Seorang jendral bernama Calsida tewas terbunuh karena sahabat baiknya yang bersekongkol dengan tunangannya. Tapi saat dia terbangun karena cahaya yang datang menghampirinya dia sudah ada di kamar yang tampak berbeda. Calsida yang bertanya kepada dirinya. Saat dia sedang mencari jawaban itu datang pelayan yang memanggil dia dengan sebutan Nyonya Eliza. Pada saat itu juga dia tersadar kalau dirinya berpindah tempat ke tempat lain."Apa ini tubuh milik Eliza,"ucap Calsida.
Tapi apa yang akan terjadi setelah ini. Lalu akankah Celsida menemukan hal yang dia tidak ketahui nantinya tentang Eliza.
jika ingin tahu silakan baca ya kak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
E.S 24
Fayza menoleh ke belakang tampak Charlie bersama dengan Ben ada di belakang dia.”Fayza kenapa kamu masih ada disini?,”ucap Charlie yang merasa ada yang aneh saat itu.
“Charlie apa benar kamu membawa Eliza ke kamar utama?,”ucap Fayza denga suara kecil.
“Itu benar karena kamar lamanya sedang di renovasi. Apa ada masalah dengan itu Fayza?,”ucap Charlie yang tampak sedikit tidak perduli.
“Kenapa kamu melakukan semua ini kepadaku, bukan kamu berjanji tidak akan mengizinkan Eliza untuk tidur dikamar utama,”kata Fayza yang sedikit sedih.
“Apa mungkin kamu...,”ucap Fayza yang dihentikan oleh Charlie. Charlie yang tahu apa yang akan dikatakan oleh Fayza setelah itu menarik tangannya dan membawa dia pergi ke tempat lain. Eliza bersama dengan yang lain hanya melihat saja.
“Kemana dia akan membawa Fayza?,”ucap Calisida yang dengan santai dan polos.
“Nyonya tidak harus tahu. Sebaiknya anda segera istirahat saja,”ucap Ben sedikit menyembunyikan sesuatu.
“Baiklah. Bian kamu datang ke sini ada apa?,”ucap Calsida mengganti topik lain setelah melihat Bian.
“Ada hal yang ingin saya laporkan nyonya. Apa kita bisa bicara didalam?,”ucap Bian dengan ramah.
“Tentu saja ayo masuk. Ben kamu juga mau ikut masuk juga,”ucap Calsida menawarkan kepada Ben. Tapi Ben menolak dan segera pergi dari lorong kamar utama.
Di dalam ruangan Bian segera duduk setelah di perbolehkan oleh Eliza.”Jadi apa yang ingin kamu sampaikan kepadaku Bian,”ucap Calida dengan santai.
“Ini adalah informasi yang anda minta selidiki nyonya,”ucap Bian memberikan semua data yang dia kumpulkan.
“Sepulu pelayan yang di pecat hanya satu yang menghilang kesembilan orang lainnya sudah meninggal setelah mereka keluar dari kediam duke. Untuk seban kematian masih belum di ketahui.Tapi dari kemarian kesembilan pelayan itu mereka mendapatkan sejumlah uang yang besar dari seseorang yang tidak di kenal saat masuk ke dalam kediaman duke. Saya curiga kalau kesepuluh pelayan itu menjadi mata-mata di kediaman duke setelah kematian mendiang duke terdahulu,”ucap Bian menjelaskan.
“Lalu dimana satu pelayan itu yang masih belum diketahui keberadaannya. Apa kamu sudah menyelidikinya?,”ucap Calsida dengan tenang sambil membaca laporannya.
“Maaf nyonya saya masih belum tahu kebaradaan satu pelayan itu. Yang pasti pelayan itu sedang bersembunyi dari seseorang yang ingin membunuhnya. Apa lagi kesembilan pelayan itu mati karena satu tembasan, bisa diperkirakan kalau orang di balik mereka ingin kesempuluh pelayan itu untuk tutup mulut atas kejadian yang menimpa kediaman duke ini,”ucap Bian.
“Jadi belum pasti ya keberadaan pelayan itu. Kalau yang lain bagaimana?,”ucap Calsida menatap ke arah Bian dengan santai. Tapi memiliki aura yang tegas dan bertanggung jawab yang tinggi.
“Satu kusir yang selalu menemani nyonya pergi dia sudah tewas saat mendiang nyonya dikuburkan. Tapi di sini kematian dari kusir sangat aneh nyonya Eliza. Di pencarian saya dengan mata-mata saya sebelum kusir mati dia bertemu dengan tuan muda dan memberikan sesuatu. Tapi tidak tahu kenapa saat saya bertanya kepada kakak saya Ben. Kusir itu tidak bertemu dengan tuan muda,”ucap Bian menjelaskan situasinya.
“Tidak bertemu, tapi dari orang dia bertemu dengan tuan muda. Maksudnya bagaimana ini. Apa kusir itu bertemu dengan orang lain yang menjadi kerabat jauh dari mendiang duke terdahulu. Atau kusir itu tidak bisa bertemu dengan tuan muda karena orang lain. Apa kamu bisa tanyakan wajah dari kusir itu setelah dan sesudah dia pergi dan ingin bertemu dengan tuan muda,”ucap Calsida.
“Baik nyonya saya akan tanyakan itu nanti. Lalu untuk informasi kedua ksatria yang di pecat itu. Satu keluar karena tidak bisa ikut serta dalam kegiatan yang di tugaskan. Karena kaki dan tangan salah satunya sudah tidak berfungsi karena sebuah ekspedisi bersama dengan tuan besar sebelumnya. Untuk satu ksatrai lagi sekarang dia bekerja sama dengan Count,”ucap Bian.
“Count yang kamu katakan itu apa ayah dari Fayza?,”ucap Calsida yang menebak. Bian mengangguk dengan jawaban yang dikatakan oleh Eliza.
“Tapi kenapa ksatria itu dipejat apa dia melakukan kesalahan atau dia memeng dikeluarkan begitu saja oleh kediaman duke,”ucap Calsida.
“Tunggu dulu nyonya untuk ksatria ini dia dikeluarkan karena melalaikan tugas. Dia kabur saat penyerangan di kereta yang dinaiki oleh tuan muda. Jadi nyonya dan tuan besar mengusir dia. Tapi sekarang dia bekerja di kediman Count menjadi kepala pelayan serta sekertrasi kedua di kediaman count,”ucap Bian.
“Aneh juga ini,”ucap Calsida sambil berpikir dengan tenang.
“Bian jika kamu bisa selidiki ksatria yang bekerja di kediaman count. Apa kamu bisa?,”ucap Calsida dengan tenang.
“Tenang saja nyonya saya akan lakukan dengan baik. Tapi nyonya apa ada merasa kalau kematian mereka dan di pecatnya itu ada hal yang disembunyikan,”ucap Bian yang ingin tahu.
“Itu benar. Mendiang orang tuan Charlie mati karena sebuah kecelakaan satau lagi karena di medan perang. Jika aku samakan dengan orang tuaku bukan ini hal yang sama kematiannya,”ucap Calsida.
“Nyonya anda tahu dari mana kalau orang tua anda mati karena berperang dan kecelakaan kereta,”ucap Bian yang tahu kalau Eliza itu amnesia.
“Itu aku yang cerita Bian,”ucap Jeni yang menjawab. Bian menoleh ke arah Jeni yang menjawab.
“Jadi kamu yang memberitahukan nyonya,”ucap Bian bertanya lagi.
“Itu benar karena nyonya ingin tahu orang tuanya. Jadi aku hanya bisa mengatakan apa yang aku dengar saja,”ucap Jeni yang merasa bersalah.
“Sudahlan cepat atau lambat nyonya juga harus tahu bukan tentang orang tuanya,”ucap Bian yang tidak mempersalahkan Jeni.
“Tapi nyonya. Apa keduanya saling terhubung atau ada hal lain yang disembunyikan dari kematian mereka semua,”ucap Bian yang merasa sedikit tidak mengerti motifnya.
“Aku juga tidak tahu, yang pasti kamu cari saja informasi tentang pelayan yang kabur itu, kusir yang mati setelah bertemu dengan tuan muda. Tapi dia tidak bertemu dengan tuan muda. Serta ksatria yang bekerja di kediman Count,”ucap Calsida.
Bian hanya menganggukan kepalanya hingga topik tentang pelayan itu berganti dengan topik lain.”Nyonya apa ada tidak cemburu soal tuan muda bersama dengan nona Fayza?,”ucap Bian yang berhati-hati.
“Cemburu itu pasti ada hanya saja aku tidak bisa memaksa dia bukan,”ucap Calsida dengan wajah murungnya.
“Maaf jika aku bertanya seperti itu,”ucap Bian yang merasa bersala.
“Sudahlah. Tapi ini kamu tolong baca ini dulu sebelum kamu pergi ini data yang sudah aku perbaiki dan solusi untuk masalah di wilayah apa kamu bisa setuju dengan ideku itu. Lalu jika bisa apa kamu bisa bicara ini kepada Ben atau Charlie jika dia belum pergi,”ucap Calsida yang menyerahkan dokumen yang sudah dia selesaikan.
“Baik nyonya saya akan baca dulu,”ucap Bian segera membaca data dengan seksama dan hati-hati. Tapi bagaimana respons dari Bian setelah membacanya?.