follow Ig mom_tree_17, tik tok Mommytree17 💕
Lara gadis cantik berusia delapan belas tahun, tak menyangka rencana sang Ibu untuk menjebak kakak tiri mereka yang bernama Edgar agar tak menguasai seluruh kekayaan keluarga Collins justru menjadi boomerang bagi dirinya sendiri.
Dia terjebak satu malam panas bersama Edgar tanpa keduanya sadari, dan setelah kejadian malam itu keduanya berusaha untuk menutupi scandal tersebut, namun yang terjadi justru perasaan cinta mulai tumbuh dihati keduanya.
Hubungan yang tak seharusnya terjadi di antara keduanya, karena mereka bersaudara satu ayah walaupun beda ibu justru semakin rumit dengan benih yang mulai tumbuh di rahim Lara.
Lalu bagaimana akhirnya jika keluarga mereka mengetahui hubungan yang terjalin antara Edgar dan lara? Dan apa jadinya jika Scandal yang dilakukan Edgar dan Lara justru membongkar kisah masa lalu kedua orang tua mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 27
"Lara," Gavi menatap sekilas pada gadis yang duduk disampingnya. Gadis yang selama tiga tahun ini menjadi sahabat sekaligus gadis yang sangat ia cintai.
"Em..." Lara menjawab dengan singkat.
"Bisakah namaku tertulis di hatimu?" tanya Gavi dengan memberanikan diri. Ia tidak peduli cintanya akan di tolak atau diterima, tapi yang pasti ia akan berusaha untuk mendapatkan gadis itu.
"Untuk apa di hatiku? Jika ada tempat yang paling indah untuk menulis namamu."
"Really? Dimana?" Tanya Gavi dengan antusias.
"Di batu nisan." Kelakar Lara dengan tertawa.
"What?" Gavi yang terkejut sampai menginjak rem dengan mendadak. "Kau itu tega sekali."
Lara terus tertawa tanpa mempedulikan gerutuan Gavi, hingga akhirnya mobil yang mereka tumpangi sampai di sekolah.
*
*
Setelah pulang sekolah. Seperti yang sudah disepakati bersama untuk pergi ke puncak, Lara kini bersiap di parkiran menunggu teman-teman lainnya tanpa menyadari mobil yang mengikuti mereka sejak pagi tadi berada tidak jauh dari tempat Lara berada.
"Bagaimana, semua sudah kumpul?" tanya Gavi dengan bersemangat karena sudah tidak sabar menuju vila nya. Karena di tempat itu saat acara ulang tahunnya berlangsung ia akan mengatakan cintanya kembali pada Lara.
"Sudah, ayo kita berangkat." Ucap Revan sang ketua kelas sekaligus sahabat Gavi.
Mereka pun pergi dengan menggunakan beberapa mobil, namun saat mobil yang ditumpangi Lara dan Gavi keluar dari halaman sekolah, sebuah mobil mewah menghadang hingga membuat mobil yang dikendarai Gavi berhenti mendadak.
"Sial! Berani sekali dia menghalangi jalanan ku." Umpat Gavi sembari keluar dari dalam mobil.
Lara pun ikut turun karena takut terjadi sesuatu pada sahabat baiknya itu. Tapi langkah kakinya terhenti saat seorang pria yang sangat dikenalnya keluar dari dalam mobil yang menghadang mereka.
"Edgar.. " lirih Lara dengan tak percaya. Pria yang menghilang satu Minggu tanpa kabar berita itu kini berdiri tepat dihadapannya.
"Kita bertemu lagi," Bisik Edgar dengan menarik tangan Lara menuju mobilnya, tanpa mempedulikan sosok anak muda yang sejak tadi mengumpat.
"Hei, lepaskan Lara!" Gavin menarik tangan wanitanya.
Hingga posisi Lara kini berada di tengah-tengah Edgar dan Gavi, dengan ke-dua tangan yang sama-sama ditarik oleh kedua pria itu.
"Lepaskan dia!" Ucap Edgar dengan tegas dan tajam. Ia tidak suka tangan Lara disentuh oleh pria lain.
Oh ayolah, selama satu Minggu ia mengurus semua hal demi kepindahannya ke Jakarta, bukan untuk melihat tangan wanitanya di sentuh oleh pria lain.
"Kau yang lepaskan! Jangan macam-macam, apa kau tidak tahu siapa aku?" Gavi membusungkan dadanya sembari menatap sekitar, berharap teman-temannya ada yang datang membantu karena hari ini ia tidak dijaga oleh anggota Paspampres.
"Aku tidak tahu dan tidak ingin tahu." Edgar menarik Lara.
Gavi yang tak mau kehilangan Lara ikut menarik wanita itu, hingga terjadi saling tarik menarik dengan Lara yang ditengah-tengah kedua pria tampan itu.
"Jadi begini ya rasanya diperebutkan?" Seloroh Lara dengan tertawa terbahak-bahak.
Baik Edgar atau pun Gavi reflek melepaskan tangan Lara, karena suara tawa Lara yang mengerikan.
"Kenapa dilepas? Ayo tarik lagi?" Lara mengulurkan kedua tangannya pada Edgar dan Gavi.
"Lara Collins." Edgar dan Gavi mentoyor kepala Lara bersamaan.
"Ish, kalian ini." Gerutu Lara dengan kesal.
"Sudah jangan banyak tingkah, ayo!" Edgar kembali menarik tangan Lara. "Dan kau menyingkirlah aku akan membawa Adikku pulang."
"Adik?" Gavi mengerutkan keningnya.
"Iya, dia kakakku." Ucap Lara sebelum dibawa masuk kedalam mobil.
Gavi yang terkejut dan bingung, hanya diam saja dan tidak bisa berbuat apa-apa saat pria asing itu membawa Lara pergi.
Sementara itu Lara yang sudah berada di dalam mobil Edgar memilih menatap pada jalan sekitarnya, dari pada menatap kakak tirinya yang entah mengapa terlihat lebih tampan dari terakhir kali mereka bertemu.
"Loh, kita mau kemana?" tanya Lara saat jalanan yang dilewatinya bukan arah ke Mansion nya.
"Nanti kau akan tahu." Edgar tersenyum penuh arti.