa menikahi gadis koma itu, Karin Juliana. Gadis cantik dan berasal dari keluarga kaya.
Karin akan memiliki kesempatan untuk bangun jika ada pria yang mencintainya dengan tulus.
Apakah Karin akan mengenalinya jika dia bangun atau dia akan tetap mencintai kekasihnya, Revan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Mencintaimu
Dirumah Sakit. Siang ini Bara telah meresmikan pernikahannya dengan Karin, walaupun hanya di hadiri beberapa orang saja. Dari keluarga Karin ada Pak Tian, Bu Zora, dan Elsa yang hadir.
Sementara dari pihak Bara, hanya ada Jo yang hadir.
Kini Bara telah resmi menjadi suami Karin, mereka telah resmi menjadi sepasang suami istri.
"Akhirnya kita menikah, Jadilah suami yang baik Pak Suami. " kata Karin dengan terus menggoda Bara. Dengan terus tersenyum manis padanya.
Bara mencoba untuk menahan godaan itu karena disana ada banyak orang .
Bara sudah mengetahui sosok Elsa bagaimana, apalagi tadi mereka saling memperkenalkan diri dan saling berjabat tangan. Dia harus berpura-pura tidak tau tentang kejahatan Elsa, jika seandainya ada bukti dia sudah langsung menjebloskannya ke balik jeruji besi.
Karin selalu beruntung, tidak menikah dengan Revan pun, dia malah mendapatkan pria yang lebih segalanya dari Revan. kata hati Elsa saat berjabatan tangan dengan Bara.
Tentu saja Bara lebih tampan dan lebih mapan dari Revan.
Bara berusaha untuk bersikap ramah kepada kakak iparnya itu.
Sementara Karin disana sudah beberapa kali ingin menjambak rambut Elsa, jika seandainya dia bisa menyentuh Elsa mungkin Elsa sudah habis dihajar olehnya. "Aku tidak menyangka ternyata selama ini kakak pura-pura baik padaku, kakak malah mengkhianati aku dan ingin membunuhku."
Bara tak bisa berbuat apa-apa hanya terdiam memperhatikan tingkah laku Karin yang ingin menjambak Elsa, Elsa malah salah mengira, dia fikir Bara sedang memperhatikannya.
Mengapa suami Karin terus memperhatikan aku? Hati Elsa bertanya-tanya.
Setelah acara pernikahan selesai, Bara pergi ke kantor K Grup bersama Pak Tian dan Asisten Doni, disana juga ada pengacara Aldo. Karin juga ikut kesana.
Pak Tian ingin menyerahkan Karin sepenuhnya kepada Bara, termasuk jika nanti dia meninggal dan Karin masih koma, otomatis K Grup di pegang oleh Bara untuk sementara. Dia yakin Bara bisa memegang dua perusahaan secara bersamaan.
"Apa om emm... maksudnya papa yakin akan menyerahkan semua ini?" tanya Bara, dia tidak menyangka bahwa Pak Tian begitu mempercayainya.
"Udah Bara, terima aja. Kau harus menolongku sekali lagi." bujuk Karin yang sedang duduk disamping papanya.
"Papa merasa umur papa tidak akan lama lagi. Karena itu papa ingin kamu menjaga dan melindungi Karin, istrimu. Om titip Karin." Pak Tian tidak bisa mempercayakan perusahaannya pada istri dan anak tirinya, semenjak mendengar ucapan Bara mengenai Karin yang bilang tidak mempercayai siapapun, dia menjadi sedikit berhati-hati kepada istri dan anak tirinya.
Karin sangat merasa sedih mendengarnya, "Papa jangan bicara begitu, papa harus sembuh. Buat apa Karin hidup kalau papa tidak ada."
Bara sebenarnya ingin menceritakan masalah kecelakaan Karin tapi saat mendengar ucapan mengenai penyakitnya, dia mengurungkan niatnya. Nanti jika dia sudah memiliki banyak bukti apalagi kalau sampai bukti itu mengarah ke Elsa, dia akan menceritakan itu pada Pak Tian dan kejutan buat Karin juga.
"Lebih baik papa mencoba berobat ke luar negeri. Papa harus sembuh, harus sehat, demi Karin." Bara mencoba untuk menyemangati Pak Tian.
"Papa sudah melakukannya tapi tidak ada perubahan, walaupun sudah melakukan transplantasi paru, tetap saja penyakit ini kambuh lagi." Pak Tian terbatuk-batuk.
Dia meminta Bara untuk menandatangani semua berkas-berkas yang disediakan asisten Doni di atas meja. Bara terpaksa menyetujuinya dan menandatangani semuanya, demi Karin.
"Malam ini biar saya yang jaga Karin, kebetulan besok saya harus ke luar kota, ada pekerjaan yang harus saya lakukan beberapa hari disana." Bagaimanapun Bara dan Revan tidak bisa memutuskan kontrak kerja mereka begitu saja, apalagi yang memegang BCG adalah ayahnya Revan, dia masih harus menyelesaikan kerjasama itu, sekalian untuk bertemu dengan Revan nanti.
"Iya, papa mengerti. Terimakasih Bara karena sudah mau menjaga Karin."
Karin semakin sedih melihat kondisi sang papa. Karena itu malam ini Karin memutuskan untuk tinggal di rumah papanya.
"Bara apa boleh malam ini aku tinggal di rumah? Tiba-tiba aku kangen rumah dan ingin melihat papa lebih lama lagi. Nanti besok aku akan ikut denganmu ke luar kota" Karin meminta izin pada Bara, bagaimanapun Bara kini menjadi suaminya.
Bara mengangguk pelan, dia tidak bisa mengatakan iya karena ada orang disana.
****************
Hari ini Bara sibuk mengurus Karin, dia membersihkan tangan dan wajah Karin yang hidungnya tertutupi ventilator, menyekanya dengan air hangat dan handuk kecil dengan lembut. Bara tersenyum memandangi wajah Karin yang cantik itu.
Lalu dia membereskan bunga edelweis yang dia bawa kemarin.
Bara duduk di samping Karin sambil membaca sebuah novel romantis karena Karin bilang dia suka baca novel romantis, makanya malam ini ingin memberikan terapi cerita kepada Karin untuk merangsang indera pendengaran Karin.
Bara memegang tangan Karin dengan lembut, "Maaf dulu aku tidak menyadari kalau yang ku rasakan ini cinta dan tidak berjuang untuk mendapatkan kamu. Tapi mulai sekarang aku akan berjuang mendapatkan kamu, mendapatkan hatimu. Karena itu kamu harus bangun, aku akan berusaha untuk membuat kamu bahagia, Karin. Aku mencintaimu."
Sementara Arwah Karin yang berada di rumahnya, dia sedang duduk di dekat sang papa yang sedang membaca koran, entah mengapa tiba-tiba dirinya merasa lemas, seakan-akan dia akan menghilang dari dunia ini.