Sheina harus menelan pil pahit karena laki-laki yang dibencinya dari SMA tiba-tiba menuduhnya sebagai wanita malam, dan membuatnya kehilangan mahkota yang selalu dijaganya. Tak cukup sampai di situ, Sheina juga harus menghadapi kenyataan bahwa ia telah hamil tanpa suami.
Akankah laki-laki itu bisa meluluhkan hati Sheina yang sudah terlanjur membatu, demi anak mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TGM Bab 32
Bara tersenyum penuh kemenangan. Ia tahu, putranya itu sangat cerdas. Maka dari itu, ia mendekati putranya untuk mencuri hati ibunya.
"Nggak usah dijawab sekarang Shein kalau kamu masih ragu sama aku," ucap Bara. Laki-laki itu kembali menggendong Gabriel. "Tapi, aku berharap kita bisa memberikan keluarga yang utuh untuk Gabriel."
"Daddy. Biel mau bawa semua mainan Biel ke sini, boleh?" tanya Gabriel pada ayahnya.
"Boleh dong. Daddy akan suruh orang buat pindahin barang-barang ke sini. Sekarang, kita jalan-jalan bertiga. Mau nggak?" Bara mendaratkan sebuah ciuman di pipi Gabriel.
"Mau mau mau mau." Gabriel berteriak dan bergerak lincah dalam gendongan Bara. Terlihat jelas di mata Sheina bahwa putranya sangat bahagia saat ini. Tanpa sadar, Sheina tersenyum melihat cara Bara memperlakukan Gabriel.
"Gabriel, jangan gitu, nanti jatuh." Sheina berusaha memegang tangan Gabriel yang terus bergerak lincah.
"Nggak apa-apa Shein. Anggap aja olaharaga. Aku juga nggak akan biarin dia jatuh kok," kata Bara.
Pandangan mata mereka bertemu, cukup lama mereka saling menatap. Sheina lalu melepaskan tangannya dari tangan Gabriel. Ia memilih keluar dari kamar Gabriel dan berjalan menuruni tangga. Bara pikir Sheina marah, ia mengajak Gabriel untuk menyusul Sheina.
Sementara Sheina menghindari Bara karena ia seperti melihat kembali ke masa lalu, saat Bara menodainya.
"Shein, kamu kenapa?" tanya Bara.
"Mommy kenapa? Mommy capek? Pusing?" Gabriel yang sudah turun dari gendongan Bara langsung mendekati ibunya yang duduk di sofa. Bocah itu memegang dahi ibunya, seolah memeriksa suhu tubuh Sheina saat ini.
"Mommy nggak apa-apa, Sayang. Mommy pikir Gabriel masih pengen main sama Daddy." Sheina memangku Gabriel, lalu mencium pipi gembul itu yang membuat Sheina gemas.
"Daddy, kan, ajak kita jalan-jalan. Mommy mau ya, please!" Gabriel mengatupkan kedua tangannya. Membuat gerakan memohon, sambil bibirnya di majukan.
"Muka kamu lucu banget sih, Gab." Bara mendekat pada Gabriel dan menciumnya. Di saat yang bersamaan, Sheina juga mencium pipi Gabriel.
Gabriel memejamkan mata saat merasakan kecupan lembut di kedua pipinya. Untuk pertama kalinya, bocah tampan itu merasakan kehangatan keluarga yang utuh.
Sheina terkejut saat menyadari bahwa Bara juga mencium putranya. Akan tetapi, melihat Gabriel bahagia, ia mengurungkan niatnya untuk mundur dan menjauh.
"Mommy, Daddy."
Bara duduk di samping Sheina yang masih memangku Gabriel.
"Kenapa Sayang? Mau apa?" tanya Bara, mata laki-laki itu melirik Sheina yang tidak mungkin bisa menjauh.
"Biel pengen dipeluk Mommy sama Daddy balengan, kayak di kaltun yang pelnah biel tonton. Boleh ya Mom, Dad. Biel pengen banget dipeluk," kata Gabriel.
"Boleh dong." Bara langsung menjawab dengan yakin, sedangkan Sheina malah menunduk karena bimbang.
"Shein, kamu nggak mau ya? Demi Gabriel Shein."
Sheina langsung memeluk Gabriel yang sedang dipangkunya, lalu Bara dengan senang hati memeluk dua orang paling dicintainya itu.
Gabriel merasa sangat bahagia, begitu pun dengan Bara. Langkahnya mendekati Sheina semakin mudah karena adanya Gabriel. Sementara itu, Sheina merasakan sesuatu yang lain. Pelukan hangat dari Bara saat ini, pernah ia rasakan juga saat malam itu. Semua itu mengingatkannya pada malam yang sangat menyakitkan. Dengan jantung yang terus berdebar, pikiran yang selalu terbayang masalalu, Sheina berusaha melawan rasa takutnya. Tidak mungkin selamanya ia membenci Bara karena kejadian malam itu. Lagi pula, Bara sudah berusaha untuk bertanggung jawab.
"Makasih, Mommy. Makasih Daddy. Biel seneng banget. Ayo kita jalan-jalan Dad," ucap bocah itu setelah beberapa saat dipeluk kedua orang tuanya. Sheina langsung melepaskan diri dari pelukan Bara setelah Gabriel merasa puas.
Gabriel, harusnya lebih lama lagi minta peluknya. Daddy, kan, juga bahagia banget bisa peluk kalian berdua.
🥀🥀🥀
...Hem, modus terus aja Dad. Iya deh, puas puasin. Nanti balik sama aku lagi 🤣✌ Jangan lupa jejaknya 😘😘😘...
...****************...