Ayana Amalia seorang gadis berusia 19 tahun yang masih kuliah rela mengorbankan rahimnya untuk mengandung dan menjadi ibu surogasi anak dari seorang pasangan kaya raya untuk menebus hutang keluarganya dan mengobati penyakit ibunya,
namun kesalahan datang Proses ibu surogasinya gagal Ayana malah terikat cinta dengan tuannya hingga mengandung anak tuannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nenahh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
janin kembar
Di perjalanan
"Kau mau makan apa," tanya Ilham sambil memegang pipi Ayana lembut.
"terserah"
"Dessert mau?"
"ga mau," cemberut tidak suka dengan pilihan Ilham.
"Terus mau apa baby," Ilham mencubit pipi Ayana manja.
"yaudah terserah mas Ilham aja."
"Oke, sekalian ada yang mau aku bicarakan."
Ilham melajukan mobilnya dengan hati-hati, karna dia sedang membawa penumpang yang sedang hamil.
Sampai mereka di sebuah cafe sederhana, dengan view yang indah, Ayana duduk di samping Ilham.
Ayana memesan dimsum dan ice cream latte, begitupun Ilham selalu ingin merasakan apa yang Ayana makan, jadi dia ikut memesan makanan yang sama.
"Mas mau bicara apa?" Ayana membuka suara lebih dulu..
"ini soal janin yang ada di perutmu,? Ilham mengelus halus perut Ayana.
"Kenapa mas, anak ini baik-baik aja kan.?" terlihat Ayana sedikit khawatir.
"anak ini baik-baik aja, kamu tau janin yang ada di perutmu?, ini murni anak kita berdua."
"uhuk uhuk, Apa mas?" Ayana tersedak mendengar ucapan Ilham.
"kemarin dokter Mira bertemu aku, dia menjelaskan bahwa bayi tabungnya gagal,"
Ayana termenung menatap perutnya sambil sesekali mengusapnya.
"mas kalau mbak Marta tau bagaimana mas, dia pasti sangat kecewa padaku, aku telah mengkhianati orang yang telah membantu." Ayana menitikkan airmata dengan cepat ia menyeka nya.
"aku mohon sama kamu, jangan sampai Marta tau, bila sudah tepat waktunya, aku yang akan memberitahunya."
"Dan Marta juga tidak boleh sampai tau kalau bayi kita kembar" tuturnya lagi, aku akan cari cara agar aku yang selalu mengantarmu periksa kehamilan.
"Sambil terus menerus Ilham mengecup kening ayana"
***
midnight rose's
Sebuah perusahaan wedding organizer milik Febrian، yang Marta bekerja sebagai fotografer di sana.
Di dalam ruangan direktur utama yaitu Febrian, Marta dan Febrian Tengah asyik bercumbu di sana.
"Aku begitu merindukanmu," Febrian yang duduk di kursi kantornya, terus menciumi setiap lekuk tubuh Marta yang kini tengah berada di pangkuannya.
"Aku pun sayang," jawab Marta dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Seperti ini lah yang membuat aku tidak tahan dengan godaan mu,"
"Oh sayang, hari ini aku tidak akan keluar dari gedung ini tanpa berkeringat bersama mu."
Sambil menggoyangkan bokongnya dengan sengaja, Marta membangunkan yang lain milik Febrian.
"aakkhhh, kau sengaja memancingku, hah," tak tahan dengan miliknya yang mengeras, Ilham menggigit halus bibir Marta.
Lalu menggendongnya ke sebuah sofa, melepaskan hanya sebagian pakaian bawahnya,
Marta yang kini berada di bawah kendalinya hanya Terengah-engah mendapat goyangan dari Febrian.
akhirnya mereka selesai dengan tujuannya masing-masing mencapai puncak gairah, Febrian pun lebih suka berhubungan dengan Marta karena tak perlu repot-repot membuang benihnya di luar, hanya Ilham yang mengetahui bahwa Marta mandul.
keadaan seperti semua Marta masih dalam pangkuan Febrian.
"Apa kau akan terus menggoda ku di sini dan tidak mau bekerja?" tanya Febrian penuh gurauan, tapi sejujurnya dia risih dengan Marta kalau sudah mendapatkan kenikmatannya.
"aku bekerja keras untuk tubuh mu, aku lelah kalau harus bekerja lagi," jawaban manja di susul dengan tawa Febrian.
Sikap Marta kepada Febrian sungguh berbeda dengan sikapnya kepada suaminya, dengan Febrian dia selalu bermanja-manja, sedangkan dengan Ilham, Marta terlalu dingin.
"kau tidak hawatir suami mu mencintai gadis itu.?"
"Untuk apa aku takut, bahkan Ilham tertunduk denganku dan begitu menghormati ku, dia tidak akan berani macam-macam,"
"Kalau aku jadi Ilham, aku akan mencintai gadis itu lalu menghamili nya dengan keperkasaanku, tak perlu repot-repot bayi tabung hahaha," Febrian mengejek Marta.
"Iiiiiihhhh kamu ya," Marta memukul kecil badan kekasih gelapnya itu.
Mereka berdua bagaikan yang paling bahagia di bumi ini, Marta belum tau kalau Febrian sudah berkeluarga istrinya anak konglomerat perusahaannya saat ini itu adalah milik istrinya.
Dia tidak akan pernah bercerai dengan istrinya, karna begitu kaya raya, tapi juga dia begitu banyak simpanan wanita-wanita yang memuaskan nafsunya.
Bahkan Marta sendiri tidak tau kalau Febrian juga punya pacar yang lain yang lebih hebat memuaskan nya.
Marta hanya tau bahwa dirinya satu-satunya wanita yang dimiliki dua pria itu.
aduuuh Marta bodoh, kapan si kamu pulang, Selin sudah lama menungguku.
selin adalah simpanan Febrian, dia asisten yang menunggu di luar ruangan Febrian.
"Ya sudah aku pulang dulu ya, sampai jumpa sayangku" mencium pipi kanan kiri Febrian lalu keningnya dan yang tak pernah ketinggalan yaitu bibirnya
"Hati-hati baby"
Tangan melambai di antara dua kekasih itu, seakan ingin selalu bersama tidak rela berpisah satu sama lain.
hari sudah mulai gelap, matahari senja sudah mulai terbenam, tanda malam akan segera datang.
Diluar sana banyak dari mereka sudah selesai dalam pekerjaannya, namun banyak juga yang lembur karna kebutuhan masing-masing.
Di dalam mobil kini Ayana dan Ilham tengah dalam perjalanan pulang namun hujan sangat deras mengguyur bumi ini, bahkan jalan pun tak terlihat karna penuh dengan kabut.
Akhirnya Ilham menepikan mobilnya di pinggir jalan yang sepi sambil menunggu hujan sedikit mereda, dia khawatir jika di lanjutkan, karna saat ini dia sedang membawa wanita hamil.
Ayana terlihat kedinginan dengan suhu AC mobil di tambah cuaca di luar juga sangat dingin akibat hujan yang begitu deras, dia memeluk tubuhnya sendiri mungkin akan sedikit menghilangkan rasa dingin.
Ilham yng melihat itu lngsung loncat ke kursi belakang, maksudnya agar dia bisa leluasa memeluk Ayana di belakang.
"Ayana kemari lah, kita pindah ke belakang"
"Mau apa mas"
"Sudah ikuti saja, mari melangkah kebelakang, akan ku pegangi tanganmu."
"Ga usah mah udah aku disini aja"
"Kamu mau anak kita kedinginan juga?"
Mendengar kata-kata itu Ayana langsung sigap berpindah kebelakang dengan bantuan Ilham.
Ayana duduk bersandar ke badan Ilham, sedangkan Ilham memeluknya sengan erat tubuh Ayana pun di balut jas milik Ilham.
"Kau tau, aku selalu merindukan saat-saat seperti ini denganmu"
Ilham mulai mencium bibir Ayana lalu melahapnya dengan buas, tanpa henti membuat Ayana kehabisan nafas.
"Mas kau gila, kau hampir saja membunuh tiga nyawa sekaligus"
"Apa maksudmu" marah.
"Kalau aku kehabisan aku bisa mati dan janin yang ada dalam kandunganku..."
Belum selesai bicara Ilham menutup mulutnya,
"jangan bicara yang membuatku marah, itu tidak akan terjadi, mangkanya kau bernafas dengan benar" sambil terus menciumi Ayana lagi dan lagi, kali ini dengan kelembutan.
Bodoh gila, pria gak waras, dia yang hampir membunuh ku sekarang dia menyalahkan aku, dia hanya mengambil keuntungan dariku, tapi kenapa aku tidak bisa menjauh saat dia di hadapan ku seperti ini..
tak lama kemudian hujan pun reda di hiasi dengan wajan Ayana yang memerah karna Ilham memperlakukannya seperti bidadari.
Ilham sudah tidak sabar ingin segera menggarap milik Ayana, namun gairahnya terhenti saat Ayana mengajaknya pulang karna hari pun sudah mulai malam takut Marta pun curiga dengannya.
"Kau bisa lepas dariku hari ini namun tidak dengan nanti akan ku habisi kau tanpa henti" berbisik di telinga Ayana lalu menggigit telinganya lembut."
Akhirnya mereka pulang dengan keadaan satu sama lain saling bahagia, Ilham sesekali menciumnya walaupun tengah mengemudi.