No boomlike, baca pelan-pelan. Anak kecil di harap menyingkir....
IG : Abiyu686
Halwa Callista adalah seorang wanita muda, memiliki paras yang sangat cantik dan memiliki sejuta kemampuan. Dia adalah seorang pengusaha wanita di Belanda. Dia terpaksa menyembunyikan identitasnya karena ingin mengungkapkan sebuah rencana pembunuhan terselubung kepada saudara kembarnya bernama Salwa Callista Mereka berpisah sejak bayi karena perceraian kedua orang tuanya. Salwa Callista sendiri terbaring koma tidak berdaya di Rumah Sakit karena sebuah kecelakaan yang sangat tragis.
Untuk mengungkapkan misteri tersebut, Halwa Callista terpaksa berpura-pura menjadi saudari kembarnya, istri dari Dimas Sanjaya dan ibu dari anak berusia lima tahun bernama Noah.
Siapakah yang bertanggung jawab atas kecelakaan saudari kembarnya sampai terbaring koma di Rumah Sakit?
Baca dan ikuti kelanjutannya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 : Pertemuan Tak Terduga
Halwa menyuruh Asistennya untuk membeli sebuah Apartemen di Indonesia. Apartemen ini yang akan dia tempati sementara selama tinggal di Indonesia. Dalam waktu dua hari, Adam sudah membeli Apartemen mewah dengan harga yang sangat fantastik, dengan fasilitas yang sangat mewah.
Halwa datang ke Apartemen tersebut dengan ditemani oleh Adam. Tubuhnya terasa sangat letih, seharian menemani Salwa di Rumah Sakit. Adam menyuruh nona nya untuk beristirahat terlebih dahulu. Halwa pun merebahkan tubuhnya di kasur yang sangat empuk. Tidak terasa matanya sangat mengantuk, dia pun terpejam dengan memeluk bantal guling.
Menunggu Nona mudanya terbangun, Adam memutuskan untuk pergi ke supermarket membeli cemilan dan makanan. Beberapa cemilan, buah dan minuman bersoda sudah dia dapatkan. Sekarang dia membayarnya di kasir.
Adam keluar dari supermarket, kemudian pergi ke Cafe sebentar untuk membeli kopi. Dia duduk di meja paling sudut, dan memesan satu cup kopi untuk dibawa pulang. Tanpa disengaja, dia mendengarkan percakapan antara seorang wanita dan pria yang duduk di belakangnya.
"Bagaimana rencana kita? Apakah kau berhasil mengirimkan bukti-bukti itu?" tanya wanita itu kepada seorang pria.
"Kau tenang saja, Sayang. Semuanya beres," jawabnya.
"Sebenarnya kau dapat bukti-bukti itu dari mana?" tanya Anita.
"Aku meminta bukti cctv jalan dari salah satu seorang kawan yang bekerja di sana, dan kebetulan di cctv itu sangat jelas terekam gambar Salwa yang sedang berkelahi. Aku copy, lalu aku kirimkan kepada Dimas. Dan disitu sudah terbukti bahwa wanita yang mengaku sebagai istri dari Dimas, bukanlah Salwa yang asli," jelas pria itu.
"Bagus, Jack. Kau memang sangat pintar," puji Anita. "Nanti malam aku akan menyervis mu sampai kau benar-benar sangat puas," imbuh Anita.
"Ah, Sayang, Kau memang selalu terbaik," puji Jack.
"Jika memang yang dirumah bukan Salwa yang asli, lalu, kemana sebenarnya keberadaan Salwa yang asli?" tanya Anita.
"Kan sudah aku bilang, pasti yang asli sudah mati. Kau tenang saja," ujarnya.
"Lalu, Apa alasan Salwa yang palsu datang dan mengaku sebagai Salwa asli?"
"Mungkin dia ingin harta Dimas," jawab Jack asal. "Dimas kan seorang pengusaha sukses, uang dan hartanya banyak. Tentu saja banyak wanita yang menginginkan menjadi istrinya, termasuk wanita yang sangat mirip dengan Salwa,"
"Tidak akan aku biarkan, Aku adalah istri sahnya. Harusnya aku yang lebih berhak dari Salwa palsu itu," geram Anita. "Jack, sebelum terlambat. Aku mempunyai ide,"
"Ide apa?" tanya Jack. Kemudian Anita membisikkan sesuatu di telinga Jack. Adam yang sedari tadi menguping pembicaraan mereka, barulah dia menyadari bahwa nama wanita itu adalah Anita dan yang pria adalah Jack. Nama Anita sepertinya tidak asing ditelinga Adam. Namun nama Jack sepertinya sungguh sangat asing ditelinganya.
Saat Jack dan Anita berdiri dari tempat duduknya dan hendak keluar dari cafe itu. Sekilas, Adam mengingat dengan Fofo yang pernah nona mudanya berikan. Buru-buru ia mengambil foto yang ia lipat di dalam dompetnya.
"Benar, orang itu mirip sekali dengan yang ada di foto, dan tidak salah lagi. Dia bernama Jack. Dan wanita itu adalah Anita. Aku yakin mereka berdua adalah orang yang Nona Halwa maksud," gumam Adam. "Mereka hendak melakukan perbuatan jahat kepada Nona dan pria itu. Apakah aku harus memberitahu Nona?"
Adam pun segera meninggalkan cafe menuju Apartemen. Dia mengetuk pintu Apartemen, ternyata nona nya sudah bangun.
"Asisten, dari mana kamu?" tanya Halwa.
"Ini, Nona." Adam menyerahkan dua kantong keresek berisi makanan, makanan kecil dan minuman.
"Wah, kebetulan, aku sedang lapar. Terima kasih banyak, Asisten," ucapnya.
"Sama-sama," jawab Adam. "Oya, Nona. Saat di cafe tadi, saya bertemu seseorang yang mungkin Anda kenal," ucapnya.
"Siapa?" tanya Halwa.
"Laki-laki yang ada di foto ini," ucap Adam menyerahkan foto yang dia simpan di saku jasnya.
"Dia," pekik Halwa terkejut. "Dimana dia? Apakah kau mengenalnya?"
"Tidak. Saya tidak mengenalnya. Kebetulan saya bertemu dia di cafe, dan dia sedang mengobrol dengan seorang wanita. Kalau tidak salah wanita tersebut namanya Anita," ucapnya.
"Anita?" kaget Halwa.
"Dan ini." Adam menyerahkan bukti rekaman ponsel pembicaraan mereka. Adam memang asisten yang sangat cerdik. Diam-diam ternyata dia merekam pembicaraan mereka. Halwa mendengarkan semuanya sampai selesai. Halwa meremas makanan yang ada di genggamannya. Pantas saja Dimas begitu sangat marah, ternyata Anita dan pria itu bersekongkol.
"Adam, jadi mereka berdua memiliki hubungan," ucap Halwa.
"Iya, Nona," jawab Adam.
"Sudah jelas sekali, Asisten. Mereka berdua bersekongkol untuk menyingkirkan Salwa," geram Halwa.
"Dan mereka juga hendak menyingkirkan Dimas, Nona," ucap Adam.
"Wanita itu benar-benar sangat jahat. Dia bukanlah wanita, tetapi seorang iblis," geram Halwa. "Adam, Tolong kau bayar orang bayangan untuk menjaga Noah. Aku tidak mau terjadi sesuatu padanya. Sekarang aku tidak bisa menjaganya dua puluh empat jam. Aku sangat khawatir dengan keadaan Noah," ucap Halwa.
"Baiklah, Nona. Besok saya akan mencari orang bayangan untuk menjaga putra Nona Salwa," jawab Adam.
Reyhan sudah menyiapkan semua barang-barangnya di koper. Visa dan tiket juga sudah ia kantongi. Rencananya dalam waktu empat hari lagi dia akan terbang ke Amerika. Dia juga memiliki bisnis di negara tersebut. Ibu dan Kakaknya juga tinggal di negara tersebut. Mereka sudah menetap lumayan lama di sana.
Tok .... Tok ... Tok
Apartemennya di ketuk oleh seseorang, dengan langkah malas Reyhan membukanya. Ternyata Antonio yang datang.
"Mau apa kamu?" tanya Reyhan.
"Lo, jadi pergi Rey?" tanya Antonio.
"Jadilah, aku sedang mempersiapkan segala sesuatunya," jawabnya.
"Oke, sebenarnya gue masih ingin Lo di sini. Tapi, apa boleh buat, gue nggak berhak menahan Lo disini," ujarnya.
"Sok puitis, Lo!" kekeh Reyhan. "Masuklah!" ajaknya.
"Sebenarnya kedatangan gue kesini, gue ingin mengabarkan bahwa Pak Bastian terkena serangan jantung. Dan sekarang dia sedang berada di Rumah Sakit," terang Antonio.
"Lo tau kabar ini dari mana?" tanya Reyhan.
"Pak James dan Pak Josh yang mengatakan. Mereka baru saja menjenguknya di Rumah Sakit," ucap Antonio.
"Oke, besok gue akan menjenguknya," jawab Reyhan.
"Mau gue temenin!"
"Nggak perlu. Gue bisa sendiri," jawab Reyhan.
Keesokkan paginya Reyhan hendak menjenguk relasi bisnisnya yang sedang dirawat di Rumah Sakit. Sebelum masuk ke ruangan rawat pasien, Reyhan menyempatkan diri membeli buah-buahan di Supermarket terdekat yang letaknya tidak jauh dari Rumah Sakit.
Setelah membayar belanjaannya ke kasir, barulah dia hendak keluar dari Supermarket itu. Tiba-tiba tidak disengaja dia berpapasan dengan seorang pria yang pernah dia temui di Cafe bersama Salwa.
"Bukankah pria itu, pria yang tempo hari bersama Salwa," gumamnya.
to be continued.....