Terlahir dengan kekuatan istimewa, akankah membuat hidup Angela jadi lebih bahagia? atau penuh dengan rintangan.
Mampukah Angela mengendalikan kekuatannya? ataukah kekuatan itu akan menghancurkan dirinya?
Ikuti terus kisah Angela hingga akhir ya ^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
"Mah kenapa kita pulang lebih awal? Kitakan belum sempat mengutarakan maksud dan tujuan kita datang ke rumah itu untuk melamar Angela?" tanya Dafa saat tangannya ditarik sang mama masuk ke dalam rumah.
"Lebih baik kamu lupakan Angela sayang, mama akan mencarikan gadis lain yang lebih cantik dan kaya dari gadis itu." balas mama Lia.
"Aku tidak mau gadis lain mah, aku hanya ingin menikah dengan Angela. Aku mencintai dia." rengek Dafa seperti bocah yang tidak dibelikan mainan oleh ibunya.
"Dafa, kau lihat sendirikan saat gelas dan piring bergerak sendiri ketika makan malam tadi. Rumah itu angker Dafa. Bagaimana kalau keluarga itu melakukan pesugihan demi menjadi kaya raya seperti sekarang? Dan kau akan dijadikan tumbalnya." ucap mama Lia dengan wajah ketakutan.
"Kau adalah putra mama satu-satunya Dafa. Mama tidak mau terjadi hal buruk padamu jika kau sampai menikah dengan Angela." ujar mama Lia panjang lebar.
"Mama ini kolot sekali. Mana ada pesugihan di zaman modern seperti ini." tepis Dafa diakhiri tawa renyah.
"Dafa benar mah. Bayangkan saham rumah sakit Medistra sebesar 50% yang akan menjadi milik kita, jika Dafa berhasil menikah dengan gadis itu." papa Leo menimpali.
"Tidak-tidak! Saham 50% tidak sebanding dengan nyawa anak mama yang berharga. Pokoknya perjodohan ini tetap dibatalkan." kukuh mama Lia.
"Mulai sekarang lupakan tentang Angela! Besok mama akan mengabari nyonya Emily tentang perjodohan ini yang tidak bisa dilanjutkan." sambung wanita paruh baya itu lagi.
***
Keesokan harinya.
"Maaf nyonya Emily, sepertinya perjodohan anak-anak kita tidak bisa di lanjutkan." beritahu Lia dari ujung telepon.
"Tapi kenapa nyonya? Apa kami melakukan kesalahan?" tanya Emily pula. Emily bersikap seolah tidak tahu apa-apa. Padahal ia tahu penyebab dibatalkannya perjodohan ini karna ulah Junior yang sudah mengerjai mereka saat makan malam kemarin.
"Tidak nyonya. Dafa hanya akan berkonsentrasi pada kariernya dulu, jadi belum kepikiran untuk menikah dalam waktu dekat ini." dusta Lia.
"Begitu ya, sayang sekali. Padahal saya sangat menyukai Dafa, dan berharap Dafa bisa menjadi menantu kami." lirih Emily dengan wajah sendunya. Hancur sudah harapan wanita cantik itu untuk melihat sang putri menikah tahun ini.
"Maaf nyonya. Sudah dulu ya, saya ada urusan mendesak." pamit Lia.
Sambungan telepon pun terputus, sepertinya Lia sudah lelah dan tidak mau berbasa-basi lagi. Emily hanya bisa menghela napas berat, walaupun ia tahu hal ini akan terjadi.
"Ini tidak bisa dibiarkan!" Geram Emily dengan tangan terkepal erat.
"Angela tidak akan bisa menikah selama masih ada dia." Emily menatap tajam ke arah kamar sang putri sembari membayangkan sosok Junior.
"Aku harus melakukan sesuatu." cicit Emily sembari menghubungi seseorang lewat ponselnya. Wanita paruh baya itu bermaksud untuk mengundang orang pintar ke rumahnya, untuk memisahkan Junior dan Angela, serta mengusir Junior dari rumah ini.
***
"Di sini mbah, mahluk itu ada di kamar ini. Mahluk itu selalu mengganggu keluarga ini, terutama putri saya." beritahu Emily pada pria berpakaian serba hitam di hadapannya. Pria itu minta di panggil Mbah, walaupun usianya masih muda.
"Energi mahluk ini sangat kuat nyonya, kita harus segera melakukan ritual pengusiran agar mahluk ini pergi dari kamar ini." ucap pria itu sembari membacakan mantra di depan pintu kamar Angela.
"Lakukan apa saja mbah, yang penting buat mahluk itu pergi." pinta Emily.
"Tapi saya membutuhkan bantuan anda untuk melakukan ritual ini nyonya." ucap pria yang dipanggil mbah oleh Emily itu dengan senyum smirknya.
"Apa yang bisa saya bantu mbah? Saya akan melakukan apapun asal putri saya dan mahluk itu bisa dipisahkan." tanya Emily antusias.
"Mari ikut saya." pria itu membimbing Emily masuk ke dalam kamar Angela. Emily pun menurut saja tanpa ada rasa curiga sedikitpun.
"Loh, kenapa pintunya dikunci mbah?" tanya Emily saat pria itu mengunci kamar Angela dari dalam dan memasukan kuncinya kesaku celananya.
"Supaya tidak ada yang mengganggu nyonya." balas pria itu meyakinkan.
"Sekarang anda berbaringlah di atas tempat tidur ini. Kita akan segera melakukan ritualnya." titah pria itu.
"Baik mbah." patuh Emily. Wanita yang masih terlihat cantik di usianya itu akan melakukan apapun demi Angela.
"Hentikan! Apa yang kau lakukan?" panik Emily saat pria itu menanggalkan kancing kemeja yang dipakainya satu persatu.
"Kita harus berhubungan badan nyonya, ini bagian dari ritual." ucap pria itu sembari terus melancarkan aksinya. Pria itu tergoda untuk menimati kecantikan Emily.
"Dasar gila! Aku tidak mau melakukannya!" Emily menendang pria itu hingga jatuh tersungkur di atas lantai. Kesempatan itu Emily gunakan untuk lari dan keluar dari kamar Angela, namun gagal karna pintunya terkunci.
"Tolong! Seseorang buka pintunya!" teriak Emily ketakutan. Apalagi saat melihat pria itu berjalan mendekat ke arahnya.
"Percuma nyonya. Tidak akan ada orang yang menolongmu, jadi kita selesaikan saja ritualnya agar mahluk itu segera pergi."
Sebelum melakukan ritual, pria itu memang sempat meminta agar Emily menyuruh para pelayan menunggu di luar rumah, agar ritual berjalan lancar. Jadi tak ada satupun dari mereka yang mendengar suara teriakan Emily.
Grep!
Pria itu memeluk Emily dari belakang. Kemudian menyeretnya kembali ke atas ranjang.
"Bajingan! Lepaskan aku! Tolooong." Teriak Emily histeris. Ia baru sadar karna telah begitu bodoh percaya begitu saja pada orang pintar yang katanya bisa mengusir mahluk gaib.
"Junior tolong bantu aku. Aku berjanji tidak akan memisahkanmu dengan Angela dan tidak akan memaksa Angela untuk menikah lagi." Lirih Emily putus asa, wanita itu tidak sudi menjadi pelampiasan hasrat pria bajingan itu hingga meminta bantun pada Junior yang semula ingin ia usir.
Brakkk!
Tiba-tiba saja sesosok hantu anak kecil menghantamkan sebuah pas bunga ke atas kepala pria itu hingga pria itu jatuh pingsan.
"Junior, apa itu kau?" tanya Emily sembari menatap sosok anak kecil berusia 6 tahunan. Ini adalah kali pertama Emily bisa melihat Junior secara langsung.
Bersambung.
apa dia berani ngungkapin perasaannya ke Ara yang g y
semangat nulis dan sehat selalu tor👍