NovelToon NovelToon
Penjara Cinta Sang Mafia

Penjara Cinta Sang Mafia

Status: tamat
Genre:Komedi / Tamat / Mafia / Konflik etika / Keluarga / Roman-Angst Mafia / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:68.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kolom langit

SIAPKAN KANEBO UNTUK MENYEKA AIR MATA!!!

"Manakah yang akan membunuhnya, siksaan suami atau penyakit mematikan?"

Demi menghindari perjodohan dengan seorang pria yang merupakan mafia, ia menjebak seorang montir dan memaksa menikahinya. Tanpa disadari olehnya, bahwa sang montir ternyata adalah bekas seorang bos mafia.

Bukannya bahagia, Naya malah mendapat perlakuan buruk dari sang suami. Mampukah Naya bertahan dengan siksaan Zian di tengah perjuangannya melawat maut akibat penyakit mematikan yang menggerogoti tubuhnya?




IG otor : Kolom Langit

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tolong aku

Sementara itu, di dalam sebuah ruangan, seorang pemuda tampak sedang melamun. Sudah beberapa jam pria itu memandangi layar ponselnya.

Evan, yang baru saja di beritahu oleh Rafli bahwa Naya berhenti bekerja menjadi galau. Dia bahkan tidak dapat berpikir dengan jernih.

Sudah puluhan kali dia menghubungi nomor telepon gadis pujaannya itu, namun tidak juga terhubung.

"Kau dimana, Naya... Kau tahu, tempat ini seperti mati tanpamu," gumam Evan.

Dia menyandarkan kepalanya di kursi kebesarannya, menutup mata, bayang-bayang Naya menari-nari di benaknya.

Apa yang kupikirkan? Aku jatuh cinta pada istri orang. Apa iya, aku harus jadi perebut istri orang... batin Evan.

Tidak lama kemudian, Rafli masuk ke ruangan itu dengan wajah panik.

"Evan, kita dalam masalah besar sekarang," kata Rafli dengan nada bergetar.

Evan membetulkan posisi duduknya, "Ada apa memangnya?"

Rafli lalu duduk di kursi berhadapan dengan Evan. Tampak wajahnya sangat khawatir.

"Besok kan ulang tahun Kia Group, dan kita tidak punya pemain piano. Aku sudah menerima uang muka dari Nona Anita untuk menyewa seorang penyanyi wanita."

"Kenapa kau sangat bingung? Suruh saja Lyla atau Carla untuk bernyanyi di sana!"

"Aku sudah menghubungi mereka, tapi mereka tidak bisa. Lagi pula Lyla dan Carla tidak bisa main piano."

Evan hanya mengedikkan bahunya, tidak peduli dengan Rafli yang sudah seperti kebakaran jenggot.

"Itu urusanmu," kata Evan dengan cueknya.

Rafli pun semakin pusing di buatnya, pasalnya tuan pemilik Kia Grup itu selalu menginginkan adanya pemain piano wanita dalam acara ulang tahun perusahaannya itu.

Rafli pun seketika teringat pada Naya. Yang kemarin baru saja menggantikan Lyla dan Carla bernyanyi saat ada acara di cafe itu.

"Aku tahu sekarang siapa yang bisa menyelamatkanku," kata Rafli dengan wajah berbinar.

Evan hanya mengerutkan alisnya mendengar ucapan Rafli, "Siapa?" tanya Evan.

"Naya..." ucapnya dengan mata berbinar, "benar, Naya bisa bermain piano dengan sangat baik, suaranya juga sangat merdu. Aku akan minta tolong dia," ucap Rafli yang kemudian mengeluarkan ponsel dari saku celananya.

"Nomor teleponnya tidak aktif, aku sudah ratusan kali mencobanya, tapi tidak terhubung," Evan memejamkan matanya sejenak, lalu menghela napas.

"Benarkah? Lalu aku harus bagaimana?" Rafli menggaruk kepalanya tanda frustasi, "Kau tahu dimana rumahnya, kan?"

"Tidak!" jawab Evan singkat.

"Kau kan dekat dengannya, mana mungkin kau tidak tahu?"

"Bukan dekat, tapi baru pendekatan... Dan Kau tahu, semalam Naya bilang padaku, dia sudah menikah," ucap Evan dengan wajah kecewanya, "Naya itu orang yang tertutup. Dia tidak suka urusan pribadinya di ketahui orang."

"Dimana aku harus mencarinya?"

Evan kemudian teringat lapangan tempat bertemu dengan Naya pertama kali, "Sebenarnya aku tahu dimana alamatnya, tapi aku tidak tahu yang mana rumahnya."

"Dimana?" tanya Rafli dengan penuh semangat.

"Ayo, ikut aku!"

Mereka pun segera menuju ke tempat Evan sering bertemu Naya.

****

Evan dan Rafli sedang duduk manis di atas mobil. Sudah lebih dari satu jam mereka menunggu Naya, namun gadis itu belum juga terlihat.

"Biasanya setiap sore dia lewat sini," kata Evan sambil memperhatikan jalanan.

"Kau yakin?"

"Aku pertama kali bertemu dengannya saat main bola di lapangan itu," kata Evan seraya menunjuk lapangan di depan sana.

Tidak lama kemudian, Evan melihat sosok Naya sedang berjalan seorang diri dari kaca spion mobilnya. Dia lalu memanggil Rafli.

"Itu dia, kau turunlah... Aku tunggu di sini," Evan lalu menutup kaca mobilnya agar tidak terlihat oleh Naya. Rafli pun segera turun dari mobil dan menghampiri Naya.

****

"Naya..." panggil Rafli.

Naya berbalik setelah mendengar suara seseorang memanggil namanya. Dia melihat Rafli sedang berjalan ke arahnya.

"Kau...?"

"Nay, bisa kita bicara sebentar?"

"Soal apa?"

"Sesuatu yang sangat penting," Rafli pun mengajak Naya bicara berdua di sebuah kursi panjang yang terdapat di sisi jalan itu.

"Ada apa? Kau tahu darimana aku tinggal di sekitar sini?"

"Itu tidak penting! Naya... aku benar-benar butuh bantuanmu. Bisakah kau menolongku?" ucap Rafli dengan wajah memelas.

"Apa yang bisa ku bantu?"

"Aku membutuhkanmu untuk satu malam saja Naya, aku akan membayarmu berapapun yang kau minta..."

Naya membelalakkan matanya mendengar ucapan Rafli. Gadis yang salah tanggap itu langsung emosi mendengar permintaan itu. Seketika dia berdiri lalu menampar Rafli dengan keras.

Evan yang sedang mengintip dari dalam mobil terlonjak kaget melihat Naya menampar Rafli. Sesaat kemudian, Evan terlihat mengulum bibirnya menahan tawa.

"Apa yang di katakan Si Bodoh itu pada Naya? Kenapa Naya langsung menamparnya?" gumam Evan seraya menahan tawa.

Dengan penuh emosi, Naya berteriak pada Rafli, "Enak saja! Kau pikir aku gadis bayaran? Aku tidak mau! Cari saja wanita lain!"

Naya akan bergegas meninggalkan laki-laki itu, namun pria itu berlutut di hadapannya.

"Bukan itu maksudku, Naya! Aku mohon, tolong aku, hanya kau yang bisa menolongku... Kalau tidak, tamatlah riwayatku!"

Naya mengerutkan alisnya, masih bingung ada apa dengan mantan bosnya itu, "Apa yang bisa ku bantu?"

Laki-laki itu kemudian berdiri, lalu mengajak Naya duduk di kursi kembali.

"Naya, apa kau tahu Kia Group ?" tanya laki-laki itu.

"Kia Group? gedung di sebelah, ya? Kenapa?"

"Besok malam adalah ulang tahun Kia Grup yang ke-4, mereka mengadakan acara untuk ulang tahun perusahaan. Tapi penyanyi yang sudah di rencanakan bernyanyi di sana berhalangan hadir. Aku tidak tahu harus mencari penyanyi dimana."

"Lalu apa hubungannya denganku?"

"Kemarin kau juga bernyanyi di cafe, dan suaramu sangat bagus. Kau bisa menggantikan posisi penyanyi di sana kan? Aku mohon. Aku akan bayar berapapun yang kau mau."

"Maaf, aku tidak bisa..." jawab Naya singkat.

"Tolonglah, Nay... Apa kau tahu, Tuan pemilik Kia Group itu sangat menakutkan. Dia tidak akan mengampuni siapapun yang melakukan kesalahan. Kalau besok malam tidak ada pemain piano, dia akan memenggal kepalaku,"

Naya terlonjak mendengar ucapan Rafli, mana ada orang segila itu yang akan membunuh orang hanya karena hal sepele.

"Jangan bercanda, mana ada orang seperti itu..."

"Kau tega aku di penggal, Nay?" tanya Rafli dengan menunjukkan wajah sedihnya.

Naya menjadi tidak tega mendengar Rafli yang terus memohon padanya.

"Aku benar-benar minta maaf, aku tidak bisa..."

Rafli pun beringsut, kembali berlutut di hadapan Naya, "Tolonglah aku, Nay... Tidak akan lama. Kau hanya menyanyikan satu lagu sambil main piano. Setelah itu, tugasmu beres."

Bagaimana ini? Kalau aku tidak membantunya, bagaimana kalau dia benar-benar di penggal oleh pemilik Kia Group itu. Aku rasa tidak masalah kalau aku membantunya. Aku akan coba minta izin dari Zianku.

"Baiklah, tapi aku ada satu syarat."

Wajah pria itupun langsung berbinar,"Katakanlah, aku akan penuhi apapun keinginanmu."

"Aku akan bermain piano, tapi aku ingin identitasku di rahasiakan. Kalau ada yang bertanya, bilang saja kau tidak tahu atau sebut nama lain saja. Setelah bermain piano, aku akan langsung pergi. Dan aku tidak mau di sorot media."

"Baiklah aku setuju, aku akan mengurusnya,"

Aku selamat! Paling tidak, Tuan Zildjian Azkara tidak akan memenggalku karena pemain pianonya gagal datang," batin Rafli.

"Tapi aku tidak punya gaun," ucap Naya kemudian.

"Kau tenang saja. Besok sore aku akan menjemputmu di rumahmu, aku yang akan menyiapkan semuanya. Kau siapkan saja satu lagu yang bagus. Terserah lagu apapun itu."

"Kita bertemu di sini saja besok sore,"

"Memangnya rumahmu dimana?" tanya Rafli penasaran.

"Kau tidak perlu tahu. Aku akan menunggumu di sini besok sore."

****

1
Asiana Tyas
Luar biasa
Linna_Naa^•^
ceritanya bagus thor sangat menghibur/Kiss//Kiss//Kiss/
Wulan Bahrain
Luar biasa
Sweet Girl
Pas... benget si Otor... sama gambar nya.
Wulan Bahrain
aku tuh baca novel ini udah 3 kali tapi tetal aja nangis
Linna_Naa^•^
ya ampun naya sempet2nya dandan/Sob/
Linna_Naa^•^
udah dong thor, kamarku kebanjiran nih/Sob//Sob//Sob/
Linna_Naa^•^
tissue ku sampe habis thor/Sob//Sob//Sob/
Linna_Naa^•^
/Sob//Sob//Sob/
Sweet Girl
Semoga aja ibunya Danis belum tidur.
Sweet Girl
aaou aaou....
Sweet Girl
Nasibmu Dimas....
Sweet Girl
kasihan Dimas Tor....
Sweet Girl
Ayo bobok Leee, Ndak pingin punya adik ta...??
Linna_Naa^•^
itu kia mu ziaaaannnnnnn/Curse/
Sweet Girl
Bwahahahaha saat hamilpun masih bisa mengancam.
Sweet Girl
bwahahahaha waspada Dim...
Sweet Girl
syukaaa
Sweet Girl
Sama Dimas di bawa ke Villa hutan biar aman🤣🤣🤣
Sweet Girl
kok bisa Alex benasin Rama?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!