NovelToon NovelToon
Idolaku

Idolaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Showbiz / Slice of Life
Popularitas:807
Nilai: 5
Nama Author: aisetsuna

mengagumi Idola, hingga jatuh cinta dan ternyata gayung itu bersambut.
bagaimana rasanya.???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisetsuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali Pulang

“aku sudah bisa bicara sejak dua minggu yang lalu. Aku memutuskan untuk tetap diam dan tidak bersuara karna aku merasa ada yang aneh dengan makanan yang di berikan kepadaku.” Yuan mulai bercerita.

Jimi dan Ian mengerutkan kening dan memicingkan mata mendengar penjelasan dari Yuan yang masih membingungkan.

“jangan potong penjelasannya.” ujar Meri saat tau Ian akan membuka mulut untuk bertanya.

“setiap aku memakan atau meminum semua yang di bawa Dio, aku merasa tenggorokanku panas, kering dan sakit. Sehingga keesokan harinya suaraku hilang, aku menyadari hal itu setelah beberapa hari aku memakan makanan yang di kirimkan oleh Dio, di hari berikutnya aku sengaja tidak memakan makanan itu. Aku hanya menyembunyikannya di bawah bantalku, dan ketika jadwal petugas kebersihan membersihkan kamar aku membuangnya.” lanjut Yuan.

Yuan meminum minumannya, kemudian kembali melanjutkan penjelasannya.

“setelah aku berhenti tidak mengkonsumsi apapun yang di bawanya, keesokan harinya aku tidak merasakan apapun dan perlahan tenggorokan dan pita suaraku mulai membaik. Hingga suatu hari aku mendengar dari Jeano bahwa Kai dan Alen akan datang, aku mengambil sedikit makanan dan membungkusnya dengan tisu kemudian menyimpannya di bawah bantal. Ketika mereka datang, aku memberikan sampel makanan itu kepada mereka.” jelas Yuan, kemudian memandang Meri.

Merasa di pandang, Meri kemudian menambahkan penjelasan kepada kedua lelaki itu.

“aku juga memberikan sample sup buah kepada mereka untuk lebih memastikan makanan mana yang di campurkan dengan sesuatu.” dengan semangat Meri menjelaskan.

“artinya Kai dan Alen sudah mengetahui hal ini.?” tanya Ian.

Yuan dan Meri menganggukan kepala secara bersamaan.

“apakah kau tidak percaya kepada kami dan lebih mempercayai mereka yang jauh di bandingkan kami yang berada di dekatmu.??” tanya Ian dengan sedikit sewot.

“bukan aku tidak percaya kepada kalian, tapi orang yang terlibat di sini adalah orang yang dekat dengan kita. Apalagi dia adalah teman Hyungga sejak kecil, apakah menurut kalian aku bisa menceritakan hal ini.? aku tidak mau kalian saling mencurigai dan saling menyalahkan. Apalagi kalian tau bagaimana sikap Hyungga kepadaku setelah aku membongkar keburukan Mitha kepada kalian.” jelas Yuan.

“lalu.?” tanya Jimi kemudian.

Sambil menghela nafas, Yuan melanjutkan.

“seminggu yang lalu, Alen mengirimkan hasil Lab kepadaku, dan hasilnya adalah.” Yuan berhenti menjelaskan dan terdiam.

“semua makanan yang di bawa hari itu mengandung Aconite dosis rendah.” sahut Meri.

Mereka semua terdiam selama beberapa menit, dalam keheningan itu Jimi mencari melalui ponselnya, apa itu Aconite. dan dia menjadi sangat geram dan marah ketika mengetahuinya.

(Aconite, racun ini dapat menyebabkan terganggunya fungsi jantung aritmia, yang menyebabkan korban mati lemas. Zat ini tidak berbau ataupun berasa.)

“sialan, jadi ini yang menyebabkan kau tidak kunjung sembuh.?” murka Jimi.

Ian mengambil ponsel dari tangan Jimi, dan membaca artikel yang tertera di layar ponsel.

“lalu sekarang, apa yang harus kita lakukan.?” tanya Jimi.

“apa rencana Alen dan Kai.?” tanya Ian kemudian.

“mereka akan mencari siapa dalang dari semua ini dan apa motive Dio melakukan hal ini kepadaku. Sangat tidak mungkin jika motifnya hanya karna dia gagal mencelakai Hyungga.” lanjut Yuan.

“untuk saat ini, kalian hanya perlu diam. Jangan melakukan apapun, jaga Yuan dengan baik dan jangan sampai hal seperti ini terjadi lagi.” ucap suara di seberang sana dari loud speaker ponsel Meri.

Ternyata saat mereka berjalan menuju bangku Gazebo, Meri mengirim pesan kepada Alen dan sedikit menceritakan apa yang sedang terjadi.

Alen meminta Meri Menghubunginya, saat Yuan sedang menjelaskan kepada Jimi dan Ian.

Jimi dan Ian memandang Meri dengan tatapan bertanya ‘sejak kapan kau menghubungi mereka.?’ tapi Meri hanya tersenyum meringis.

“apa rencana kalian.?” tanya Ian, sambil memandang ponsel Meri.

“malam ini aku akan terbang kesana, untuk sementara rahasiakan hal ini dari yang lain. Tunggu kami datang, aku akan menjelaskan apa rencanaku.” sambung Alen.

Mereka berempat hanya terdiam, kemudian sambungan telepon itu terputus.

“kau harus membayar tagihan ponselku saat kalian tiba di Vena, kau kira biaya panggilan international tidak mahal.” sungut Meri ke arah ponselnya, padahal dia tau yang di seberang sudah mematikan sambungannya.

Kemudaian memasukan kembali ponselnya ke dalam tas kecilnyaa.

Kemudaian memasukan kembali ponselnya ke dalam tas kecilnyaa.

Sejenak kemudian, mereka beranjak dari taman dan kembali menuju ke arah rumah.

Selama dalam perjalanan mereka hanya terdiam, sesekali suara notifikasi dari ponsel Meri yang berbunyi.

Dari mereka yang berada di rumah, menanyakan 'kenapa mereka berempat belum juga sampai apakah terjadi suatu.’

‘Kami sudah masuk jalanan komplek, tinggal beberapa meter lagi.’ ketik Meri pada pesan yang dikirimkan oleh Jonath kepadanya.

Saat memasuki rumah.

“SELAMAT KEMBALI KE RUMAH…..” tet tot tuet buuurrr….

Suara terompet dan taburan converti bertaburan di udara saat Yuan memasuki ruang tamu, kaget dan haru bercampur bahagia tampak di wajah Yuan ketika memasuki ruang tamu.

“hwaaaa, apa ini.?” ucapnya sedikit berteriak.

“selamat datang, ini adalah penyambutan kepulanganmu di keluarga kita kembali, setelah sebulan lebih kau berada di rumah sakit.” ucap Soni.

Di sambut tepuk tangan dan juga sorak kegembiraan dari mereka semua, baik dari para member, staff dan juga para manager mereka.

“kenapa kalian lama sekali.?” tanya Giyo saat berada di depan mereka berempat.

“niiih gadis satu ini berulah. Semua penghuni rumah sakit di berinya hadiah dan mengucapkan salam perpisahan, sudah seperti dia saja yang tiggal di rumah sakit selama ini.” jawab Jimi, sambil memandang ke arah Meri.

Jimi tidak memberikan jawaban yang jujur, karna perjanjiannya dengan kedua lelaki di seberang telepon tadi.

Ada pun yang jujur hanya tentang kelakuan Meri di rumah sakit.

Tiba tiba Dio datang dan menyodorkan beberapa kotak makanan ringan dan karangan bunga ke hadapan Yuan.

“selamat atas kesembuhan anda, dan selamat datang kembali.” ucapnya.

Yuan yang kaget tidak merespon ucapan Dio, hanya mengambil rangkaian bunga dari tangan Dio.

Meri dengan tanggap dan cepat mengambil kotak makanan dari tangan Dio.

“waaaah, ini camilan kesukaanku. Terima kasih Dio, kau benar benar perrhatian sekali.” ucap Meri.

“tapi itu untuk nona Yuan.” ucap Dio, yang kaget dengan sikap Meri.

“banyak makanan yang lain untuk dia, yang lebih menyehatkan. Yang ini boleh buat aku ya, itung itung imbalan karna sudah repot repot menjemput dia sejak di pagi hari. Boleh kan Yuan, yang ini buat aku.” ucap Meri dengan tatapan manja.

Dalam hati Meri mengumpat.

'Enak saja kau, Yuan baru sembuh kau sudah akan memberinya racun lagi. Jangan harap.!'

Ian segera mendorong kursi roda Yuan menuju tempat rekan rekan yang lain. Jimi menepuk pundak Dio sambil berucap.

“sudahlah relakan saja, siapa suruh kau bawa makanan enak di hadapannya.” sambil berlalu.

Dio hanya nyengir kuda, dalam hatinya dia marah dan mengumpat. Karna dia gagal memberikan makanan yang sudah dia ‘persiapkan’ untuk Yuan.

Sampai saat ini Dio tidak menyadari bahwa semua tindakannya sedang di waspadai oleh Ian dan Jimi karna perintah Alen.

Mereka hanya berpura pura tidak tahu apa apa.

Selama acara penyambutan berlangsung Meri, Ian dan Jimi selalu berada di sekitar Yuan. Tak sedetikpun mereka meninggalkan Yuan sendiri tanpa pengawasan, bahkan di tengah kakak kakaknya yang lain.

Hampir tengah malam acara berakhir, Yuan meminta ijin kepada semua orang yang masih ada di ruangan tersebut untuk kembali beristirahat, Yuan merasa tubuhnya benar benar lelah.

Jeano mendorong kursi roda Yuan, mengantarnya kembali ke kamar. Diikuti Meri yang berjalan di sampingnya, membawa kotak makanan yang di berikan Dio yang nantinya akan di serahkan ke Alen untuk di cek ke Lab.

Dan dia juga membawa beberapa camilan dari meja makan untuk camilannya di dalam kamar.

1
Astiteti Mawati
yg pemeran utama laki² dan perempuan ny siapa?
Graziela Lima
Membuat mata berkaca-kaca. 🥺
Phedra
Pengen langsung baca lagi!
Beatrix
Wah, ini baru karya yang bikin aku ngerasa terngiang-ngiang, keren banget thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!