Seorang gadis yang terpaksa menerima pernikahannya demi kakeknya yang memiliki sebuah perjanjian dengan sahabat lamannya.
Nah.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 14
" Tuan muda, hari ini ada meeting dengan klien di hotel " Ucap Ferdi.
" Hah, hotel " Jawab Arhan dan Zahara bersamaan kemudian saling memandang.
Ferdi ikut menatap keduanya yang nampak bingung " Lho memangnya kenapa tuan? Ada masalah? ini kan sudah biasa kita mengadakan meeting di hotel bintang lima ".
Arhan menarik nafas panjang " Bukan begitu Ferdi tapi sepertinya tidak enaklah kalau di hotel, kamu ganti saja tempatnya di restorannya ".
Ferdi mendengus kemudian tersenyum tipis
" Tuan muda dan nona muda memangnya apa yang kalian pikirkan, memang kita mau mengadakan meetingnya di kamar hotel? Saya tidak mengatakan di kamar hotel tapi di hotel, seperti yang sudah sudah kita meetingnya di restoran nya! ".
Arhan tersenyum dan menggaruk garuk kepala nya yang tidak gatal " Em iya kok aku bisa gak fokus begini ya ".
" Ya karena ada nona muda yang sedang mengawasi anda tuan " Bisik Ferdi.
dret
ponsel Zahara berdering .
"Hai Radit? " Sapa Zahara pada seseorang yang berada di seberang melalui gawainya.
( Mereka pun asik berbicara dan bercerita)
Arhan dan Ferdi saling pandang.
" Kamu tahu siapa Radit? " Tanya Arhan pada Ferdi dan Ferdi pun menjawab dengan mengangkat kedua bahunya yang menandakan tidak tahu apa apa.
Arhan terus menatap Zahara yang sedang berbicara di telp dengan Radit.
Zahara memang gadis yang ceria polos dan apa adanya, dia sudah sejak SMP berteman dengan Radit. Dan sampai saat ini mereka masih berteman baik.
" Baiklah Dit, aku tutup telponnya ya karena aku sedang bekerja gak enak sama bos, bye "
Zahara pun menutup panggilannya dan saat memutar badannya ternyata Arhan sudah berdiri tepat di belakangnya.
" Achhh," Bruks ( karena kaget ponselnya pun terlempar dan jatuh menjadi dua bagian).
" Kenapa kaget ! siapa barusan? asik bener telponnya sampai lupa bekerja! " Gertak Arhan.
Zahara mencoba mengatur nafasnya dan memunguti ponselnya yang sudah rusak kemudian menatap tajam pada Arhan " Kak! kenapa sih mengagetkanku, kamu lihat kan ponselku rusak! ".
Arhan pun tersenyum tipis sambil memasukkan kedua tangannya di kedua saku celananya " kamu yang telponan hingga lupa waktu, dan sekarang ponsel kamu jatuh dan rusak, aku juga yang kamu salahkan, wao hebat banget kamu ya ".
Zahara mendengus dengan kesal dan mencoba untuk mengalah " Baiklah sekarang apa maumu tuan muda Arhan yang menyebalkan! ".
" He, kenapa pakai yang menyebalkan! " gertak Arhan.
" Suka suka aku dong, lagi pula mama bilang aku gak harus bekerja di sini cukup ikut kamu saja daripada di rumah sendirian" Jawab Zahara.
Arhan mengerutkan rahangnya " Dasar cewek aneh".
Ferdi yang dari tadi menyaksikan pertengkaran mereka hanya diam sambil senyum senyum sendiri.
tok tok tok.
"masuk "
ceklek.
" Pak Arhan, apa saya suruh masuk saja sekertaris baru bapak sudah dari tadi dia menunggu di luar pak " Ucap salah satu karyawan Arhan.
Ferdi tersentak dan menatap Arhan " Tuan muda mencari sekretaris baru? kok tidak yang memberitahuku? ".
" Iya Fer aku merekrutnya sendiri karena aku tidak mau mengganggumu yang sedang fokus dengan proyek kita di luar kota " Jawab Arhan kemudian duduk di kursi kebesarannya.
Zahara pun memutuskan untuk keluar dari ruangan itu namun langkahnya terhenti melihat siapa yang masuk dan menjadi sekertaris suaminya.
"Kak Zahida? " Ucap Zahara lirih.
"Zahara, kamu !" Ucap Zahida yang juga kaget melihat Zahara berada di ruangan itu.
Arhan dan Ferdi saling menatap kemudian Arhan beranjak dan berjalan ke arah Zahara
" Kalian saling kenal ?" Tanya Arhan.
Keduanya mengangguk .
" Dia kakakku " Jawab Zahara.
" Kakak sepupu maksudnya tuan " Sahut Zahida.
Arhan mengangguk .
Zahida yang saat itu mengenakan baju pres body sehingga menonjolkan semua lekuk tubuhnya hanya tersenyum sekilas kemudian duduk di depan Arhan dan berusaha menarik perhatiannya dengan membuka sedikit dadanya hingga terpampang jelas belahannya yang seksi putih dan menggoda.
Zahara mengerutkan dahinya.
Selain Zahara, Ferdi pun sangat terkejut melihat kelakuan Zahida yang sengaja ingin menggoda bosnya itu .
" Selamat datang dan selamat bergabung dengan perusahaan kita nona Zahida " ucap Arhan sambil menjabat tangan Zahida.
'' Kak Zahida menjadi sekertaris kak Arhan! " ucap Zahara dengan kagetnya membuat Zahida menoleh dan menatap Zahara dengan tajam " Hehh ngapain kamu di sini Zahara! Sudah sana pergi !" Bisiknya.
Arhan dan Ferdi melotot tajam kemudian Ferdi mendekati Arhan dan berbisik " Untuk apa dia menjadi sekertaris mu tuan, bukankah dia cucu Husein pemilik perusahaan besar itu, hati hati tuan aku merasa ada yang tidak beres ".
" Kamu tenang saja Fer " balas Arhan.
Dan akhirnya mereka pun bekerja dengan baik, Zahida juga tidak mempermasalahkan Zahara yang juga berada di sana karena dia adalah menantu keluarga Admaja .
Sedangkan Zahara memilih pergi meninggalkan kantor untuk menemui Radit yang akan memberikan informasi tentang keberadaan Zara husein ( ibunya).
Arhan yang mengetahui istrinya pergi dari kantor pun memutuskan untuk mengikutinya dan meminta Ferdi menghendel semua pekerjaannya termasuk meeting di hotel bintang lima.
Zahara dan Radit bertemu di sebuah kafe.
Mereka duduk berhadapan, pandangan mereka bertemu. Tidak dipungkiri Radit memang tampan dan penyayang, pantas saja banyak cewek yang mengejarnya.
" Zahara ada yang ingin aku sampaikan padamu? " Ucap Radit dengan tatapan teduh, dan perlahan dia meraih tangan Zahara yang berada di atas meja untuk digenggam.
Zahara melotot tajam, begitu juga Arhan yang melihatnya dari tempat yang tidak terlalu jauh.
Zahara terdiam .
" Zahara aku aku aku sudah sejak lama aku " Ucap Radit gugup namun Zahara segera menarik tangannya " Maafkan aku Dit, em sepertinya aku harus segera kembali bekerja".
" Tunggu Zahara! apa kamu tidak mau mendengarkan informasi tentang ibu kandung kamu " Ucap Radit tiba tiba yang mengejutkan Zahara dan Arhan yang menguping pembicaraan mereka.
Arhan pun sangat terkejut " Jadi selama ini Zahara mencari ibu kandungnya " Gumamnya lirih.
Zahara menatap Radit " Radit, kamu sudah mendapatkan informasi tentang mamaku? ".
Radit mendengus perlahan dan mengangguk membuat Zahara sangat senang dan tanpa sengaja memeluk Radit membuat Arhan meradang menahan amarahnya.
Bruks
Tanpa sengaja Arhan yang sudah dikuasai amarah membalikkan badannya dan tanpa sengaja menabrak seorang pelayan cafe yang sedang bekerja membawa hidangannya.
Seketika itu semua orang menoleh padanya termasuk Zahara dan Radit.
"Kak Arhan" Ucap Zahara yang didengar oleh Radit " Kamu mengenalnya?" Tanya Radit.
Zahara mengangguk kemudian mendekati Arhan yang sedang membersihkan Jaz mahalnya.
" Kak Arhan, ngapain kamu ke sini !" Tanya Zahara dengan sinis.
Arhan terkejut dan menoleh ke arahnya " Aku , ke sini ? Emm mau makan lah memangnya mau ngapain !" Jawab Arhan dengan ketus kemudian segera pergi dari tempat itu .
Zahara terdiam dan menatap kepergian Arhan tanpa memikirkan apapun dan kembali menghampiri Radit yang akan memberitahu di mana ibu kandungnya berada.